Stasiun Purwakarta

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 11 Desember 2021 15.34 oleh Fakultatif (bicara | kontrib) (Penambahan huruf pada Nomor perjalanan KA Argo Parahyangan 44(A))

Stasiun Purwakarta (PWK) adalah stasiun kereta api kelas I yang terletak di Nagritengah, Purwakarta, Purwakarta. Stasiun yang terletak pada ketinggian +84 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini lokasinya sangat dekat dengan kantor bupati Purwakarta yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki.

Stasiun Purwakarta
C B Kereta Api Indonesia
LW10

Stasiun Purwakarta tampak depan, Februari 2021
Lokasi
Koordinat6°33′20″S 107°26′55″E / 6.55556°S 107.44861°E / -6.55556; 107.44861
Ketinggian+84 m
Operator
Letak
km 103+070 lintas JakartaJatinegara
Cikampek–Purwakarta–Padalarang[1]
Jumlah peron3
Jumlah jalur6
  • jalur 1: sepur lurus jalur ganda arah Bandung
  • jalur 2: sepur lurus jalur ganda arah Jakarta serta jalur tunggal dari dan ke Bandung
LayananArgo Parahyangan (layanan terbatas arah Bandung di KA 44A), Harina, Ciremai, Pangandaran, Baturraden Ekspres, Serayu, Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta, Lokal Bandung Raya (dari Cicalengka), dan Lokal Cibatu/Simandra
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiI[2]
Sejarah
Dibuka27 Desember 1902
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 237: Jalur tidak dikenal "Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta".
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Purwakarta
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20100622.02.000822
Tanggal SK2010
PemilikPT Kereta Api Indonesia
PengelolaPT Kereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sejarah

 
Stasiun Purwakarta, dengan sekelompok prajurit TNI, 10 Februari 1948

Jalur kereta api Cikampek–Purwakarta diresmikan pada tanggal 27 Desember 1902, dan sampai di Padalarang pada tanggal 2 Mei 1906. Dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), jalur-jalur tersebut dibangun untuk memangkas waktu tempuh perjalanan kereta api Jakarta–Bandung. SS sangat mengandalkan jalur ini untuk kereta-kereta api ekspres. Bila dibandingkan dengan lewat Cianjur, SS membangun jalur ini untuk pengguna jasa yang ingin cepat sampai di Bandung.[3]

Kereta api yang dijalankan di lintas tersebut diberi nama Vlugge Vier ("Cepat 4"), menggambarkan keandalan, ketangguhan, dan kecepatan kereta api ini menantang medan terjal di jalur tersebut. Stasiun ini menjadi salah satu titik pergantian lokomotif uap karena adanya peralihan medan terjal berkelok-kelok dengan medan datar. Titik pergantian lokomotif lainnya juga ada di Stasiun Padalarang.

Dulu terdapat percabangan menuju ke Depo Pertamina dan Bendungan Jatiluhur yang hanya digunakan ketika pembangunannya saja. Percabangan tersebut dikhususkan untuk membawa turbin air yang diturunkan dari kapal melalui Stasiun Tanjung Priok. Kini hanya menyisakan sebagian kecil saja, termasuk jembatan dan perlintasan sebidang. Kini jalurnya terbengkalai,[4]

Bangunan dan tata letak

Stasiun ini memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus jalur ganda dari arah Jakarta serta jalur 2 merupakan sepur lurus jalur ganda ke arah Jakarta maupun jalur tunggal dari dan menuju Bandung. Jalur ganda parsial tersebut diinisiasi pada awal 2002 dan selesai tahun 2004.[5]

Hingga pertengahan 1980-an saat kejayaan lokomotif uap meredup, Stasiun Purwakarta adalah tempat pergantian lokomotif bagi kereta api dari Jakarta menuju Bandung. Lokomotif lintas datar yang menarik kereta api tersebut dari Jakarta diganti dengan lokomotif mallet yang lebih cocok untuk daerah pegunungan.[4] Oleh karena itu, Stasiun Purwakarta didukung depo lokomotif yang cukup besar meski bangunan utama stasiunnya relatif kecil. Depo lokomotif itu tidak beroperasi kemungkinan setelah pengafkiran massal lokomotif uap. Namun, sehubungan dengan rencana pengoperasian kembali depo tersebut, bangunan depo sudah direnovasi.

Stasiun ini menjadi "tempat peristirahatan terakhir" bagi seluruh kereta rel listrik ekonomi non-AC yang pernah beroperasi di lintas Jabodetabek sejak dihapuskannya KRL non-AC tanggal 25 Juli 2013.[6] Di sini terdapat KRL Rheostatik, BN-Holec, dan Hitachi.[7] Tidak ketinggalan, sisa gerbong KRL AC seri Tōyō Rapid 1000, Tokyo Metro 5000, lokomotif diesel hidraulis, dan rangkaian kereta api konservasi milik PT KAI juga dikirim ke sini. Sejumlah KRL yang dibesituakan ini dijual, dikilokan, atau dihancurkan dan kemudian dihapus dari daftar sarana yang dimiliki PT KAI/KCI.[8][9]

Tempat perucatan KRL lainnya ada di Stasiun Cikaum, yaitu tempat perucatan KRL Eksekutif AC milik PT KAI yang diimpor atau diproduksi sebelum tahun 2009 serta KRL milik PT KAI/KCI yang tidak diperpanjang masa pakainya.[10]

Pada budaya populer

Lokasi pengafkiran kereta di Stasiun Purwakarta menjadi lokasi syuting film Surat Cinta untuk Starla yang diadaptasi dari lagu berjudul sama karya Virgoun.[11]

Larangan dokumentasi

Dengan banyaknya foto beredar di Instagram, stasiun ini menjadi salah satu tempat yang cukup kontroversial bagi fotografer dan railfans yang masih baru atau berpengalaman karena peron stasun, emplasemen, beserta tempat pengafkiran kereta api merupakan area terlarang untuk dokumentasi seperti di Stasiun Tanjung Priuk.[12]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Jalur lintas utara
Kelas campuran
Jalur lintas selatan
Kelas eksekutif
Kelas ekonomi

Lokal

Persilangan, papasan, dan persusulan

No. KA Tiba Berangkat No. KA Tiba Berangkat
Kereta api Walahar Ekspres/Lokal Purwakarta
Tujuan Cikarang Tujuan Purwakarta
383 - 05.05 384 07.23 -
385 09.00 386 08.41
387 13.10 388 13.02
389 14.45 390 17.06
391 17.45 392 20.31
Kereta api Lokal Bandung Raya
Cicalengka–Purwakarta
477 01.02 -
Kereta api Lokal Cibatu/Simandra
Tujuan Purwakarta Tujuan Cibatu
441 16.44 - 448 - 03.55
442 17.30

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ a b Tim Telaga Bakti Nusantara.; Asosiasi Perkeretaapian Indonesia. (1997-). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980. 
  5. ^ "Rel Kereta Api Ganda di Purwakarta Mulai Dibangun Maret 2002". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2003-07-22. Diakses tanggal 2020-06-02. 
  6. ^ "Jauh dari Kata Seram, Begini 7 Penampakan Kuburan Kereta di Stasiun Purwakarta". Tribun Travel. Diakses tanggal 2019-03-01. 
  7. ^ Fadhli, Faris (Juni 2014). "Djoko Lelono dan New Marcopolo: Tinggal Kenangan". Majalah KA. 95: 18–19. 
  8. ^ Mediatama, Grahanusa (2018-10-04). "KAI akan jual 143 gerbong bekas KRL di Purwakarta". kontan.co.id. Diakses tanggal 2019-03-01. 
  9. ^ Sulistyo, Bayu Tri (2018-12-31). "Selamat Tinggal Tumpukan KRL Ekonomi di Purwakarta". Railway Enthusiast Digest. Diakses tanggal 2019-03-01. 
  10. ^ "Rangkaian KRL Tidak Terpakai Mulai Dibesituakan". www.re-digest.web.id. Diakses tanggal 2018-03-01. 
  11. ^ "Kuburan Kereta di Stasiun Purwakarta yang Instagrammable". Tribun Jabar. Diakses tanggal 2020-07-22. 
  12. ^ Ramdhani, G. (2019-11-13). "Spot Foto Unik dan Menarik di Stasiun Purwakarta yang Wajib Kamu Cobain". liputan6.com. Diakses tanggal 2020-07-22. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Sadang
menuju Cikampek
Cikampek–Padalarang Ciganea
menuju Padalarang

6°33′10″S 107°26′47″E / 6.5527886°S 107.4463964°E / -6.5527886; 107.4463964{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman