Selawat Tarhim

Shalawat oleh Mahmud Khalil al-Hussary
Revisi sejak 6 Desember 2021 03.51 oleh Fiqih.ald (bicara | kontrib) (Fiqih.ald memindahkan halaman Salawat tarhim ke Salawat Tarhim: perbaikan kata menjadi kapital)

Shalawat Tarhim adalah sebuah lantunan shalawat dan pujian yang ditujukan kehadirat Nabi Muhammad SAW dan biasa dikumandangkan oleh masjid atau mushalla di Indonesia sesaat sebelum azan. Pada umumnya shalawat ini diperdengarkan sesaat sebelum azan subuh untuk memberikan aba-aba kepada muslim yang akan menunaikan shalat subuh sekaligus peringatan bagi muslim yang berpuasa untuk segera menyelesaikan sahur sebab akan memasuki waktu subuh atau imsak. Shalawat Tarhim diciptakan dan direkam oleh Syekh Mahmud Kholil Al Hussary pada 1959 dan pertama kali masuk Indonesia pada 1960 oleh Studio Lokananta dan disiarkan pertama kali oleh Radio Yasmara AM Surabaya.

Shalawat Tarhim
Pencipta Shalawat Tarhim
Bahasa resmi
Bahasa Arab
Pencipta
Mahmud Khalil Al-Hussary
Diciptakan pada
1959
Masuk Indonesia pada
1960
Dipopulerkan oleh
Radio Yasmara AM Surabaya

Sejarah

Shalawat Tarhim diciptakan dan dilantunkan pertama kali oleh Syekh Mahmud Kholil Al Hussary pada tahun 1959. Shalawat Tarhim ini memiliki durasi selama 06:12 dan dilantunkan oleh Syekh Mahmud dengan suara yang khas, lembut, tenang, namun bernyawa, sehingga membuat siapapun yang mendengarnya akan merasa tenang dan haru, terutama apabila diperdengarkan di waktu menjelang azan subuh.

Syekh Mahmud (lahir pada 1917 dan wafat pada 1980) adalah seorang qari yang sangat terkenal akan suara emasnya dan kefasihannya, hingga beliau disematkan gelar Al Maqari' (Gurunya Para Qari). Beliau telah menghafal Al Quran 30 Juz sejak usia 8 tahun dan hingga wafatnya beliau adalah ketua Jam'iyyatul Qurra, Kairo, Mesir dan sekaligus memiliki banyak sekali rekaman lantunan ayat Al Quran dengan berbagai model bacaan.

Shalawat Tarhim pertama kali ada di Indonesia pada tahun 1960 dan yang pertama kali memiliki piringan hitam Shalawat Tersebut adalah Studio Lokananta Solo. Namun tidak ada kepastian di mana Syekh Mahmud melakukan perekaman shalawat ini meskipun banyak yang berpendapat bahwa shalawat ini direkam di Lokananta, Solo. Setelah Lokananta memiliki piringan hitam yang berisikan Shalawat Tarhim ini, lantas rekaman dari piringan hitam tersebut digandakan untuk dikirim ke Radio Yasmara AM Surabaya agar disiarkan setiap menjelang azan subuh, dan dari sinilah lantunan Shalawat Tarhim mulai dikenal oleh seluruh masyarakat dan hingga sekarang shalawat ini identik dengan waktu menjelang azan lima waktu, terutama azan subuh. Hingga sekarangpun, Radio Yasmara AM Surabaya yang mengudara di 1152 kHz itu masih tetap menyiarkan lantunan Shalawat Tarhim setiap menjelang azan subuh.

Bacaan Shalawat Tarhim

Bacaan Latin Terjemah
اَلصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكْ As-sholaatu was-salaamu ‘alaik Shalawat dan salam kehadiratmu
يَاإمَامَ الْمُجَاهِدِيْنْ يَارَسُوْلَ اللهْ Yaa imaamal mujaahidiin, Yaa Rasuulallah Duhai pemimpin para pejuang, Ya Rasulallah
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكْ As-sholaatu was-salaamu ‘alaik Shalawat dan salam kehadiratmu
يَانَاصِرَ اْلهُدَى يَا خَيْرَ خَلْقِ اللهْ Yaa naashiral hudaa, Yaa Khoira Kholqillah Duhai penuntun petunjuk, wahai sebaik-baik ciptaan Allah
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكْ As-sholaatu was-salaamu ‘alaik Shalawat dan salam kehadiratmu
يَانَاصِرَ الْحَقِّ يَارَسُوْلَ اللهْ Yaa naashiral haqqi, Ya Rasuulallah Duhai pembela kebenaran, Ya Rasulallah
الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَيْكْ As-sholaatu was-salaamu ‘alaik Shalawat dan salam kehadiratmu
يَامَنْ اَسْرَى بِكَ الْمُهَيْمِنُ لَيْلًا نِلْتَ مَا نِلْتَ وَالأَنَامُ نِيَامُ Yaa man asro bikal muhaiminu lailan nilta maa nilta wal anaamu niyaamu Wahai yang memperjalankanmu di malam hari, Yang Maha Melindungi, engkau mendapati apa yang kau dapati saat semua manusia tidur
وَتَقَدَّمْتَ لِلصَّلَاةِ فَصَلَّى كُلُّ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاَنْتَ الْإِمَامُ Wa taqoddamta lish-sholaati fashollaa Kullu man fis-sama'i wa antal imaamu Di belakangmu saat shalat, semua turut melaksanakan shalat, ia semua adalah penghuni langit, dan engkau menjadi imam
وَاِلَى الْمُنْتَهَى رُفِعْتَ كَرِيْمًا وَ سَمِعْتَ النِّدَاءَ عَلَيْكَ السَّلَامُ Wa ilal muntahaa rufi’ta kariiman wa sami’tan nidaa'a ‘alaikas salaamu Engkau dinaikkan ke Sidratul Muntaha dengan mulia dan engkau mendengar suara ucapan salam atasmu
يَا كَرِمَ الْأَخْلَاقْ يَارَسُوْلَ اللهْ Yaa kariimal akhlaaq, Ya Rasuulallah Duhai yang paling mulia akhaknya, Ya Rasulallah
صَلىَ اللهُ عَلَيْكْ وَ عَلىَ آلِكَ وَ اَصْحَابِكَ أجْمَعِيْنَ Shallallaahu ‘alaika, wa ‘alaa âlika wa ashhaabika ajma’in Shalawat kehadiratmu, kepada keluargamu, dan kepada para sahabatmu sekalian.

Referensi

Pranala luar