Danarto (27 Juni 1940 – 10 April 2018) adalah penulis dan sastrawan Indonesia. Karyanya yang terkenal di antaranya adalah kumpulan cerpen, Godlob.[1][2]

Pendidikan dan Karier

Selama kuliah di ASRI Yogyakarta, dia aktif dalam Sanggar Bambu pimpinan pelukis Sunarto Pr, dan ikut mendirikan Sanggar Bambu Jakarta. Tahun 1979-1985 bekerja di majalah Zaman, tahun 1976 mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat. Tahun 1983 menghadiri Festival Penyair Internasional di Rotterdam, Belanda.[1] Ia pernah mengikuti program menulis di Kyoto, Jepang.

Ia pernah menjadi dosen Institut Kesenian Jakarta sejak 1973.[3]

Ia pernah bergabung dengan Teater Sardono, yang melawat ke Eropa Barat dan Asia, 1974. Di samping berpameran Kanvas Kosong (1973) ia juga berpameran puisi konkret (1978). Sebagai pelukis ia pernah mengadakan pameran di beberapa kota. Ia juga pernah menjadi penata artistik dalam pentas Oedipus yang disutradarai Rendra.[4]

Karya

  • Godlob, kumpulan cerpen, 1975
  • Obrok Owok-owok, Ebrek Ewek-ewek, drama, 1976
  • Bel Geduweh Beh, drama, 1976
  • Adam Ma'rifat, kumpulan cerpen, 1982?
  • Orang Jawa Naik Haji, catatan perjalanan ibadah haji, 1983
  • Berhala: Kumpulan Cerita Pendek, 1987
  • Setangkai Melati di Sayap Jibril, kumpulan cerpen, 2000
  • Kacapiring, 2008

Cerpen-cerpennya pernah diterjemahkan oleh Harry Aveling dalam buku Abracadbra (Singapura, 1978), dan dimasukkan dalam From Surabaya to Armageddon (Singapura, 1978).

Penghargaan

Cerpen "Rintik" mendapatkan Hadiah Horison tahun 1968. Kumpulan cerpennya Adam Ma'rifat memenangkan Hadiah Sastra 1982 Dewan Kesenian Jakarta, dan Hadiah Buku Utama 1982. Kumpulan cerpen Berhala (1987) mendapatkan hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K pada tahun 1987. Tahun 1988 ia mendapatkan Hadiah Sastra ASEAN.[3] Tahun 2009 Danarto menerima Ahmad Bakrie Award untuk bidang kesusasteraan.

Kajian atas karya Danarto[3]

Siti Sundari Tjitrobusono dkk. 1985. Memahami Cerpen-cerpen Danarto

Th. Sri Rahayu Prihatmi. 1989. Fantasi dalam Kumpulan Cerpen Danarto: Dialog antara Dunia Nyata dan Tidak Nyata

Kehidupan Pribadi

Lahir di Sragen dari Siti Aminah, seorang pedagang eceran di pasar kabupaten, dengan Djakio Hardjosoewarno, seorang buruh pabrik gula Modjo, Danarto adalah anak keempat dari lima bersaudara.[5]

Pada 1 Januari 1986, Danarto mengakhiri masa bujangannya dengan menikahi Siti Zainab Luxfiati, yang biasa dipanggil Dunuk, seorang psikolog. Danarto dan Zainab bercerai setelah lebih kurang 15 tahun berumah tangga.

Ia meninggal dunia pada tanggal 10 April 2018 di Jakarta akibat kecelakaan lalu-lintas dan dimakamkan di Sragen, di sebelah makam orang tuanya, pada hari berikutnya.

Referensi

  1. ^ a b (Indonesia) Rampan, Korrie Layun. Leksikon susastra Indonesia. Balai Pustaka, 2000, Jakarta. Halaman 116
  2. ^ Sastrawan Danarto Meninggal Dunia Tertabrak Motor, Medsos Ramai Ucapan Doa dan Bela Sungkawa
  3. ^ a b c Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 186
  4. ^ PKJ Taman Ismail Marzuki (2013-08-31), Wawancara Budayawan Danarto, diakses tanggal 2017-09-20 
  5. ^ (Indonesia) Danarto. Setangkai Melati di Sayap Jibril: kumpulan cerpen. Yayasan Bentang Budaya, 2001, Yogyakarta. Halaman 394

Pranala luar