Abraham Lunggana

politikus Indonesia
Revisi sejak 14 Desember 2021 07.02 oleh 116.206.13.84 (bicara)

H. Abraham Lunggana, S.H. atau lebih populer dengan julukan Haji Lulung (24 Juli 1959 – 14 Desember 2021)[3] adalah seorang politikus Indonesia yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk daerah pemilihan DKI Jakarta III (Kepulauan Seribu, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara) sejak 2019 hingga 2021 di Komisi VII. Sebelumnya, ia merupakan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta sejak tahun 2014 hingga pengunduran dirinya pada 2018. Selain berpolitik, Haji Lulung juga merupakan seorang pengusaha yang memiliki sejumlah perusahaan yang mengelola keamanan, perparkiran, dan penagihan utang di wilayah Tanah Abang.

Abraham Lunggana
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 2019 (2019-10-01) – 7 September 2021 (2021-9-7)
PresidenJoko Widodo
KetuaPuan Maharani
Grup parlemenFraksi Partai Amanat Nasional
Daerah pemilihanDKI Jakarta III
Mayoritas69,782 (2019)
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Masa jabatan
11 September 2009 (2009-09-11) – 27 November 2018 (2018-11-27)
Presiden
Gubernur
Pengganti
Ichwan Jayadi
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir24 Juli 1959
Jakarta, Indonesia
Meninggal14 Desember 2021(2021-12-14) (umur 62)
KebangsaanIndonesia
Partai politik
Suami/istriHj. Emma Mutmainah
Anak
  • Guruh Tirta Lunggana
  • Lista Puspa Indah
  • Sutera Cendikia Gana Cipta
PekerjaanPolitikus
Pengusaha
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kehidupan dan karier

Haji Lulung merupakan anak ketujuh dari sebelas bersaudara, ayahnya bernama Ibrahim Tjilang, seorang tentara BKR berpangkat Peltu. Ibunya merupakan keturunan dari KH. Abdullah Syafi'i, pendiri Perguruan Islam Asy-Syafiiyyah.[3]

Sebagai pengusaha, Haji Lulung memiliki PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, koperasi Kobita, PT Tujuh Fajar Gemilang, dan PT Satu Komando Nusantara yang bergerak dalam bidang jasa keamanan, perparkiran, dan penagihan utang. Dalam berorganisasi, Haji Lulung aktif di PPM, AMPI, Karang Taruna, dan turut mendirikan ormas Gerak Betawi dan menjadi Sekretaris Jenderal Bamus Betawi, dan saat ini resmi sebagai Ketua Umum Bamus Betawi 2018-2023.[3]

Di awal karier politiknya, Abraham merupakan anggota Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebelum akhirnya berpindah partai menjadi Partai Bintang Reformasi (PBR) ketika PPP mengalami konflik internal, sekaligus mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 2004, namun ia dikalahkan. Bahkan, ia sempat menjabat sebagai Ketua DPC PBR Jakarta Barat.[4] Setelah pemilu 2004, ia kembali menjadi kader PPP dan terpilih menjadi Ketua DPC PPP Jakarta Pusat. Kemudian, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada Pemilu 2009 dan berhasil memenangkan pemilihan. Pada 2009, ia diangkat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. Akan tetapi, ia diberhentikan sebagai kader setelah memihak kepada kubu Djan Faridz, setelah itu tidak mendukung Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI Jakarta 2017. Pada 20 Juni 2018, ia menyatakan bergabung dengan Partai Amanat Nasional untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari partai tersebut.[5] Selain jadi pengusaha dan politikus, ia juga memiliki advokasi bernama Lunggana Advocate & Friends selaku pengacara yang berlokasi di Tanah Abang.[6]

Kontroversi

Haji Lulung menjadi terkenal setelah membawa Lamborghini ketika ia terpilih menjadi anggota DPRD DKI Jakarta 2014-2019, terlebih dengan slogannya "Meludah saja bisa jadi duit"[7] serta kontroversi dengan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Sebutan "Gila dan Psikopat"

Haji Lulung membuat kontroversial setelah menyebut Basuki Tjahaja Purnama mengalami gangguan kejiwaan.[8] Namun, Basuki mengklaim dirinya sehat secara jasmani dan rohani sehingga dinyatakan lolos saat tes kejiwaan ketika mengikuti seleksi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012. Basuki justru menuding balik kepada Lulung yang memungkinkan mengalami gangguan jiwa. Sebelumnya, Lulung pernah menyebut Basuki sebagai psikopat setelah bertemu dua dokter yang mempublikasikan hasil pemeriksaan Basuki saat Pilkada 2012.

Referensi

Jabatan politik
Didahului oleh:
?
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
2009–2014, 2014–2018
Diteruskan oleh:
Ichwan Jayadi