Tanah Periuk, Tanah Sepenggal Lintas, Bungo
Informasi Umum
Tanah Periuk | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jambi |
Kabupaten | Bungo |
Kecamatan | Tanah Sepenggal Lintas |
Kodepos | 37263 |
Luas | ... km² |
Jumlah penduduk | 4.235 jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Tanah Periuk adalah salah satu dusun (desa) di wilayah kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi, Indonesia. Dusun (desa) ini adalah yang tertua di Kabupaten Bungo. Karena dari dusun inilah awal pemerintahan di Kabupaten Bungo semasa Kesultanan Jambi masih berdiri. Sebagian besar penduduk dusun ini bekerja sebagai petani. Sebagian lagi berprofesi sebagai PNS, TNI, Polisi, dan Pedagang. Penduduk Tanah Periuk adalah yang terbanyak kedua di Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas.
Dusun Tanah Periuk terdiri dari 6 Kampung (setingkat RW):
- Sungai Limau
- Bulim
- Koto Rajo
- Bukit Harapan
- Balai Panjang
- Tuo Lamo
Tempat wisata dan bersejarah
- Rumah Tuo Balai Panjang; Rumah adat balai Panjang terletak di Kampung Tuo Lamo. Saat ini hanya tersisa beberapa rumah saja karena sebagian sudah hancur dimakan usia dan juga dialihfungsikan oleh pemiliknya. Rumah ini telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu dan diwariskan turun-temurun kepada anak keturunan sehingga masih eksis sampai hari ini. Rumah ini terdiri atas beberapa bagian di dalamnya. Salah satunya adalah "Penteh" yang dalam bahasa Indonesia diartikan pentas. Letaknya sedikit lebih tinggi dari lantai rumah biasa. Di penteh ini pemimpin, ulama, tokoh adat atau orang-orang yang dihormati duduk. Uniknya rumah ini tersusun rapi memanjang ke arah kiblat.
- DAM Sungai Limau; Dam Sungai Limau seperti namanya terletak di Kampung Sungai Limau. Dam ini mulai dibangun sekitar Tahun 1970-an. Fungsi utamanya adalah sebagai sumber air bagi sistem irigasi persawahan di Tanah Periuk. Setelah lama tidak terawat, pada Tahun 2019 Dam ini mengalami renovasi/perbaikan. Sejak setelah direnovasi penampilan Dam semakin indah sehingga jadi tujuan wisatawan lokal.
- Tepian Tanggo Lubuk; Lokasi tepian ini terletak di Kampung Balai Panjang berbatasan dengan Kampung Bukit Harapan. Pada hari raya kawasan ini rutin mengadakan lomba pacu perahu. Biasanya diadakan pada Hari Raya ke 2 atau Ke 3.
- Lapangan Bola Kaki; Lapangan ini terletak di Kampung Tuo Lamo berbatasan dengan Kampung Balai Panjang. Lapangan bola ini terletak tidak jauh dari Sungai Batang Tebo. Jika banjir datang, lapangan ini tidak jarang ikut tenggelam. Pada tiap tahunnya disini selalu diadakan turnamen bola kaki antar kampung. Salah satu ciri khas lapangan ini adalah penonton bisa menyaksikan pertandingan dari atas tebing karena lapangan bola ini pada dasarnya adalah bekas dasar sungai yang telah mengalami sedimentasi dan pendangkalan.
- Makam Tuo Tanah Periuk (Kubur Keramat) ; Pemakaman ini terletak di Kampung Tuo Lamo. Letaknya tidak jauh dari lapangan bola Sri Mangkubumi. Letak pemakaman ini menunjukkan bahwa ia terletak tidak jauh dari sungai. Pola serupa (makam di tepi sungai) dapat ditemukan di desa-desa tetangga seperti Lubuk Landai dan Sungai Mancur.
Pendidikan
Urusan Pendidikan, Tanah Periuk termasuk terdepan. Di desa ini seluruh jenjang pendidikan sekolah dapat di jumpai
Anak Usia Dini /Taman Kanak-Kanak
TK Pertiwi
RA At Thoriq
SD-MI Sederajat
SD 28/II Tanah Periuk
SD 74/II Tanah Periuk
MIN 4 Bungo
SMP-Tsanawiyah Sederajat
SMPN 4 Tanah Sepenggal
MTsS Darul Maarif
SMA-MA Sederajat
SMA 16 Bungo
Selain sekolah formal juga terdapah Madrasah (MADIN) yang buka pada siang-sore hari setelah sekolah formal. Dapat pula dijumpai Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan Taman Pendidikan Seni Baca Al Quran (TPSQ).
Tempat Ibadah (Masjid)
Dusun Tanah Periuk memiliki 3 Masjid yang ketiganya digunakan untuk shalat Jumat. 3 Masjid di Dusun Tanah Periuk sebagai berikut:
- Masjid Darul Muttaqin; masjid ini adalah yang pertama dan tertua di Desa Tanah Periuk. Masjid ini terletak di Kampung Tuo Lamo. Masjid diperkirakan telah ada sejak penduduk pertama kali bermukim di daerah ini (Tanah Periuk).
- Masjid Nurusya'adah; masjid ini berada di Kampug Sungai Limau. Masjid inilah adalah yang ke-2 berdiri di desa ini. Sejarah berdirinya tidak terlepas dari perkembangan desa ke arah utara (jalan lintas sumatera). Penduduk Tanah Periuk telah banyak bermukim di Kampung Sungai Limau yang letaknya cukup jauh dari Kampung Tuo lamo tempat masjid utama (Darul Muttaqin) berada. Sebagian besar penduduk kala itu hanya bersepeda dan berjalan kaki menuju masjid. Jarak yang cukup jauh menjadi alasan penduduk kampung Sungai Limau mendirikan Masjid Nurusaya'adah yang bangunannya berasal dari Mushalla pada Tahun ±1999. Kampung Sungai Limau yang berada di tepi Jalan Lintas Sumatera, menjadikan masjid juga sebagai tempat persinggahan.
- Masjid Darul 'Amilin; Masjid ini adalah masjid ke-3 yang berdiri di Desa Tanah Periuk. Masjid ini terletak di Kampung Bulim. Berdirinya masjid Darul Amilin disebabkan oleh jumlah penduduk di Kampung ini terus meningkat pesat. Kampung Bulim adalah salah satu kampung dengan jumlah penduduk terbanyak di Tanah Periuk setelah Kampung Sungai Limau. Dengan alasan tersebut maka ulama setempat berijtihad untuk membangun masjid yang dinamakan Darul 'Amilin. Sebelum menjadi Masjid, ia adalah surau/mushala yang bernama Mu'amilin
Datuk Rio (Pemimpin)
Rio adalah sebutan bagi pemimpin Dusun di Kabupaten Bungo. Sebelum UU otonomi daerah Rio dikenal dengan Kepala Desa. Berikut nama-nama Kepala Desa (Rio) di Tanah Periuk dalam 20 Tahun Terakhir
- Muhammad Nur (2000-2008)
- Thamrin (2009-2013)
- Tabri (Pjs) (2014)
- Helmi (2015-2019)
- Tarmizi (pjs) (2019)
- Syarifuddin (pjs) (2019-2020)
- Hasan A Roni (2021-2026)
Sejarah
Sejarah Desa Tanah Periuk bermula saat kedatangan utusan dari Kesultanan Jambi. Utusan ini adalah orang-orang mataram yang menetap di Jambi. Rombongan dipimpin oleh Sri Mangkubumi. Sri Mangkubumi diperintah oleh Sultan Jambi memimpin daerah huluan jambi (dari Sungai Batang Tembesi hingga Kerajaan Pagaruyung, Sumatera Barat).
Sri Mangkubumi memilih wilayah Tanah Periuk sebagai pusat pemerintahannya. Wilayah ini kemudian dinamakan Balai Panjang. Setelah pemerintahan Kesultanan Jambi dibubarkan Balai Panjang berubah menjadi Tanah Periuk.
Karena sejarah itulah Tanah Periuk dikenal sebagai desa tertua di kawasan ini dan bahkan di Kabupaten Bungo karena disinilah awal peradaban dimulai. Dari Balai Panjang penduduk kemudian berpindah dan membangun kawasan baru yang hari ini menjadi beberapa desa seperti Lubuk Landai, Candi, Empelu, Rantau Embacang, Sungai Mancur, Tanjung, dan Teluk Pandak.
Penamaan Tanah Periuk menurut orang-orang tua di desa berasal dari aktivitas masyarakat kala itu membuat perkakas rumah tangga seperti periuk dari tanah liat. Tanah liat diambil dari pinggir sungai yang sekarang masuk kawasan Kampung Tuo Lamo.