Analisis wacana

Revisi sejak 16 Desember 2021 13.56 oleh ZaldiGSL (bicara | kontrib) (menambahkan pranala)

Analisis wacana merupakan salah satu disiplin ilmiah dalam linguistik yang secara khusus mengkaji mengenai wacana.[1] Pengkajiannya dapat secara internal maupun secara eksternal.[2] Bahan analisis di dalamnya meliputi satuan bahasa yang melibatkan komunikasi antara pengirim pesan dan penerima pesan. Bahasa yang digunakan dapat berupa bahasa lisan maupun tulisan.[3] Prinsip analisis wacana terbagi menjadi dua yaitu prinsip lokalitas dan prinsip analogi.[4] Analisis wacana pada awalnya bersifat konvensional dengan menggunakan pendekatan kohesi dan koherensi. Pada perkembangannya, teori modern yang bersifat kritis, sosiologis dan psikologis telah digunakan untuk analisis wacana.[5]

Level utama struktur bahasa (dalam bahasa Prancis)

Penggunaan istilah

Istilah "analisis wacana" pertama kali diperkenalkan pada tahun 1951 oleh Zellig Harris.[6] Perkenalan terhadap istilah ini turut memulai penelaahan secara luas atas wacana sebagai salah satu objek linguistik. Analisis wacana telah mengembangkan wacana sebagai salah satu bidang telaah dengan tingkat perkembangan yang pesat.[7] Perkembangan ini ditandai dengan beragamnya definisi yang diberikan oleh pakar mengenai wacana. Beragamnya definisi ini dipengaruhi oleh perbedaan mazhab linguistik antara lain strukturalisme dan fungsionalisme. Keduanya mengadakan penelaahan terhadap aspek-aspek yang ada pada wacana di luar unsur bahasa.[8]

Alat bantu

Analisis wacana beserta pemahamannya memerlukan koteks sebagai alat bantu analisisnya. Wacana memiliki struktur teks yang saling berkaitan dan ditandai dengan keberadaan koteks. Keberadaan koteks menandakan bahwa suatu wacana memiliki unsur bahasa yang lengkap dan utuh.[9] Analisis wacana juga memerlukan makna metafungsional karena pemaknaannya bersumber dari sistem semantik. Makna metafungsional ini meliputi makna ideasional, makna interpersonal dan makna tekstual. Munculnya ketiga jenis makna ini merupakan akibat dari diversifikasi fungsi pada teks dengan pengendalian oleh sistem semantik.[10]

Jenis

Analisis wacana kritis

Analisis wacana kritis merupakan proses menjelaskan realitas sosial yang dikaji di dalam teks oleh individu atau kelompok dengan maksud yang sesuai dengan keinginannya. Kegiatan analisis wacana kritis memiliki suatu kepentingan tertentu.[11] Analisis wacana kritis merupakan salah satu jenis analisis wacana yang sering dikaitkan dengan kajian budaya kritis. Pandangan ini muncul karena artefak budaya sebagai bagian dari produksi dan distribusi budaya dianggap sebagai wacana. Anggapan ini terkait dengan hubungan dominasi dan subordinasi dari artefak budaya.[12] Pendekatan analisis wacana kritis yang banyak digunakan antara lain yang dibuat oleh Roland Barthes dan Norman Fairclough. Keduanya sama-sama menggunakan metode analisis wacana yang disertai dengan pemberian tahap-tahap yang perlu dilakukan.[13]

Sudut pandang

Kaum formalis

Dalam pandangan kaum formalis, wacana merupakan satuan bahasa yang lebih tinggi dibandingkan dengan kalimat. Mereka memandang wacana lebih tinggi dibandingkan dengan satuan bahasa lainnya pada teks. Analisis wacana olhe kaum formalis dibentuk oleh sudut pandang bahasa sebagai fenomena kejiwaan yang memiliki otonomi pada sistemnya. Sudut pandang ini membuat analisis wacana oleh kaum formalis pada teks dikhususkan pada kajian mengenai dukungan atau pengaruh sintatik dari klausa atau kalimat terhadap tingkat struktur bahasa yang lebih tinggi. Selain itu, sudut pandang ini membuat pemerian bahasa dilakukan dengan atuan morfem, klausa, kalimat dan wacana. Metode analisis wacana yang digunakan oleh kaum formalis adalah metode struktural. Kegiatannya ialah menemukan unsur-unsur wacana berupa satuan bahasa yang lebih kecil dibandingkan wacana. Unsur-unsur ini memiliki kaidah yang terbatas dengan hubungan yang saling berkaitan satu sama lain.[14]

Manfaat

Analisis kualitatif

Analisis wacana merupakan analisis terhadap isi teks yang lebih bersifat kualitatif dibandingkan kuantitatif. Penggunaan analisis wacana mengatasi kekurangan dari analisis isi teks dengan pendekatan kuantitatif. Analisis wacana mempertanyakan kondisi dari isi teks dan cara penyampaian pesan yang terkandung di dalam teks.[15]

Rujukan

Catatan kaki

  1. ^ Alwasilah, A, Chaedar. Pengantar Penelitian Linguistik Terapan (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa. hlm. 19. ISBN 979-685-512-7. 
  2. ^ Nesi, A., dan Sarwoyo, V. (2012). Kerans, Hendrik L., ed. Analisis Wacana: Logis Berwacana dan Santun Bertutur. Flores: Penerbit Nusa Indah. hlm. 22. 
  3. ^ Rohana dan Syamsuddin (2015). Analisis Wacana (PDF). Makassar: CV. Samudra Alif Mim. hlm. 10. ISBN 978-602-73810-1-8. 
  4. ^ Fauzan, Umar (2016). Analisis Wacana Kritis: Menguak Ideologi dalam Wacana (PDF). Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta. hlm. 5. 
  5. ^ Arifin, E. Zaenal (2017). "Perkembangan Teori dan Teknik Analisis Wacana: Dari Teori Konvensional ke Teori Modern". Pujangga. 3 (1): 1. 
  6. ^ Jumadi (2017). Rafiek, M., ed. Wacana, Kekuasaan, dan Pendidikan Bahasa (PDF). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. hlm. 2. ISBN 978-602-229-824-3. 
  7. ^ Jumadi (2010). Pamungkas, Daud, ed. Wacana: Kajian Kekuasaan Berdasarkan Ancangan Etnografi Komunikasi dan Pragmatik (PDF). Yogyakarta: Pustaka Prisma. hlm. 58. ISBN 979-17083-3-9. 
  8. ^ Jumadi (2005). Representasi Kekuasaan dalam Wacana Kelas (PDF). Jakarta: Pusat Bahasa. hlm. 30. ISBN 979-685-518-6. 
  9. ^ Alek (2018). Linguistik Umum (PDF). Jakarta: Erlangga. hlm. 137. 
  10. ^ Sukarno (2020). Realisasi Metafungsi, Konteks Situasi dan Struktur Generik Teks Khotbah Jumat pada Empat Masjid di Kota Jember (PDF). Jember: UPT Percetakan dan Penerbitan Universitas Jember. hlm. 17. ISBN 978-623-7226-80-2. 
  11. ^ Dosen Jurusan Komunikasi Fisip Unib (2019). Rozi, Achmad, ed. Bunga Rampai Riset Komunikasi Edisi 2 (PDF). Serang: Desanta Muliavisitama. hlm. 4. ISBN 978-623-7019-71-8. 
  12. ^ Malini, Ni Luh Nyoman Seri (2016). Pastika, I Wayan, ed. Analisis Wacana (Wacana Dakwah di Kampung Muslim Bali (PDF). Denpasar: Cakra Press. hlm. 16. ISBN 978-602-9320-21-3. 
  13. ^ Surokim, ed. (2016). Riset Komunikasi: Strategi Praktis Bagi Peneliti Pemula (PDF). Prodi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) dan Elmatera Yogyakarta. hlm. 144. ISBN 978-602-1222-89-8. 
  14. ^ Suyitno, Imam (2015). Analisis Wacana Budaya: Refleksi Budaya Etnik Dalam Kosakata Wacana (PDF). UM Press. hlm. 6–7. ISBN 978-979-495-800-1. 
  15. ^ Mukarom, Zaenal (2020). Teori-Teori Komunikasi (PDF). Bandung: Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung. hlm. 254. ISBN 978-623-6524-01-5.