Bias

kecenderungan untuk menyajikan atau mempertahankan perspektif parsial

Bias adalah sebuah penyajian bahan yang dipenuhi prasangka. Ia juga berarti kesalahan yang konsisten dalam memperkirakan sebuah nilai. Bias juga diartikan bobot yang tidak proporsional mendukung atau menentang ide atau hal yang biasanya dilakukan dengan cara berpikiran tertutup, merugikan, atau tidak adil. Bias dapat berupa bawaan atau dipelajari. Orang dapat mengembangkan bias untuk atau terhadap individu, kelompok, atau keyakinan.[1]

Interpretasi dari pola sembarang yang terbentuk oleh kawah di bulan. Sebuah contoh sederhana mengenai penilaian pribadi manusia tentang pola dan bentuk.

Definisi

Secara etimologi

Menurut KKBI, kata bias (bi-as) berarti simpangan. Dalam ilmu fisika, berarti belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening yang lain (seperti cahaya yang menembus kaca, bayangan yang berada dalam air).[2][3] Menurut Oxford Dictionary, bias diarti prasangka yang mendukung atau menentang satu hal, orang, atau kelompok dibandingkan dengan yang lain, biasanya dengan metode yang dianggap tidak adil.[4]

Secara istilah, bias adalah penyimpangan dalam berpikir yang cenderung mengalami kesalahan. Kondisi tersebut secara perlahan akan mempengaruhi penilaian dan keputusan seorang individu saat hendak memutuskan sesuatu hal.[5]

Bidang sains dan teknik

Dalam bidang sains dan teknik, bias adalah kesalahan sistematis. Bias statistik dihasilkan dari pengambilan sampel populasi yang tidak adil, atau dari proses estimasi yang rerata tidak memberikan hasil yang akurat.[6]

Jenis

Bias kognitif

Bias kognitif dapat secara langsung mempengaruhi seseorang saat memutuskan pilihan.[5] Sebuah bias kognitif adalah kesalahan dalam berpikir, menilai, mengingat, atau proses kognitif yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.[7] Dapat pula diartikan sebuah pola penyimpangan dari standar dalam pertimbangan, di mana inferensi bisa terjadi secara tidak wajar.[8] Orang-orang membuat "realitas sosial subjektif" mereka berdasarkan persepsi mereka,[9] pandangan dunia mereka bisa menentukan tingkah laku mereka.[10] Karena itu, bias kognitif bisa menyebabkan penyimpangan persepsi, pertimbangan yang tidak tepat, penafsiran yang tidak logis, atau yang sering disebut keirasionalan.[11][12][13] Akan tetapi sebagian bias kognitif bisa dibuat menjadi adaptif, dan bisa menyebabkan keberhasilan dalam situasi yang tepat.[14] Selain itu, bias kognitif bisa membantu memilih pilihan yang lebih cepat ketika kecepatan lebih penting dari ketepatan.[15] Bias kognitif lain adalah "produk sampingan" dari keterbatasan kemampuan manusia memproses informasi,[16] terjadi karena ketiadaan gejala mental yang tepat, atau hanya dari keterbatasan manusia dalam pemprosesan informasi.[17] Menurut Howard J. Ross (2014) dalam bukunya yang berjudul “Everyday Bias”, dikatakan bahwa bias yang terjadi pada individu dapat dipengaruhi oleh pola asumsi bawah sadar yang telah diserap sepanjang hidup.[18] Misalnya, Setelah pasien dirawat, mereka mungkin berinteraksi dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk kemudian menentukan situasi mereka.[19]Bias kognitif dikategorikan kedalam 9 jenis yakni Observer-actor, Anchoring, Attentional, Availability heuristic, Confirmation, False consensus effect, Functional fixedness, Halo effect danThe Dunning-Kruger Effect.

Bias Aktor-Pengamat

Bias Aktor-Pengamat (Observer-Actor Bias) adalah bias yang dibuat seseorang ketika membentuk atribusi tentang perilaku orang lain atau diri mereka sendiri tergantung pada apakah mereka seorang aktor atau pengamat dalam suatu situasi.[20]

Bias Penahan

Bias Penahan (Anchoring Bias) adalah bias yang terjadi ketika seseorang berperilaku terlalu bergantung pada informasi pertama yang didapat atau dipelajari.[21]

Bias Ketersediaan Heuristik

Bias Ketersediaan Heuristik (Availability Heuristic Bias) adalah bias yang terjadi ketika seseorang berperilaku hanya didasarkan pada innformasi yang telah disediakan di memori saja dan mengabaikan informasi penting lainnya.[22]

Bias Konfirmasi

Bias Konfirmasi (Confirmation bias) adalah kecenderungan orang untuk mendukung suatu informasi.[23] Informasi yang ditegaskan ialah dicari, ditafsirkan, dan diingat sedemikian rupa sehingga secara sistematis menghambat kemungkinan bahwa hipotesis dapat ditolak.[24] Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari, menafsirkan, mendukung, dan mengingat informasi dengan cara yang menegaskan keyakinan atau hipotesis seseorang dengan memberikan sedikit perhatian yang tidak proporsional pada informasi yang bertentangan. [25] Contohnya, manusia paling sering setuju dengan beberapa yang sependapat dengannya dikarenakan efeknya lebih kuat untuk masalah yang bermuatan emosional dan untuk keyakinan yang mengakar kuat tanpa menafsirkan bukti yang tidak jelas sebagai pendukung posisi mereka yang ada.[23] Bias konfirmasi berkontribusi pada terlalu percaya diri dalam keyakinan pribadi sehingga dapat mempertahankan atau memperkuat keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan. Keputusan yang buruk karena bias ini telah ditemukan dalam konteks politik dan organisasi.[26]

Konflik kepentingan

Sebuah konflik kepentingan adalah apabila seseorang atau sebuah asosiasi memiliki kepentingan yang bersinggungan (keuangan, pribadi, dan lain-lain) yang berpotensi korup. Konflik tersebut tidak harus terdiri dari perbuatan yang buruk, konflik tersebut bisa ditemukan dan dipadamkan sebelum terjadi korupsi atau kemunculan korupsi. "Sebuah konflik kepentingan adalah sebuah kumpulan keadaan yang menyebabkan risiko pertimbangan atau perbuatan profesional mengenai kepentingan primer secara tidak semestinya dipengaruhi oleh sebuah kepentingan sekunder".[27] Konflik ada bila keadaan dianggap memberikan bahaya bahwa pilihan bisa secara tidak semestinya dipengaruhi oleh kepentingan lain.[28]

Sumber

Sumber-sumber bias dibagi dibagi beberapa yakni bias seleksi, bias Informasi dan confounding.[29]

Bias seleksi

Bias seleksi merupakan bias yang bersumber dari kesalahan dalam proses seleksi atau keikutsertaan dalam suatu subyek penelitian. Misalnya, kesalahan dalam pemilihan sampel.

Bias Informasi

Bias Informasi merupakan bias yang bersumber dari kesalahan dalam proses pengumpulan data (proses data tidak tepat).[29] Misalnya, kesalahan saat pengukuran variabel menggunakan alat yang tidak dikalibrasi atau berupa kesalahan saat menilai variabel dikarenakan menggunakan kuesioner yang tidak cocok.

Confounding

Confounding (atau sering kali dikenal sebagai perancu) merupakan bias yang bersumber dari proses pencampuran efek pajanan utama terhadap efek dari dampak risiko luar lainnya atau adanya variabel pengganggu yang digunakan sebagai perancu pada saat analisis yang bahkan tidak menggunakan metode yang tidak diperhitungkan.[29]

Arah

Arah bias dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni over estimasi dan under estimasi.[30]

Over estimasi

Over estimasi merupakan kesalahan hasil estimasi menjauhi nilai null atau nilai yang didapat dari hasil penelitian lebih tinggi atau dilebih-lebihkan dari hasil pandangan pengamat sebenarnya.

Under estimasi

Under estimasi merupakan kesalahan hasil estimasi mendekati nilai null atau nilai yang didapat dari hasil penelitian lebih rendah dari hasil sebenarnya di populasi.

Pranala luar

Referensi

  1. ^ Steinbock, Bonnie (1978). "Speciesism and the Idea of Equality" (PDF). Journal of Philosophy (dalam bahasa Inggris). 53 (204): 247–256. doi:10.1017/S0031819100016582. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  2. ^ "Bias". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses tanggal 2021-12-01. 
  3. ^ Untara, Wahyu (2014). Kamus Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Yogyakarta: IndonesiaTera. hlm. 67. ISBN 9797752194. 
  4. ^ Putri, Arum S. (2020). "Apa Itu Bias?". www.kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  5. ^ a b Anggraini, Mutia (2021). "Bias Adalah Prasangka Terhadap Keputusan, Ketahui Jenis-jenisnya". www.merdeka.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  6. ^ Drake, Jess (2018). Introduction to Logic (dalam bahasa Inggris). United Kingdom: ED-Tech Press. hlm. 136. ISBN 978-1-83947-421-7. 
  7. ^ Fung, Fun Man (2020). "Cara menghadapi bias kognitif yang hadir selama pandemi COVID-19". theconversation.com. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  8. ^ Haselton, M. G., Nettle, D., & Andrews, P. W. (2005). The evolution of cognitive bias. In D. M. Buss (Ed.), The Handbook of Evolutionary Psychology: Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc. hlm. 724–746. 
  9. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality. Hove and New York: Psychology Press. hlm. 2. 
  10. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality. Hove and New York: Psychology Press. 
  11. ^ Kahneman, D.; Tversky, A. (1972). "Subjective probability: A judgment of representativeness". Cognitive Psychology. 3 (3): 430–454. doi:10.1016/0010-0285(72)90016-3. 
  12. ^ Baron, J. (2007). Thinking and Deciding (4th ed.). New York, NY: Cambridge University Press.
  13. ^ Ariely, D. (2008). Predictably Irrational: The Hidden Forces That Shape Our Decisions. New York, NY: HarperCollins.
  14. ^ For instance: Gigerenzer, G. & Goldstein, D. G. (1996). "Reasoning the fast and frugal way: Models of bounded rationality". Psychological Review. 103 (4): 650–669. doi:10.1037/0033-295X.103.4.650. PMID 8888650. 
  15. ^ Tversky, A., & Kahneman, D. (1974). "Judgement under uncertainty: Heuristics and biases". Science. 185 (4157): 1124–1131. doi:10.1126/science.185.4157.1124. PMID 17835457. 
  16. ^ Haselton, M. G., Nettle, D., & Andrews, P. W. (2005). The evolution of cognitive bias. In D. M. Buss (Ed.), The Handbook of Evolutionary Psychology: Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc. hlm. 724–746. 
  17. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality. Hove and New York: Psychology Press. 
  18. ^ Ross, Howard J. Ross (2014). Everyday Bias (PDF) (dalam bahasa Inggris). New York,London: Rowman & Littlefield. hlm. 92. ISBN 9781442230835. 
  19. ^ Ross, Howard J. Ross (2014). Everyday Bias (PDF) (dalam bahasa Inggris). New York,London: Rowman & Littlefield. hlm. 93. ISBN 9781442230835. 
  20. ^ Jones, Edward E. (1972). Attribution: perceiving the causes of behavior (dalam bahasa Inggris). Morristown: General Learning Press. hlm. 88. ISBN 978-0-382-25026-2. 
  21. ^ Permana, Bayu Galih (2021). "Efek Bias Kognitif dalam Pengambilan Keputusan dan Cara Mencegahnya". sehatq.com. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  22. ^ Hartono, Jogiyanto (2019). Kajian Topik-topik Mutakhir dan Agenda Riset ke Depan. Yogyakarta: ANDI. hlm. 104. ISBN 9789792999006. 
  23. ^ a b Putra, Alfonsus Adi (2021). "23 Bias Kognitif yang Pengaruhi Proses Pengambilan Keputusaan". idntimes.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  24. ^ Pohl, Rüdiger F. (2005). Cognitive Illusions: A Handbook on Fallacies and Biases in Thinking, Judgement and Memory (dalam bahasa Inggris). USA,Kanada: Psychology Press. hlm. 79. ISBN 9781841693514. 
  25. ^ Plous, Scott (1993). The Psychology of Judgment and Decision Making (1st Edition) (dalam bahasa Inggris). Amerika: McGraw-Hill Education. hlm. 233. ISBN 9780070504776. 
  26. ^ Nickerson, Raymond S. (1998). "Confirmation Bias: A Ubiquitous Phenomenon in Many Guises". General Psychology. 2 (2): 175–220. doi:10.1037/1089-2680.2.2.175. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  27. ^ Lo, Bernard; Field, Marilyn J. (2009). Conflict of Interest in Medical Research, Education, and Practice. Washington DC: National Academies Press. ISBN 978-0-309-13188-9. 
  28. ^ Cain, D.M.; Detsky, A.S. (2008). "Everyone's a Little Bit Biased (Even Physicians)". JAMA. 299 (24): 2893–289. doi:10.1001/jama.299.24.2893. 
  29. ^ a b c Thomas, Lauren (2020). "Understanding confounding variables". www.scribbr.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-05. 
  30. ^ Masam, Ken (1990). "Perception of where a person is looking: Overestimation and underestimation of gaze direction". Tohoku Psychologica Folia. 49: 33. Diakses tanggal 2021-12-03.