Gagasan
Gagasan atau ide (Kata ide berasal dari bahasa Yunani ἰδέα idea[1] "bentuk, pola," dari kata asalnya ἰδεῖν idein,[2] "melihat"). Dalam ilmu filsafat, gagasan atau ide biasanya merujuk pada gambaran perwakilan mental suatu objek. Gagasan juga dapat menjadi konsep abstrak yang tidak mewakili gambaran mental.[3] Gagasan merupakan hasil dari pemikiran,[4] Ide menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai rancangan yang tersusun di dalam pikiran; atau perasaan yang benar-benar menyelimuti pikiran.[5]
Konsep dasar gagasan
Etimologi
Gagasan atau ide berasal dari bahasa Yunani ἰδέα idea[1] "bentuk, pola," dari kata asalnya ἰδεῖν idein,[2] "melihat". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gagasan diartikan sebagai suatu ide atau hasil pemikiran.[4] Secara umum, gagasan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari pemikiran, pengusulan, kemauan, serta harapan yang kemudian disampaikan atau diperdengarkan.[6] Dapat pula didefinisikan sebagai konsepsi yang ada dalam pikiran sebagai hasil dari pemahaman mental, kesadaran, atau aktivitas.[7] Gagasan dalam kajian filsafat Yunani dan filsafat Islam melibatkan gambaran lengkap tentang imajinasi, yang segera berlalu. Misalnya: gagasan tentang sendok muncul di benak sebagai sendok utuh. Selama gagasan atau ide tersebut belum ditanamkan menjadi sebuah konsep dengan kata-kata atau gambar yang nyata, maka ide tersebut hanya akan tetap ada dalam pikiran. Ide akan menghasilkan konsep sebagai dasar dari semua jenis pengetahuan, termasuk sains dan filsafat. Saat ini, banyak orang berpikir bahwa sebuah ide merupakan sejenis kekayaan intelektual, seperti halnya hak cipta atau paten.[8]
Dalam bidang ilmu bahasa, gagasan membahas tentang sesuatu yang digunakan sebagai pokok atau tumpuan untuk pemikiran selanjutnya.[9] Keduanya berbeda tapi saling melengkapi. Meski merupakan inti, namun daya dorong utamanya tidak bisa dipisahkan. Harus ada ide yang kabur untuk membuat paragraf lengkap. Sedangkan, Gagasan pendukung adalah penjelasan dari topik utama.[10] Ide pendukung menggambarkan secara rinci apa yang coba disampaikan oleh gagasan utama. Namun, pengembangan detail tetap memperhatikan validitas paragraf yang disusun, agar tidak memperluas ruang lingkup pembahasan.[11]
Filsafat
Plato
Plato mengemukakan pandangannya mengenai teori ide sebelum dikenal sebagai idealisme. Ide menurut Plato tidak terikat oleh waktu dan tempat atau bukanlah ide yang dimaksud bukan makhluk. Plato lebih memprioritaskan ide sebagai alam yang tidak indrawi atau sesuatu yang tidak berwujud, dan juga Plato mengatakan bahwa kebenaran berasal dari material, bahannya hanya kebenaran yang terletak kebenaran penting dalam gagasan itu, dalam kata-kata Plato lain menyatakan bahwa ada sesuatu yang ada, dengan kata lain plato mengatakan terdapat dua unsur yaitu jasmani dan rohani.[12] Sebab itulah, ide diartikan sebagai hakikat sesuatu, karena dengan idelah yang menjadi asal muasal terjadinya bentuk fisik.[13]
Rene Descartes
Rene Descartes mengatakan bahwa "ide adalah model pikiran". Ide dipahami sebagai cara yang dianggap, seperti berasal dari dari pikiran atau bentuk manifestasi pikiran. Ia mengungkapkan anggapannya bahwa diri manusia memiliki seperangkat ide.[14] Jika dijelaskan bahwa esensi atau sifat pikiran adalah berpikir, maka ide adalah cara berpikir yang mewakili obyek untuk pikiran. Descartes mengelompokkan ide kedalam tiga jenis yakni ide bawaan (innate ideas), ide adventif (adventitious ideas), dan ide buatan (factitious ideas).[15]
Tolak ukur gagasan
Faktor-faktor yang menjadi tolak ukur penyampaian gagasan dapat dikelompok menjadi beberapa bagian yakni 1) Gagasan yang diajukan berkaitan dengan masalah, 2) Gagasan yang diajukan mempercepat pemahaman masalah, penemuan penyebab dan penyelesaian masalah, 3) Gagasan yang diajukan tidak mengulangi gagasan yang telah dikomunikasikan oleh peserta lain, 4) Gagasan yang diajukan didukung oleh faktor, contoh, ilustrasi, perbandingan atau kesaksian, 5) Bahasa yang mengungkapkan pikiran dengan kata dan kalimat yang benar, 6) Tindakan, ekspresi, nada, tekanan, dan intonasi yang digunakan dapat memperjelas pikiran yang disampaikan, dan 7) Mengungkapkan gagasan dengan cara yang santun dan tidak emosional.[16]
Bertukar gagasan melalui diskusi
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Idea". lexico.com. Lexico: Oxford University Press (OUP). Diakses tanggal 2021-12-17.
- ^ a b "idaein". merriam-webster.com. Dictionary, Merriam-Webster. Diakses tanggal 2021-12-17.
- ^ Cambridge Dictionary of Philosophy. Cambridge; New York: Cambridge University Press. 1995. hlm. 355. ISBN 0-521-40224-7.
- ^ a b "Gagasan". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ "Ide". kbbi.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ "Pengertian Gagasan adalah? Arti, Contoh, dan Jenis Gagasan". sepositif.com. Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ "idea". dictionary.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ "Gagasan". dbpedia.cs.ui.ac.id. Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ Prihantini, Ainia (2015). Master Bahasa Indonesia: Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Sleman, Yogyakarta: B First, PT Bentang Pustaka. hlm. 389. ISBN 978-602-1246-43-6.
- ^ Kristina (2021). "Letak Ide Pokok dalam Sebuah Paragraf dan Pengembangannya". detik.com. Diakses tanggal 2021-12-27.
- ^ Arianti Saptoyo, Rosy Dewi (2020). "Perbedaan Gagasan Pokok dan Gagasan Pendukung". kompas.com. Diakses tanggal 2021-12-17.
- ^ Lidinilah, Izul Haq (2020). "Kesejajaran Idea Plato Dengan Doktrin Islam". JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam. 5 (1): 68–82. ISSN 2714-9420.
- ^ Adnan, Gunawan (2020). Filsafat Umum (PDF). Banda Aceh: Ar-Raniry Press. hlm. 12. ISBN 978-623-7410-33-1.
- ^ Firmansyah, Muhammad Hendra (2021). Pengantar Filsafat Ilmu. Jawa Timur: Klik Media. hlm. 83. ISBN 978-623-6259-11-5.
- ^ "Descartes' Theory of Ideas". plato.stanford.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-28.
- ^ Riadi, Muchlisin (2015). "Pengertian, Tujuan & Tolak Ukur Gagasan". kajianpustaka.com. Diakses tanggal 2021-12-28.
Bacaan lebih lanjut
- A. G. Balz, Idea and Essence in the Philosophy of Hobbes and Spinoza (New York 1918)
- Gregory T. Doolan, Aquinas on the divine ideas as exemplar causes (Washington, D.C.: Catholic University of America Press, 2008)
- Patricia A. Easton (ed.), Logic and the Workings of the Mind. The Logic of Ideas and Faculty Psychology in Early Modern Philosophy (Atascadero, Calif.: Ridgeview 1997)
- Pierre Garin, La Théorie de l'idée suivant l'école thomiste (Paris 1932)
- Marc A. High, Idea and Ontology. An Essay in Early Modern Metaphysics of Ideas ( Pennsylvania State University Press, 2008)
- Lawrence Lessig, The Future of Ideas (New York 2001)
- Paul Natorp, Platons Ideenlehre (Leipzig 1930)
- Melchert, Norman (2002). The Great Conversation: A Historical Introduction to Philosophy. McGraw Hill. ISBN 0-19-517510-7.
- W. D. Ross, Plato's Theory of Ideas (Oxford 1951)
- Peter Watson, Ideas: A History from Fire to Freud, Weidenfeld & Nicolson (London 2005)
- J. W. Yolton, John Locke and the Way of Ideas (Oxford 1956)
- Consciousness and Intentionality – artikel di Stanford Encyclopedia of Philosophy.
- Afrizatul, Contoh Gagasan Pokok (Pekanbaru 2020)
- Da intencionalidade da consciência ao método progressivo regressivo em Husserl From intentional consciousness to progressive regressive method in Husserl) – artikel di SCIELO, Psicol. USP vol.26 no.1 São Paulo, January / April, 2015 (pt).
- OS OLHOS DA IDEIA (THE EYES OF IDEA – volume ketiga dan terakhir dari “The Line of Sight”; esai ini memproyeksikan prinsip dari dua volume sebelumnya tentang teori film, membatasi dirinya kepada penglihatan dan bahasa, membuka perspektif pada konsep utama mengenai gagasan, dari Plato dan Aristoteles – Esai oleh Ricardo Costa, April 2002 (pt).
Templat:Filsafat pikiran Templat:Idealisme