Gangguan kepribadian obsesif kompulsif

Gangguan kepribadian obsesif kompulsif (OCPD) merupakan gangguan kepribadian yang ditandai dengan adanya obsesi dan kompulsi. Para penyintas gangguan kepribadian ini pikirannya dipenuhi olehleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan dia dipaksa untuk melakukan hal tertentu secarra berulang sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.[1]

Penyebab

Berikut adalah penyebab gangguan kepribadian obsesif.

  1. Genetik
  2. Organik
  3. Kepribadian
  4. Berkaitan dengan pengalaman di masa lalu
  5. Berkaitan dengan riwayat depresi dan gangguan kecemasan sebelumnya
  6. Konflik hidup[2]

Ciri-ciri umum

  1. Gangguan kepribadian ini ditandai dengan obsesi yang berlebihan terhadap suatu aturan sehingga apapun yang ia lakukan harus sesuai dengan instruksi yang ada di buku panduan karena ia yakin bahwa jika melewatkan instruksi hal sekecil apapun maka sesuatu hal yang ia lakukan menjadi tidak sempurna.
  2. Seseorang dengan OCPD memiliki perhatian pada detail dan kebutuhan mereka untuk menjadi sempurna dalam setiap aspek. Oleh karena itu, ia yang memiliki OCPD dikatakan sebagai seseorang yang perfeksionis.
  3. Seseorang dengan OCPD biasanya sulit mengambil keputusan dan melakukan tugas sekalipun itu merupakan tugas kecil. Ia seringkali memikirkan hal-hal sepele sehingga banyak waktu terbuang sia-sia.
  4. Seseorang penderita OCPD cenderung tidak membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai. Ia akan menimbun semua barang itu karena berpikir bahwa tidak ada barang yang tidak bisa dipakai.
  5. Seseorang dengan OCPD akan sering mengkritik atau “mengoreksi” orang lain yang sedang melakukan tugas dengan cara yang berbeda dengan caranya sendiri, meskipun mungkin sebenarnya cara lain itu tidak menciptakan hasil yang berbeda atau justru lebih efektif. Ia tidak menyukai pendapat orang lain yang berbeda mengenai cara melakukan sesuatu, dan akan bereaksi dengan terkejut dan marah jika hal ini terjadi.
  6. Seseorang dengan OCPD cenderung akan kecewa jika orang lain tidak sependapat dengannya karena sifatnya yang terlalu mengontrol.
  7. Sifat perfeksionisnya juga berpengaruh pada urusan pekerjaannya, ia tidak mudah mempercayakan suatu pekerjaan kepada orang lain karena takut pekerjaan tersebut terdapat kesalahan.[3]

Referensi

  1. ^ "Jurnal Ocd | PDF". Scribd. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  2. ^ Asrori, Moh Mizan (2018-07-24). "Terapi Islam dan gangguan obsesif-kompulsif: studi kasus penerapan terapi rukiah di Cenlecen Pasongsongan Sumenep" (dalam bahasa Inggris). UIN Sunan Ampel Surabaya. 
  3. ^ "Cara Mengenali Gangguan Kepribadian Obsesif Kompulsif". wikiHow. Diakses tanggal 2021-12-06.