Dyah Lembu Tal
Dyah Lembu Tal adalah nama orang tua Raden Wijaya, pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Majapahit.
Lembu Tal dalam Pustaka Rajyarajya
Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara yang merupakan bagian dari Naskah Wangsakerta, Lembu Tal atau Dyah Singamurti adalah putri dari Mahisa Campaka, putra Mahisa Wonga Teleng, putra Ken Arok, pendiri Kerajaan Singhasari.
Lembu Tal menikah dengan Rakeyan Jayadarma, putra Prabu Guru Darmasiksa raja Kerajaan Sunda-Galuh yang memerintah tahun 1175-1297. Dari perkawinan itu lahir Raden Wijaya.
Rakeyan Jayadarma menjadi putra mahkota yang berkedudukan di Pakuan. Akan tetapi ia meninggal dunia karena diracun oleh musuh. Sepeninggal suaminya, Dyah Lembu Tal membawa Raden Wijaya pergi dari Pakuan. Keduanya kemudian menetap di Singhasari, negeri kelahiran Lembu Tal.
Dengan demikian, naskah di atas menunjukkan kalau Raden Wijaya memiliki hubungan darah dengan keluarga Kerajaan Sunda-Galuh.
Naskah Wangsakerta (Pustaka Rajyarajya) yang menjadi rujukan ini disusun pada tahun 1677 - 1682 atau 368 tahun setelah kematian Raden Wijaya, sehingga dianggap kurang kuat (sahih) dibandingkan dengan naskah Nagarakretagama.
Lembu Tal dalam Nagarakretagama
Lain halnya dengan Nagarakretagama. Menurut naskah ini, Dyah Lembu Tal bukan seorang perempuan, melainkan seorang laki-laki. Disebutkan bahwa, Ayah Raden Wijaya bernama Lembu Tal, putra Narasinghamurti. Hal ini juga diperkuat dalam Prasasti Kudadu dalam kalimat narasinghamūrttisutātmaja. Lembu Tal dikisahkan sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani. Naskah Nagarakretagama ini juga merupakan sumber primer yang telah ditetapkan oleh UNESCO tahun 2008 sebagai Memory of the World Register for Asia/Pasific.
Di antara naskah-naskah di atas, kiranya Nagarakretagama yang paling dapat dipercaya, karena naskah ini ditulis tahun 1365, hanya berselang 56 tahun setelah kematian Raden Wijaya.
Dari penafsiran kata, Dyah Lembu Tal menunjukkan Laki-laki, dimana Kata Dyah menunjukkan kebangsawanan laki -laki atau sepadang dengan Raden seperti Dyah Ranawijaya & Dyah Hayam Wuruk. Begitupula dengan kata Lembu yang lazim digunakan oleh laki-laki seperti Lembu Sora, Lembu Peteng & Lembu Ijo.
Berita dalam Nagarakretagama diperkuat oleh prasasti Balawi yang diterbitkan langsung oleh Raden Wijaya sendiri tahun 1305. Dalam prasasti itu Raden Wijaya mengaku sebagai anggota asli Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang menurut Pararaton didirikan oleh Ken Arok, penguasa pertama Kerajaan Singhasari.