Batik Papua

gaya batik khas kebudayaan Papua
Revisi sejak 20 Desember 2021 03.15 oleh Dwi Sulistiyani (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 19561264 oleh Aris riyanto (bicara))

Batik Papua adalah Pakaian khas dari wilayah Papua ini juga berkembang selain di wilayah Papua itu aendiri, pada awal­-nya batik Papua banyak dipengaruhi oleh gaya batik dari Pekalongan karena perhitungan bisnis lebih menguntungkan batik motif dari Papua diproduksi di Pekalongan, kemudian dikirim ke Papua dan diperdagangkan sebagai batik Papua. Batik Papua mulai berkembang sekitar tahun 1985, motif yang berkembang merupakan perpaduan dua budaya antara Papua dan Pekalongan. Pekalongan merupakan etnis Jawa sebagai penghasil batik dipadukan dengan etnis Papua yang kaya akan ragam hias yang dikembangkan sebagai motif batik. Batik Papua hasil perpaduan dua budaya ini juga dikenal dengan julukan lain, yaitu: Batik Port Numbay. Batik Papua mempunyai keunikan tersendiri dari aspek motifnya, karena dikembangkan dari kekayaan budaya dan keunikan alam Papua yang eksotik.

Motif Batik Papua

Beberapa motif batik papua yang paling terkenal diantaranya ada motif asmat, motif cendrawasih, motif kamoro, motif prada, motif tifa honai, motif sentani papua, serta motif asimetris.[1]

  • Motif Asmat : Motif Aamat didominasi oleh corak ukiran khas suku Asmat seperti ukiran patung yang menjadi suku asli penghuni Papua.
  • Motif Cenderawasih : Burung cendrawasih menjadi salah satu motif batik yang sangat berdekatan dengan suasana alam. Motif ini biasanya dipadukan dengan gambar tumbuhan dan bunga-bunga khas Papua.
  • Motif Prada : Motif prada sebenarnya hampir menyerupai batik cendrawasih, hanya saja pada motif prada ini terdapat sentuhan garis emas.
  • Motif Sentani : Motif sentani merupakan motif batik yang memiliki gambar alur melingkar seperti alur batang kayu yang dengan satu atau perpaduan dua warna.
  • Motif Kamoro : Motif kamoro memiliki tampilan yang asimetris. Sebagian besar banyak menggambarkan keindahan alam serta keunikan seni ukir suku kamoro yang mendiami tanah Papua.

Dwi Sulistiyani (bicara) 15 Desember 2021 09.47 (UTC)

Adapun selain itu motif yang mengandung nilai-nilai solidaritas antara lain, diantaranya:

  • Motif Tifa Honai : Motif tifa honai memiliki suatu makna bahwa manusia hidup harus mempunyai kekuatan untuk menghalau musuh-musuhnya. Motif ini juga memiliki arti rumah kebahagiaan yakni rumah yang dipenuhi dengan kebahagiaan.
  • Motif Tambal Ukir  : Secara visual motif ini mencitrakan tentang kekayaan ragam hias tradisional yang dimiliki berbagai suku yang ada di Papua, maknanya bersatu akan meningkatkan kekuatan dan keindahan, saling melengkap, saling menambal dalam hidup bersama, sehingga mampu menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada. Permasalahan adalah laksana penyakit yang dapat menimbulkan berbagai kekacauan dalam masyarakat dan disintregasi bangsa.

Pembahasan di atas merupakan gambaran tentang makna solidaritas yang terkandung dalam motif-motif batik Nusantara. Tentu masih banyak motif-motif yang masih terlewatkan atau belum teridentifikasi, karena berbagai keterbatasan. Pen­ jelasan secara ringkas tentang nilai-nilai solidaritas dari motif-motif batik tersebut.[2]

Lihat Juga

Tautan Referensi

  1. ^ fitinline.com. Diterbitkan tanggal 23 Agustus 2019. Diakses tanggal 15 Desember 2021. Sejarah, Ciri Khas, Ragam Hias dan Teknik Pembuatan Batik Papua Yang Kaya Akan Warna.
  2. ^ Jatra (Jurnal Sejarah dan Budaya), Vol. 13