Pencurian identitas

Revisi sejak 7 Desember 2021 11.10 oleh Muhamri (bicara | kontrib)

Pencurian identitas (Shoulder surfers dan Dumpster divers; ungkapan baru Bahasa Inggris) sejenis artinya dengan peniru identitas di mana seseorang merasa tidak mampu menjadi dirinya sendiri hingga dia ingin menjadi orang lain yang dia idolakan atau mencuri identitas orang lain untuk meraih keuntungan pribadi. Pencurian identitas dilakukan ketika dia mulai putus asa dengan dirinya sendiri. Pencurian identitas dilakukan tatkala seseorang merasa sangat depresi pada dunianya dan lingkungannya sehingga tak ada cara lain dengan menjadi pencuri identitas.

terjadi ketika seseorang menggunakan informasi pengenal pribadi orang lain, seperti nama, nomor pengenal, atau nomor kartu kredit , tanpa izin mereka, untuk melakukan penipuan atau kejahatan lainnya. Istilah pencurian identitas diciptakan pada tahun 1964.[1] Sejak saat itu, definisi pencurian identitas telah ditetapkan secara hukum di seluruh Inggris dan Amerika Serikatsebagai pencurian informasi identitas pribadi. Pencurian identitas dengan sengaja menggunakan identitas orang lain sebagai metode untuk mendapatkan keuntungan finansial atau memperoleh kredit dan keuntungan lainnya,[2][3] dan mungkin menyebabkan kerugian atau kerugian orang lain. Orang yang identitasnya dicuri dapat menderita akibat yang merugikan,[4] terutama jika mereka dimintai pertanggungjawaban palsu atas tindakan pelaku. Informasi pengenal pribadi umumnya mencakup nama seseorang, tanggal lahir, nomor jaminan sosial, nomor SIM, nomor rekening bank atau kartu kredit, PIN , tanda tangan elektronik , sidik jari, kata sandi , atau informasi lain apa pun yang dapat digunakan untuk mengakses keuangan seseorang.[5]

Arti Pencurian Identitas

Pencurian Identitas dalam Arti Sempit

Pencurian identitas dalam arti sempit berarti bahwa seseorang mengambil suatu kartu pengenal/segala jenis pengenal milik orang lain untuk kemudian dia gunakan pada dirinya sendiri sebagai identitas pengenal orang yang dicuri tersebut.[6] Saat ini pencurian identitas yang terjadi banyak dilakukan karena motif yang beragam, dimulai dari kepentingan untuk mencapai tujuan ekonomi yang mereka inginkan, penipuan, sampai sekadar melampiaskan motif dendam semata dengan cara merusak imej orang tersebut.

Pencurian Identitas dalam Arti Luas

Pencurian identitas dalam arti luas berarti bahwa seseorang telah menjadi sangat depresi atau mengalami gangguan kejiwaan (psikopat) dengan meniru atau mencuri identitas orang lain yang dia ingat, benci, atau sukai. Pencurian identitas sangat merugikan karena orang yang dicuri identitasnya mungkin citranya akan buruk di mata orang lain.

Tujuan

Pencurian identitas terjadi ketika suatu pihak memperoleh, mentransfer, memiliki, atau menggunakan informasi pribadi seseorang atau hukum dengan cara yang tidak sah, dengan maksud untuk melakukan penipuan atau kejahatan,[7] seperti meminjam uang, menarik rekening tabungan, atau melakukan tindakan kriminal dengan identitas palsu tersebut.[8] Identitas yang diambil dapat berupa nomor jaminan keamanan sosial, nama ibu, dan tanggal lahir.[9] Selama tujuh tahun berturut-turut sejak 2012, pencurian identitas merupakan yang terbanyak dengan jumlah 36% atau 2466.035.[10] Tindakan ini telah berkembang pesat di internet. File kartu kredit adalah sasaran utama para hacker situs web.[11]

Jenis

Sumber seperti Pusat Sumber Daya Pencurian Identitas Nirlaba[12] membagi pencurian identitas menjadi lima kategori:

  • Pencurian identitas kriminal (berpura-pura sebagai orang lain ketika ditangkap karena kejahatan)
  • Pencurian identitas keuangan (menggunakan identitas orang lain untuk mendapatkan kredit, barang, dan jasa)
  • Kloning identitas (menggunakan informasi orang lain untuk mengasumsikan identitasnya dalam kehidupan sehari-hari)
  • Pencurian identitas medis (menggunakan identitas orang lain untuk mendapatkan perawatan medis atau obat-obatan)
  • Pencurian identitas anak.

Pencurian identitas dapat digunakan untuk memfasilitasi atau mendanai kejahatan lain termasuk imigrasi ilegal, terorisme, phishing, dan spionase . Ada kasus kloning identitas untuk menyerang sistem pembayaran, termasuk pemrosesan kartu kredit online dan asuransi kesehatan.[13]

Referensi

  1. ^ "Oxford English Dictionary online". Oxford University Press. September 2007. Diakses tanggal 27 September 2010. 
  2. ^ Synthetic ID Theft Cyber Space Times Diarsipkan 9 October 2015 di Wayback Machine.
  3. ^ Hoofnagle, Chris Jay (13 March 2007). "Identity Theft: Making the Known Unknowns Known". SSRN 969441 . 
  4. ^ Drew Armstrong (13 September 2017). "My Three Years in Identity Theft Hell". Bloomberg.com. Bloomberg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 September 2017. Diakses tanggal 20 September 2017. 
  5. ^ See, e.g., "Wisconsin Statutes, Sec. 943.201. Unauthorized use of an individual's personal identifying information or documents". Wisconsin State Legislature. Diakses tanggal 19 July 2017. 
  6. ^ "Fake ID Materials & Elements: 2021 Upgrade & Updates - Topfakeid.com". Buy Scannable Fake ID - Premium Fake IDs (dalam bahasa Inggris). 2021-04-14. Diakses tanggal 2021-08-09. 
  7. ^ Sinaga, Anita Sindar (2020). Keamanan Komputer. Solok: Insan Cendekia Mandiri. hlm. 79. ISBN 9786236719848. 
  8. ^ Madura, Jeff (2007). Pengantar Bisnis (Edisi 4). Jakarta: Salemba. hlm. 551. ISBN 9789796914159. 
  9. ^ Canton, James (2009). The Extreme Future: 10 Tren Utama yang Membentuk Ulang Dunia 20 Tahun ke Depan. Jakarta: Alvabet. hlm. 302. ISBN 9789793064727. 
  10. ^ Supancana, Ida Bagus Rahmadi (2019). Berbagai Perspektif Harmonisasi Hukum Nasional dan Hukum Internasional. Jakarta: Penerbit Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta. hlm. 146. ISBN 9786025526817. 
  11. ^ Laudon, Kenneth C. (2007). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba. hlm. 379. ISBN 9789796914487. 
  12. ^ "Identity Theft Resource Center website". idtheftcenter.org. 
  13. ^ "Medical Identity Theft: What to Do if You are a Victim (or are concerned about it)". , World Privacy Forum