Budaya pemerkosaan adalah sebuah konsep sosiologi untuk keadaan dimana pemerkosaan dianggap wajar dan normal karena sikap masyarakat terhadap gender dan seksualitas.[1][2] Budaya tersebut dipakai untuk menyebut dan menjelaskan perilaku dalam kelompok-kelompok sosial, yang meliputi pemerkosaan penjara dan di wilayah-wilayah konflik dimana pemerkosaan perang dipakai sebagai senjata psikologi.[3][4][5][6][7] Budaya tersebut diasosiasikan dengan fantasi pemerkosaan dan pornografi pemerkosaan.

Tingkat pemerkosaan (laporan polisi) per 100.000 populasi, 2010–2012

Referensi

  1. ^ Olfman, Sharna (2009). The Sexualization of Childhood. ABC-CLIO. hlm. 9. 
  2. ^ Flintoft, Rebecca (October 2001). John Nicoletti; Sally Spencer-Thomas; Christopher M. Bollinger, ed. Violence Goes to College: The Authoritative Guide to Prevention and Intervention. Charles C Thomas. hlm. 134. ISBN 978-0398071912. 
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama leaderu
  4. ^ Rozee, Patricia. "Resisting a Rape Culture". Rape Resistance. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 January 2013. Diakses tanggal 11 January 2012. 
  5. ^ Steffes, Micah (January 2008). "The American Rape Culture". High Plains Reader. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 November 2012. Diakses tanggal 11 January 2012. 
  6. ^ Maitse, Teboho (1998). "Political change, rape, and pornography in postapartheid South Africa". Gender & Development. 6 (3): 55–59. doi:10.1080/741922834. ISSN 1355-2074. PMID 12294413. 
  7. ^ Baxi, Upendra (August 2002). "The Second Gujarat Catastrophe". Economic and Political Weekly. 37 (34): 3519–3531. JSTOR 4412519. 

Bacaan tambahan