Analisis wacana

Revisi sejak 16 Desember 2021 12.43 oleh ZaldiGSL (bicara | kontrib) (menambahkan referensi)

Analisis wacana merupakan salah satu disiplin ilmiah dalam linguistik yang secara khusus mengkaji mengenai wacana secara internal maupun eksternal.[1] Bahan analisis di dalamnya meliputi satuan bahasa yang melibatkan komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Bahasa yang digunakan dapat berupa bahasa lisan maupun tulisan.[2] Prinsip analisis wacana ada dua yaitu prinsip lokalitas dan prinsip analogi.[3] Analisis wacana pada awalnya bersifat konvensional dengan menggunakan pendekatan kohesi dan koherensi. Pada perkembangannya, teori modern yang kritis, sosiologis dan psikologis telah digunakan untuk analisis wacana.[4]

Level utama struktur bahasa (dalam bahasa Prancis)

Penggunaan istilah

Istilah "analisis wacana" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1951 oleh Zellig Harris. Perkenalan terhadap istilah ini turut memulai penelaahan secara luas atas wacana sebagai objek linguistik. Analisis wacana telah mengembangkan wacana sebagai salah satu bidang telaah dengan tingkat perkembangan yang pesat.[5] Perkembangan ini ditandai dengan beragamnya definisi mengenai wacana. Beragamnya definisi ini dipengaruhi oleh perbedaan aliran linguistik antara lain strukturalisme dan fungsionalisme. Keduanya mengadakan penelaahan terhadap aspek-aspek yang ada pada wacana di luar unsur bahasa.[6]

Jenis

Analisis wacana kritis

Analisis wacana kritis merupakan proses menjelaskan realitas sosial yang dikaji di dalam teks oleh individu atau kelompok dengan maksud yang sesuai dengan keinginannya. Kegiatan analisis wacana kritis memiliki suatu kepentingan tertentu.[7] Analisis wacana kritis merupakan salah satu jenis analisis wacana yang sering dikaitkan dengan kajian budaya kritis. Pandangan ini muncul karena artefak budaya sebagai bagian dari produksi dan distribusi budaya dianggap sebagai wacana dakwah. Anggapan ini terkait dengan hubungan dominasi dan subordinasi dari artefak budaya.[8]

Sudut pandang

Kaum formalis

Dalam pandangan kaum formalis, wacana merupakan satuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalimat. Mereka memandang wacana lebih tinggi dibandingkan dengan satuan bahasa lainnya pada teks. Analisis wacana olhe kaum formalis dibentuk oleh sudut pandang bahasa sebagai fenomena kejiwaan yang memiliki otonomi pada sistemnya. Sudut pandang ini membuat analisis wacana oleh kaum formalis pada teks dikhususkan pada kajian mengenai dukungan atau pengaruh sintatik dari klausa atau kalimat terhadap tingkat struktur bahasa yang lebih tinggi. Selain itu, sudut pandang ini membuat pemerian bahasa dilakukan dengan atuan morfem, klausa, kalimat dan wacana. Metode analisis wacana yang digunakan oleh kaum formalis adalah metode struktural. Kegiatannya ialah menemukan unsur-unsur wacana berupa satuan bahasa yang lebih kecil dibandingkan wacana. Unsur-unsur ini memiliki kaidah yang terbatas dengan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain.[9]

Rujukan

Catatan kaki

  1. ^ Nesi, A., dan Sarwoyo, V. (2012). Kerans, Hendrik L., ed. Analisis Wacana: Logis Berwacana dan Santun Bertutur. Flores: Penerbit Nusa Indah. hlm. 22. 
  2. ^ Rohana dan Syamsuddin (2015). Analisis Wacana (PDF). Makassar: CV. Samudra Alif Mim. hlm. 10. ISBN 978-602-73810-1-8. 
  3. ^ Fauzan, Umar (2016). Analisis Wacana Kritis: Menguak Ideologi dalam Wacana (PDF). Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. hlm. 5. 
  4. ^ Arifin, E. Zaenal (2017). "Perkembangan Teori dan Teknik Analisis Wacana: Dari Teori Konvensional ke Teori Modern". Pujangga. 3 (1): 1. 
  5. ^ Jumadi (2010). Pamungkas, Daud, ed. Wacana: Kajian Kekuasaan Berdasarkan Ancangan Etnografi Komunikasi dan Pragmatik (PDF). Yogyakarta: Pustaka Prisma. hlm. 58. ISBN 979-17083-3-9. 
  6. ^ Jumadi (2005). Representasi Kekuasaan dalam Wacana Kelas (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa. hlm. 30. ISBN 979-685-518-6. 
  7. ^ Dosen Jurusan Komunikasi Fisip Unib (2019). Rozi, Achmad, ed. Bunga Rampai Riset Komunikasi Edisi 2 (PDF). Serang: Desanta Muliavisitama. hlm. 4. ISBN 978-623-7019-71-8. 
  8. ^ Malini, Ni Luh Nyoman Seri (2016). Pastika, I Wayan, ed. Analisis Wacana (Wacana Dakwah di Kampung Muslim Bali (PDF). Denpasar: Cakra Press. hlm. 16. ISBN 978-602-9320-21-3. 
  9. ^ Suyitno, Imam (2015). Analisis Wacana Budaya: Refleksi Budaya Etnik Dalam Kosakata Wacana (PDF). UM Press. hlm. 6–7. ISBN 978-979-495-800-1.