Eyang Subur

Revisi sejak 18 Desember 2021 07.59 oleh 223.255.230.2 (bicara) (Perbaikan kesalahan pengetikan)

Eyang Subur, atau secara resmi ditulis Eyang saja, (lahir 12 Desember 1946) adalah seorang pengusaha, kakek dari Dika mancung kolektor kristal, sekaligus penasihat spiritual yang kemudian terkenal akibat pernyataan Adi Bing Slamet dan pelaporan ke MUI atas tindakan perdukunan dan penyebaran ajaran sesat. Namun hal ini dibantah oleh Eyang Subur dan pengacaranya. Ia anak pertama dari pasangan suami istri petani, Matari dan Rubiah, serta mempunyai dua adik Sutik dan Sutikah[butuh rujukan].

Sandika pratama
Karikatur Eyang Subur oleh Sheila Rooswitha Putri[1]
Lahir12 Desember 1946 (umur 77)
Indonesia Jombang, Jawa Timur, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Nama lainSubur/Eyang Subur
PekerjaanPengusaha, Kolektor, Penasihat Spiritual
Dikenal atasKonflik dengan Adi Bing Slamet
Orang tuaMatari dan Rubiah

Masa lalu

Lahir dari keluarga petani, Subur sebenarnya berasal dari kalangan yang tidak mampu. Menurut salah seorang teman kecilnya, Supri, yang dikutip Detik, masa remajanya dihabiskan sebagai bandar judi togel. Namun ia berhenti karena tidak mampu membayar kemenangan pelanggannya. Hal ini dibantah Sutik dengan menyatakan sejak awal Subur memang sudah menjadi penjahit, tetapi kurang laris di Jombang. Pada tahun 1970, ia hijrah ke Jakarta menjadi seorang penjahit dengan membuka toko Penjahit Antik Tailor, di Blok C, Slipi, Jakarta Barat (Jakbar). Lewat profesinya, ia mulai bertemu dengan sejumlah selebriti, antara lain anggota grup lawak Srimulat. Setelah menang undian, ia mendadak kaya raya dan menjadi kolektor serta penasihat spiritual.[2]

Kontroversi

Kehidupan pribadi Eyang Subur dan hubungannya dengan sejumlah selebriti telah menimbulkan kontroversi. Hal ini menjadi terkenal luas setelah Adi Bing Slamet melaporkan kepada MUI, berkonsultasi dengan Polri, serta memberi pernyataan kepada sejumlah infotainment. Melalui pengacaranya, Eyang Subur membantah hal ini dan balik melaporkan Adi Bing Slamet ke polisi atas pencemaran nama baik, penghasutan, dan fitnah serta meminta perlindungan Komnas HAM.[3]

Menikahi 8 istri

Eyang Subur diketahui menikah 25 kali,[4] dan hingga 2013, 8 di antaranya masih bertahan.[5] Setelah dilaporkan ke MUI dan dianggap menyimpang dari ajaran agama, Ia berjanji akan menceraikan empat di antaranya.[6] Istri yang dikenal antara lain Heri (4 anak), Ati (6 anak), Dike (2 anak), Herni (2 anak), Noni (belum punya), Nita (2 anak), Anisa (belum punya).[7]

Aktivitas konsultasi spiritual

Eyang Subur menerima tamu dari berbagai kalangan yang kemudian meminta nasihat, terkait masalah hidup dan rezeki.[8] Namun oleh Adi Bing Slamet dan Arya Wiguna, praktik Eyang Subur dianggap sebagai sebuah penodaan agama,[9] yang kemudian dibantah oleh Eyang Subur. Sementara MUI yang menyelidiki hal ini menyatakan Eyang Subur menyimpang dari akidah Islam.[10]

Referensi