Pak Kasur
Soerjono atau biasa dipanggil Pak Kasur (26 Juli 1912 – 26 Juni 1992) adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia. Ia juga memandu acara Taman Indria di TVRI stasiun pusat Jakarta. Namanya berasal dari julukan "Kak Soer" yang biasa digunakan oleh anak buahnya di Gerakan Kepanduan. Nama ini lama-lama berubah menjadi "Kasur" dan "Pak Kasur". Istrinya Ibu Kasur (Sandiah) juga memandu acara itu.
Pak Kasur | |
---|---|
Lahir | Soerjono 26 Juli 1912 Purbalingga, Jawa Tengah, Hindia Belanda |
Meninggal | 26 Juni 1992 | (umur 79)
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Pak Kasur |
Dikenal atas | Pencipta lagu anak-anak |
Suami/istri | Sandiah |
Anak | Sursantio, Suryaningdiah, Suryo Prabowo, Suryo Prasojo, dan Suryo Pranoto. |
Ia mulai menjadi guru di HIS Ardjoena School, Bantul, Yogyakarta. Kemudian ia melanjutkan pendidikan di HIK, Bandung. Setelah Indonesia merdeka ia mengasuh acara anak-anak di RRI, dan menciptakan beberapa lagu seperti Naik Delman, Bangun, Sepedaku, Kebunku, dan lain-lain.
Ia juga sempat menjadi Sekretaris Badan Sensor Film.
Dunia Pendidikan Anak
Melihat anak-anak bermain di halaman rumah, membuat Pak Kasur[1] mempunyai ide untuk membangun sekolah. Di Jalan Haji Agus Salim No. 60, Pak Kasur membangun Taman Pemuda, Taman Putra, dan Taman Indria yang masing-masing secara berurutan menerima anak SMA, SD dan SMP, serta balita.
Pak Kasur berfokus di menyanyi, menari, menulis, membaca puisi, menggambar dan mewarnai, hingga menonton film untuk mengasah kreativitas anak-anak. Di lembaga pendidikan ini juga, Pak Kasur tak memungut biaya untuk anak-anak. Mereka bahkan diberikan makan dan minum sebagai ganti biaya transportasi mereka. Sesekali mereka juga diajak bertamasya ke Puncak, tanpa dipungut biaya.
Pada 1962, Pak Kasur bersama anak-anak asuhnya di lembaga pendidikannya tampil di siaran “Taman Indria” di TVRI.
Sementara itu, Pak Kasur dan Bu Kasur mendirikan TK Mini di Jakarta pada 1965. TK ini kemudian melebarkan sayap dengan membuka cabang di berbagai wilayah. Bisa dibilang, keduanya adalah tokoh pelopor pendidikan prasekolah di Indonesia.
Sayangnya, Pak Kasur kurang mendapatkan apresiasi dari pemerintah karena pada akhir hayatnya, 26 Juni 1992 hanya menerima hanya menerima penghargaan Tokoh Pencinta Anak Indonesia dari Yayasan Mutiara Indonesia pada 27 Juli 1986.
Lagu Anak-anak
Pak Kasur tercatat menciptakan sekitar 200 lagu diciptakannya, termasuk lagu-lagu yang ditulisnya saat menjadi Duta Cendrawasih pada Februari–Mei 1964.
Pak Kasur dikenal mampu menciptakan lagu yang memberikan pelajaran untuk anak. Dalam lirik-lirik yang diciptakan Pak Kasur, secara tak sadar, anak-anak sudah belajar banyak hal.
Lagu “Dua Mata Saya”, melalui lagu ini Pak Kasur berusaha mengenalkan anak-anak dengan anggota tubuhnya. Anak-anak diajari menyanyi “Dua Mata Saya” memegang bagian tubuh yang disebut dalam lirik lagu tersebut. Buat anak-anak balita, cara ini cukup efektif memberi pemahaman sederhana soal anggota tubuh.
Pak Kasur juga mengajak anak-anak mencintai makhluk hidup dengan membuat lagu “Kebunku”. Dalam lagu tersebut, ada saran untuk menyayangi tumbuhan dengan menyiram bunga setiap hari agar tumbuh dengan indah. Dalam lagu tersebut, anak-anak belajar soal warna dan nama-nama bunga.
Dalam lagu “Bangun Tidur”, Pak Kasur mengajarkan anak-anak untuk melakukan kegiatan yang terstruktur setelah bangun tidur: mandi, menyikat gigi, hingga membantu ibu membereskan kamar. Lirik-liriknya sederhana, namun mengena dan bahkan mudah diingat dan melekat hingga seorang anak tumbuh dewasa.
Lihat pula
- ^ Muhammad Fatwa, Agung (23 Desember 2019). "Pak Kasur: Cerdik Mendidik Generasi Cilik". Validnews.id. Diakses tanggal 2021-12-09.
- ^ "Pak Kasur: Cerdik Mendidik Generasi Cilik". Validnews.id. Diakses tanggal 2021-12-09.