Bias

kecenderungan untuk menyajikan atau mempertahankan perspektif parsial

Bias adalah sebuah penyajian bahan yang dipenuhi prasangka. Ia juga berarti kesalahan yang konsisten dalam memperkirakan sebuah nilai. Bias juga diartikan bobot yang tidak proporsional mendukung atau menentang ide atau hal yang biasanya dilakukan dengan cara berpikiran tertutup, merugikan, atau tidak adil. Bias dapat dikaitkan pada ketidaksukaan atau kesukaan, saling bertentangan atau saling mendukung seseorang atau suatu gagasan.[1] Bias dapat pula berupa bawaan atau dipelajari. Orang dapat mengembangkan bias untuk atau terhadap individu, kelompok, atau keyakinan.[2]

Interpretasi dari pola sembarang yang terbentuk oleh kawah di bulan. Sebuah contoh sederhana mengenai penilaian pribadi manusia tentang pola dan bentuk.

Definisi

Secara etimologi

Menurut KKBI, kata bias (bi-as) berarti simpangan. Dalam ilmu fisika, berarti belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening yang lain (seperti cahaya yang menembus kaca, bayangan yang berada dalam air).[3][4] Kamus Psikologi APA mengartikan bias adalah keberpihakan berbentuk sebuah kecenderungan dalam menentang sesuatu.[5] Menurut Oxford Dictionary, bias diarti prasangka yang mendukung atau menentang satu hal, orang, atau kelompok dibandingkan dengan yang lain, biasanya dengan metode yang dianggap tidak adil.[1]

Secara istilah, bias adalah penyimpangan dalam berpikir yang cenderung mengalami kesalahan. Kondisi tersebut secara perlahan akan mempengaruhi penilaian dan keputusan seorang individu saat hendak memutuskan sesuatu hal.[6]

Bidang sains dan teknik

Dalam bidang sains dan teknik, bias adalah kesalahan sistematis. Bias statistik dihasilkan dari pengambilan sampel populasi yang tidak adil, atau dari proses estimasi yang rerata tidak memberikan hasil yang akurat.[7]

Jenis

Bias kognitif

Bias kognitif dapat secara langsung mempengaruhi seseorang saat memutuskan pilihan.[6] Sebuah bias kognitif adalah kesalahan dalam berpikir, menilai, mengingat, atau proses kognitif yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan.[8] Dapat pula diartikan sebuah pola penyimpangan dari standar dalam pertimbangan, di mana inferensi bisa terjadi secara tidak wajar.[9] Pola penyimpanan terhadap persepsi dengan konstruksi realitas sosial yang bukan tujuannya input tapi dalam menentukan perilaku dalam dunia sosial yang kompleks.[10] proses kognitif yang terlibat ketika individu membangun realitas subjektif didasarkan persepsi, hal inilah yang disebut sebagai bentuk irasionalitas[11] Karena itu, bias kognitif bisa menyebabkan penyimpangan persepsi, pertimbangan yang tidak tepat, penafsiran yang tidak logis, atau bentuk irasionalitas lainnya.[12][13][14] Akan tetapi sebagian bias kognitif bisa dibuat menjadi adaptif, dan bisa menyebabkan keberhasilan dalam situasi yang tepat.[15] Selain itu, bias kognitif bisa membantu memilih pilihan yang lebih cepat ketika kecepatan lebih penting dari ketepatan.[16] Bias kognitif juga mampu membantu dalam keterbatasan kemampuan manusia memproses informasi,[17] atau menyatakan bahwa individu, terutama ketika berada di bawah tekanan waktu atau dihadapkan dengan situasi yang luar biasa kompleks akan berusaha untuk menyederhanakan proses kognitif.[18] Menurut Howard J. Ross (2014) dalam bukunya yang berjudul “Everyday Bias”, dikatakan bahwa bias yang terjadi pada individu dapat dipengaruhi oleh pola asumsi bawah sadar yang telah diserap sepanjang hidup.[19] Misalnya, Setelah pasien dirawat, mereka mungkin berinteraksi dengan dokter atau profesional kesehatan lainnya untuk kemudian menentukan situasi mereka.[20]Bias kognitif dikategorikan kedalam 9 jenis yakni Observer-actor, Anchoring, Attentional, Availability heuristic, Confirmation, False consensus effect, Functional fixedness, Halo effect dan The Dunning-Kruger Effect.[21]

Bias Aktor-Pengamat

Bias Aktor-Pengamat (Observer-Actor Bias) adalah bias kognitif berupa harapan, keyakinan, atau preferensi pribadi apa pun dari seorang peneliti yang secara tidak sengaja memengaruhi rekamannya selama studi observasional.[22] Observer-Actor Bias juga adalah bias yang dibuat seseorang ketika membentuk atribusi tentang perilaku orang lain atau diri mereka sendiri tergantung pada apakah mereka seorang aktor atau pengamat dalam suatu situasi.[23]

Bias Penahan/Jangkar

Bias Penahan (Anchoring Bias) adalah bias kognitif dengan kecenderungan yang membentuk persepsi atau membuat penilaian kuantitatif di bawah kondisi ketidakpastian, agar memberikan bobot yang berlebihan pada nilai awal atau jangkar dengan didasarkan pada informasi pertama yang diterima atau penilaian awal seseorang dan tidak cukup mengubah jangkar dalam keterangan informasi setelahnya.[24] Anchoring Bias juga dapat diartikan bias yang terjadi ketika seseorang berperilaku terlalu bergantung pada informasi pertama yang didapat atau dipelajari.[21]

Bias Penuh Perhatian

Bias Penuh Perhatian (Attentional Bias) adalah bias yang kecenderungannya fokus perhatian individu pada saat tertentu yang mungkin meliputi internal (yaitu, memperhatikan isyarat kognitif, emosional, atau rasa sakit) atau eksternal (yaitu, memperhatikan isyarat lingkungan).[25] Bias perhatian juga adalah kecenderungan untuk memprioritaskan pemrosesan jenis-jenis rangsangan tertentu atas orang lain. Pada saat tertentu,indra individu dapat merasakan rangsangan yang tak terhitung jumlahnya di lingkungan terdekat.[26]

Bias Ketersediaan Heuristik

Bias Ketersediaan Heuristik (Availability Heuristic Bias) adalah bias kognitif dengan strategi umum untuk membuat penilaian keterkaitan terhadap kemungkinan terjadinya yang mana penilaian individu didasarkan pada arti penting informasi yang disimpan dalam ingatannya tentang jenis peristiwa tertentu.[27] Availability Heuristic Bias juga diartikan sebagai bias kognitif yang terjadi ketika seseorang berperilaku hanya didasarkan pada informasi yang telah disediakan di memori saja dan mengabaikan informasi penting lainnya.[28]

Bias Konfirmasi

Bias Konfirmasi (Confirmation Bias) adalah kecenderungan orang untuk mendukung suatu informasi.[29] Informasi yang ditegaskan ialah dicari, ditafsirkan, dan diingat sedemikian rupa sehingga secara sistematis menghambat kemungkinan bahwa hipotesis dapat ditolak.[30] Bias konfirmasi adalah kecenderungan untuk mencari, menafsirkan, mendukung, dan mengingat informasi dengan cara yang menegaskan keyakinan atau hipotesis seseorang dengan memberikan sedikit perhatian yang tidak proporsional pada informasi yang bertentangan. [31] Contohnya, manusia paling sering setuju dengan beberapa yang sependapat dengannya dikarenakan efeknya lebih kuat untuk masalah yang bermuatan emosional dan untuk keyakinan yang mengakar kuat tanpa menafsirkan bukti yang tidak jelas sebagai pendukung posisi mereka yang ada.[29] Bias konfirmasi berkontribusi pada terlalu percaya diri dalam keyakinan pribadi sehingga dapat mempertahankan atau memperkuat keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan. Keputusan yang buruk karena bias ini telah ditemukan dalam konteks politik dan organisasi.[32]

Bias Konsensus Palsu

Bias Konsensus Palsu (False Consensus Effect) adalah bias kognitif dengan kecenderungan untuk menganggap bahwa pendapat, keyakinan, atribut dimana perilaku seseorang lebih banyak dibagikan daripada yang sebenarnya terjadi.[33]

Bias Kekukuhan Fungsional

Bias Kekukuhan Fungsional (Functional Fixedness) adalah bias kognitif dengan kecenderungan untuk memahami suatu objek hanya dalam hal penggunaan yang paling umum. Misalnya, orang umumnya menganggap kotak kardus sebagai wadah, sehingga menghalangi mereka dari kemungkinan membalik kotak untuk digunakan sebagai platform untuk meletakkan benda contohnya berupa buku.[34]

Efek halo

Efek halo (Halo Effect) adalah bias kognitif dimana penilaian di mana evaluasi umum (biasanya positif) dari seseorang, atau evaluasi seseorang pada dimensi tertentu, mempengaruhi penilaian orang tersebut pada dimensi spesifik lainnya.[35] Misalnya, seseorang yang umumnya disukai mungkin dinilai lebih cerdas, kompeten, dan jujur ​​daripada dirinya yang sebenarnya.

 
Grafik Ilustrasi Efek Dunning-Kruger

Efek Dunning-Kruger

Efek Dunning-Kruger (The Dunning-Kruger Effect) adalah bias kognitif di mana seseorang berperilaku keliru dalam menilai kemampuan yang dimiliki pada dirinya sendiri atau kecenderungan seseorang merasa bahwa kemampuan yang dimiliki jauh lebih tinggi dari yang sebenarnya.[36]

Konflik kepentingan

Sebuah konflik kepentingan (conflict of interest) adalah apabila seseorang atau sebuah organisasi yang memiliki kepentingan yang bersinggungan baik itu keuangan, pribadi, dan lain-lain yang memiliki berpotensi korupsi. Konflik tersebut tidak harus terdiri dari perbuatan yang buruk, konflik tersebut bisa ditemukan dan dipadamkan sebelum terjadi korupsi atau kemunculan korupsi. Menurut Kamus Psikologi APA, konflik kepentingan didefinisikan sebagai suatu keadaan ketidaksesuaian di antara berbagai kepentingan dan motivasi individu atau kelompok, terutama ketika minat dan tanggung jawab profesional tidak sesuai dengan motif dan tujuan pribadi.[37] Konflik kepentingan menurut Michael McDonald diartikan sebagai suatu situasi dimana seseorang yang meliputi petugas publik, seorang pegawai, atau seorang profesional, memiliki kepentingan privat atau pribadi dengan mempengaruhi tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas kantornya atau organisasinya.[38] Sebuah konflik kepentingan adalah sebuah kumpulan keadaan yang menyebabkan risiko pertimbangan atau perbuatan profesional mengenai kepentingan primer secara tidak semestinya dipengaruhi oleh sebuah kepentingan sekunder".[39] Konflik ada bila keadaan dianggap memberikan bahaya bahwa pilihan bisa secara tidak semestinya dipengaruhi oleh kepentingan lain.[40]

Konflik kepentingan dalam istilah penyuapan

Suap adalah tindakan berupa pemberian uang, barang, atau imbalan dalam bentuk lain untuk mempengaruhi perilaku penerima. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), penyuapan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyuap atau menyuapkan.[41] Suap sering kali dianggap secara prinsip, yaitu gratifikasi disebabkan perbedaan hanya terletak pada ada tidaknya kesepakatan, suap dapat terjadi dengan ada kesepakatan dan gratifikasi terjadi tanpa kesepakatan.[42] Dalam kamus hukum Black's Law Dictionary, penyuapan diartikan sebagai tindakan menawarkan, memberikan, menerima, atau meminta nilai dari suatu barang untuk mempengaruhi tindakan pegawai lembaga atau sejenisnya yang bertanggung jawab atas kebijakan umum atau peraturan hukum.[43] Ekspektasi kapan transaksi moneter tepat dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain.[44] Sumbangan kampanye politik dalam bentuk uang tunai dianggap sebagai tindak pidana suap di beberapa negara tapi di Amerika Serikat melonggarkan pembatasan dana kampanye dengan syarat harus mematuhi undang-undang keuangan kampanye yang telah menjadi isu politik yang kontroversial sejak awal berdirinya.[45]

Konflik kepentingan dalam istilah kroniisme

Kedudukan yang ditentukan dari suatu pembahasan yang tercipta dari hubungan kekeluargaan tanpa komptensi teknis melainkan non-teknis, hal inilah yang disebit kroniisme (cronyism). Dapat diartikan suatu bias yang kejadian dapat diekspresikan dalam evaluasi orang lain, dalam alokasi sumber daya, dan dalam banyak cara lainnya atau praktik dengan kecenderungan memihak dalam penunjukan kedudukan dan kemudahan lain kepada teman atau rekan dekat, khususnya dalam bidang politik di antara para politisi dengan pihak pendukung.[46][47]

Sumber

Sumber-sumber bias dibagi dibagi beberapa yakni bias seleksi, bias Informasi dan confounding.[48]

Bias seleksi

Bias seleksi merupakan bias yang bersumber dari kesalahan dalam proses seleksi atau keikutsertaan dalam suatu subyek penelitian. Misalnya, kesalahan dalam pemilihan sampel.

Bias Informasi

Bias Informasi merupakan bias yang bersumber dari kesalahan dalam proses pengumpulan data (proses data tidak tepat).[48] Misalnya, kesalahan saat pengukuran variabel menggunakan alat yang tidak dikalibrasi atau berupa kesalahan saat menilai variabel dikarenakan menggunakan kuesioner yang tidak cocok.

Confounding

Confounding (atau sering kali dikenal sebagai perancu) merupakan bias yang bersumber dari proses pencampuran efek pajanan utama terhadap efek dari dampak risiko luar lainnya atau adanya variabel pengganggu yang digunakan sebagai perancu pada saat analisis yang bahkan tidak menggunakan metode yang tidak diperhitungkan.[48]

Arah

Arah bias dapat dikelompokkan menjadi 2 yakni over estimasi dan under estimasi.[49]

Over estimasi

Over estimasi merupakan kesalahan hasil estimasi menjauhi nilai null atau nilai yang didapat dari hasil penelitian lebih tinggi atau dilebih-lebihkan dari hasil pandangan pengamat sebenarnya.[49] Dapat pula mencerminakan sebagai bias stabilitas dalam ingatan manusia yaitu, kegagalan untuk menghargai sejauh mana ingatan dapat berubah seiring waktu.[50]

Under estimasi

Under estimasi merupakan kesalahan hasil estimasi mendekati nilai null atau nilai yang didapat dari hasil penelitian lebih rendah dari hasil sebenarnya di populasi.[49] Manusia sering kali melakukan kesalahan dengan meremehkan efek pengaruh eksternal pada memori, termasuk bagaimana informasi dipelajari dan bagaimana itu akan diuji.[50]

Pranala luar

Referensi

  1. ^ a b Putri, Arum S. (2020). "Apa Itu Bias?". www.kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  2. ^ Steinbock, Bonnie (1978). "Speciesism and the Idea of Equality" (PDF). Journal of Philosophy (dalam bahasa Inggris). 53 (204): 247–256. doi:10.1017/S0031819100016582. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  3. ^ "Bias". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses tanggal 2021-12-01. 
  4. ^ Untara, Wahyu (2014). Kamus Bahasa Indonesia Edisi Revisi. Yogyakarta: IndonesiaTera. hlm. 67. ISBN 9797752194. 
  5. ^ "Bias". APA Dictionary of Psychology. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  6. ^ a b Anggraini, Mutia (2021). "Bias Adalah Prasangka Terhadap Keputusan, Ketahui Jenis-jenisnya". www.merdeka.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  7. ^ Drake, Jess (2018). Introduction to Logic (dalam bahasa Inggris). United Kingdom: ED-Tech Press. hlm. 136. ISBN 978-1-83947-421-7. 
  8. ^ Fung, Fun Man (2020). "Cara menghadapi bias kognitif yang hadir selama pandemi COVID-19". theconversation.com. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  9. ^ Haselton, M. G., Nettle, D., & Andrews, P. W. (2005). The Evolution of Cognitive Bias (PDF) (dalam bahasa Inggris). Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc. hlm. 724–746. 
  10. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality (dalam bahasa Inggris). New York: Psychology Press. hlm. 2. ISBN 978-0-86377-829-2. 
  11. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality (dalam bahasa Inggris). New York: Psychology Press. hlm. 3. ISBN 978-0-86377-829-2. 
  12. ^ Kahneman, D.; Tversky, A. (1972). "Subjective probability: A judgment of representativeness". Cognitive Psychology (dalam bahasa Inggris). 3 (3): 430–454. doi:10.1016/0010-0285(72)90016-3. 
  13. ^ Baron, Jonathan (2007). Thinking and deciding (dalam bahasa Inggris). New York: Cambridge University Press. hlm. 74. ISBN 9780511464874. 
  14. ^ Ariely, Dan (2008). Predictably Irrational: The Hidden Forces That Shape Our Decisions (dalam bahasa Inggris). New York: HarperCollins. hlm. 240. ISBN 9780061353239. 
  15. ^ Gigerenzer, G. & Goldstein, D. G. (1996). "Reasoning the fast and frugal way: Models of bounded rationality" (PDF). Psychological Review. 103 (4): 650–669. doi:10.1037/0033-295X.103.4.650. PMID 8888650. 
  16. ^ Tversky, A., & Kahneman, D. (1974). "Judgement under uncertainty: Heuristics and biases". Science (dalam bahasa Inggris). 185 (4157): 1124–1131. doi:10.1126/science.185.4157.1124. PMID 17835457. 
  17. ^ Haselton, M. G., Nettle, D., & Andrews, P. W. (2005). The evolution of cognitive bias. In D. M. Buss (Ed.), The Handbook of Evolutionary Psychology: Hoboken, NJ, US: John Wiley & Sons Inc. hlm. 724–746. 
  18. ^ Bless, H., Fiedler, K., & Strack, F. (2004). Social cognition: How individuals construct social reality (dalam bahasa Inggris). New York: Psychology Press. hlm. 5. ISBN 978-0-86377-829-2. 
  19. ^ Ross, Howard J. Ross (2014). Everyday Bias (PDF) (dalam bahasa Inggris). New York,London: Rowman & Littlefield. hlm. 92. ISBN 9781442230835. 
  20. ^ Ross, Howard J. Ross (2014). Everyday Bias (PDF) (dalam bahasa Inggris). New York,London: Rowman & Littlefield. hlm. 93. ISBN 9781442230835. 
  21. ^ a b Permana, Bayu Galih Permana (2021). "Efek Bias Kognitif dalam Pengambilan Keputusan dan Cara Mencegahnya". sehatq.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  22. ^ APA Dictionary of Psychology. "Observer Bias". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  23. ^ Jones, Edward E. (1972). Attribution: perceiving the causes of behavior (dalam bahasa Inggris). Morristown: General Learning Press. hlm. 88. ISBN 978-0-382-25026-2. 
  24. ^ APA Dictionary of Psychology. "Anchoring Bias". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  25. ^ APA Dictionary of Psychology. "Attentional Focus". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  26. ^ Azriel, Omer; Bar-Haim, Yair (2020). Attention bias. In J. S. Abramowitz & S. M. Blakey (Eds.) (PDF) (dalam bahasa Inggris). American Psychological Association: Clinical handbook of fear and anxiety: Maintenance processes and treatment mechanisms. hlm. 203. doi:10.1037/0000150-012. 
  27. ^ APA Dictionary of Psychology. "Availability Heuristic". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  28. ^ Hartono, Jogiyanto (2019). Kajian Topik-topik Mutakhir dan Agenda Riset ke Depan. Yogyakarta: ANDI. hlm. 104. ISBN 9789792999006. 
  29. ^ a b Putra, Alfonsus Adi (2021). "23 Bias Kognitif yang Pengaruhi Proses Pengambilan Keputusaan". idntimes.com. Diakses tanggal 2021-12-01. 
  30. ^ Pohl, Rüdiger F. (2005). Cognitive Illusions: A Handbook on Fallacies and Biases in Thinking, Judgement and Memory (dalam bahasa Inggris). USA,Kanada: Psychology Press. hlm. 79. ISBN 9781841693514. 
  31. ^ Plous, Scott (1993). The Psychology of Judgment and Decision Making (1st Edition) (dalam bahasa Inggris). Amerika: McGraw-Hill Education. hlm. 233. ISBN 9780070504776. 
  32. ^ Nickerson, Raymond S. (1998). "Confirmation Bias: A Ubiquitous Phenomenon in Many Guises". General Psychology. 2 (2): 175–220. doi:10.1037/1089-2680.2.2.175. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  33. ^ APA Dictionary of Psychology. "False-consensus effect". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  34. ^ APA Dictionary of Psychology. "Functional Fixedness". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  35. ^ APA Dictionary of Psychology. "Halo Effect". dictionary.apa.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-06. 
  36. ^ Horo, Bulan Tamara (2018). "Dunning-Kruger Effect: Alasan Kenapa Orang Merasa Paling Baik". ruangguru.com. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  37. ^ "Conflict of Interest". APA Dictionary of Psychology. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  38. ^ MacDonald, Chris; McDonald, Michael; Norman, Wayne (2002). "Charitable Conflicts of Interest". Journal of Business Ethics (dalam bahasa Inggris). 39: 68. doi:10.1023/a:1016379900781. Diakses tanggal 2021-12-06. 
  39. ^ Lo, Bernard; Field, Marilyn J. (2009). Conflict of Interest in Medical Research, Education, and Practice (dalam bahasa Inggris). Washington DC: National Academies Press. ISBN 978-0-309-13188-9. 
  40. ^ Cain, D.M.; Detsky, A.S. (2008). "Everyone's a Little Bit Biased (Even Physicians)". JAMA (dalam bahasa Inggris). 299 (24): 2893–289. doi:10.1001/jama.299.24.2893. 
  41. ^ "Suap". Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Diakses tanggal 2021-12-08. 
  42. ^ Biro Humas, Hukum dan Kerjasama. "Gratifikasi dan Suap, Apa sih Bedanya?". kemenkumham.go.id. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  43. ^ What is BRIBERY?, Black's Law Dictionary, diakses tanggal 2021-12-08 
  44. ^ Warjiyo, Perry (2004). Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Di Indonesia (PDF). Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan (PPSK) BI. hlm. 6. ISBN 979-3363-10-X. 
  45. ^ National Geographic Indonesia. "Ingin Tahu Politik Uang di Amerika Serikat?". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  46. ^ Kleden, Ignas. "Nepotisme, Kroniisme, Dinasti". nasional.kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  47. ^ "Cronyism". dictionary.com. Diakses tanggal 2021-12-08. 
  48. ^ a b c Thomas, Lauren (2020). "Understanding confounding variables". www.scribbr.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-05. 
  49. ^ a b c Masam, Ken (1990). "Perception of where a person is looking: Overestimation and underestimation of gaze direction". Tohoku Psychologica Folia. 49: 33. Diakses tanggal 2021-12-03. 
  50. ^ a b Kornell, Nate (2009). "A stability bias in human memory: Overestimating remembering and underestimating learning". Journal of Experimental Psychology: General (dalam bahasa Inggris). 138 (4): 450. doi:10.1037/a0017350. Diakses tanggal 2021-12-06.