Nontrinitarianisme

bentuk Kekristenan yang menolak doktrin Kristen arus utama tentang Trinitas
Revisi sejak 21 Januari 2009 11.24 oleh Maglev (bicara | kontrib) (terjemah dari artikel yang sama di wiki en, dan dari subsection yg sama +)

Anti-Tritunggal merupakan sebuah kepercayaan kristen yang menyatakan penolakan atas doktrin Tritunggal, baik sebagian atau keseluruhan doktrin, karena dianggap tidak tercantum secara eksplisit di Alkitab.

Keberadaan Tritunggal tidak dianggap penting sama sekali oleh semua penganut anti-Tritunggal. Unitarian merupakan salah satu cabang dari anti-Tritunggal, yang menyatakan bahwa Tuhan hanya memiliki satu kepribadian. Penganut anti-Tritunggal modern berbeda pendapat mengenai Allah Bapa, Yesus, dan Roh Kudus.

Beberapa kepercayaan yang mendukung anti-Tritunggal telah ada sejak Yesus masih hidup, diantaranya adopsionisme dan Arianisme, yang bertahan hingga Tritunggal didefinisikan secara formal pada Konsili Nicea I di tahun 325.[1] Anti-Tritunggal kemudian diperbaharui oleh Gnostikme dari Katharisme, yang muncul di abad ke 11 hingga 13, di Abad Pencerahan (abad 18), dan pada Restorasionisme selama abad 19.

Bentuk Kepercayaan

Semua penganut anti-Tritunggal meyakini bahwa doktrin di awal masa kekristenan (lihat Masa Apostolik) bukanlah Tritunggal. Secara umum, anti-Tritunggal juga meyakini bahwa Kristen merupakan hasil dari campur tangan Konstantinus I, baik secara langsung atau tidak langsung, dengan kompensasi menetapkan Kristen Tritunggal sebagai agama resmi pada Kekaisaran Romawi. Karena pada masa dimana ditetapkannya doktrin Tritunggal itu status kristen melonjak secara dramatis (dari sebuah agama yang dilarang menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi), anti-Tritunggal sering mempertanyakan doktrin tersebut. Karena alasan yang sama pula, Doa Syahadat Nicea—yang salah satu isinya adalah doktrin Tritunggal—dianggap oleh anti-Tritunggal sebagai sebuah dokumen politik yang penting, yang merupakan hasil dari pengubahan doktrin asli menjadi doktrin yang menguntungkan kekaisaran oleh para pemimpin Gereja Katolik, sehingga gereja menjadi alat bagi Kekaisaran Romawi.

Meskipun penganut anti-Tritunggal pada masa Kekaisaran Romawi semakin bertambah, namun saat itu Tritunggal mendapatkan sokongan penuh dari Kekaisaran. Anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan murni dari kekristenan telah ditekan secara sistematis oleh kekaisaran hingga mendekati kemusnahan, dan sebagai konsekuensinya, semua catatan sejarah telah diubah, termasuk mungkin didalamnya Perjanjian Baru.

Penganut anti-Tritunggal secara garis besar bisa dibagi menjadi empat kelompok:

  • Kelompok yang meyakini bahwa Yesus bukanlah Tuhan, melainkan hanya utusan Tuhan, atau rasul (sebagaimana dijelaskan dalam Yoh 17:3), atau seorang manusia yang diciptakan sempurna. Yang menganut paham ini diantaranya adalah Ebionit, yang mengganggap Yesus hanyalah utusan Tuhan sebagaimana Musa (seperti yang telah diramalkan sebelumnya pada Ulangan 18:14-22).[2][3] Arianisme, yang populer di beberapa wilayah pada masa Kekaisaran Romawi, juga dimasukkan ke dalam kelompok ini. Arianisme mengajarkan bahwa, berbeda dengan Allah Bapa, Yesus tidak sama-sama kekal dengan Sang Bapa. Golongan lainnya yang termasuk dalam kelompok ini adalah Monarkianisme.
  • Kelompok yang berpendapat bahwa tiga pribadi pada Tritunggal adalah tiga individu yang berdiri sendiri dan terpisah, namun dapat beraksi bersama pada tujuan yang sama persis sebagai sebuah entitas monotheis. Tujuan itu adalah menyelamatkan umat manusia, dan Yesus dipercaya telah menerima perintah ketuhanan dari Allah Bapa sebelum penciptaannya. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagian besar dari denominasi Mormonisme (Latter Day Saint), termasuk denominasi terbesarnya, Gereja Mormon (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints).[4]
  • Kelompok yang meyakini ketuhanan Allah Bapa dan Yesus, namun tidak menerima eksistensi Roh Kudus. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Gereja Tuhan (Church of God). Sebagai contoh, Living Church of God mengajarkan bahwa "Roh Kudus merupakan esensi utama, kehendak, dan kekuatan dari Tuhan. Dia bukanlah sebuah entiti. Dia adalah sifat yang melekat pada Allah Bapa dan Yesus, dan keluar dari keduanya ke seluruh penjuru semesta.[5] Kepercayaan seperti ini secara historis sering disebut sebagai Semi-Arianisme atau Dwitunggal (Binitarianisme).

Asal Mula

Menurut buku The Outline of History karangan H.G. Wells:

"Kita dapat menyaksikan belakangan ini banyak penganut Kristen yang terpecah belah tentang Tritunggal. Tidak ada sedikitpun bukti yang menyatakan bahwa para rasul pernah mendengar kata 'Tritunggal' langsung dari Yesus."[6]

Penganut anti-Tritunggal berpendapat bahwa kepercayaan mereka telah lebih dulu ada jauh sebelum Tritunggal menjadi doktrin. Debat di antara kedua kubu—yang sama-sama mengajukan dasar Alkitab—lebih banyak berpusat pada sifat ketuhanan Yesus. Anti-Tritunggal berpendapat, Yesus bahkan merendah dan menolak disebut sebagai Anak Tuhan,[7] dan dia menjelaskan kedudukannya dengan menyatakan bahwa dia akan pergi kepada "Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu."[8] Selain itu, Yesus juga menyatakan bahwa "hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa",[9] dan juga ketika mengutip Ulangan 6:4 pada Markus 12:29 dia berkata, "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa."

Sebagaimana halnya penganut anti-Tritunggal, para ahli Alkitab yang meneliti mengenai Yesus dilihat dari sudut pandang sejarah selalu menekankan bahwa ajaran Yesus tidak pernah menyatakan bahwa dirinya setara dengan Tuhan, dan tidak pula mengajarkan mengenai Tritunggal (sebagai contoh, Yesus Seminari (Jesus Seminar)).

Lafal dari Doa Syahadat Nicea menyatakan bahwa tiga oknum dalam Tritunggal adalah "setara"; ini adalah ekspresi yang digunakan dalam doktrin Tritunggal. Sebagai gambaran, mungkin dapat dibayangkan sebuah perusahaan yang dimiliki bersama oleh beberapa orang, namun masing-masing pemilik memiliki peran yang berbeda dalam menjalankan bisnis. Anti-Tritunggal menekankan pada satu pernyataan Yesus yang menyangkal "kesetaraan", yaitu ketika Yesus menyatakan secara eksplisit bahwa posisinya lebih rendah dari Allah Bapa: "sebab Bapa lebih besar dari pada Aku (Yoh 14:28)."

Sebagai informasi, Doa Syahadat Nicea dirumuskan kira-kira 300 tahun setelah Yesus wafat, sebagai akibat dari konflik yang terjadi pada masa awal kekristenan. Anti-Tritunggal juga menyatakan bahwa Alkitab telah mengingatkan umat Kristiani untuk berhati-hati terhadap ajaran sesat buatan manusia (contoh: Matius 15:9, Efesus 4:14).

Hal-hal yang Dipermasalahkan

Tidak Masuk Akal

Penganut Tritunggal sering menyatakan bahwa "doktrin Tritunggal adalah sebuah misteri yang tidak dapat dijangkau oleh akal pikiran manusia yang terbatas."[10][11][12] Kritik terhadap Tritunggal berargumen bahwa "misteri" pada dasarnya adalah salah satu bentuk dari ketidak-masuk-akalan. Yang dimaksud disini adalah klaim dimana Tuhan telah berbagi satu substansi ketuhanan, yaitu "menjadi Tuhan", dan bahkan tidak ikut campur antara satu pribadi dengan yang lainnya. Anti-Tritunggal menyatakan bahwa kerumitan dari argumen penganut Tritunggal, yang memerlukan konsep filosofi untuk dijelaskan, bertentangan dengan prinsip Alkitab mengenai kesederhanaan dan kejelasan dalam doktrin.[13]

Menurut New Catholic Encyclopedia:

“Hanya sedikit diantara guru-guru teologi Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ‘Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kebingungan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga merupakan gejala kebingungan yang serupa di pihak guru-guru mereka.”[14]

Catatan Kaki

  1. ^ von Harnack, Adolf (1894-03-01). "History of Dogma". Diakses tanggal 2007-06-15. [In the 2nd century,] Jesus was either regarded as the man whom God hath chosen, in whom the Deity or the Spirit of God dwelt, and who, after being tested, was adopted by God and invested with dominion, (Adoptian Christology); or Jesus was regarded as a heavenly spiritual being (the highest after God) who took flesh, and again returned to heaven after the completion of his work on earth (pneumatic Christology) 
  2. ^ Hyam Maccoby (1987). The Mythmaker: Paul and the Invention of Christianity. HarperCollins. hlm. pp. 172–183. ISBN 0062505858. 
  3. ^ Tabor, James D.. "Ancient Judaism: Nazarenes and Ebionites". Diakses pada 1 Oktober 2006.
  4. ^ "The Doctrine and Covenants". 2008. Diakses tanggal 2009-01-16. 
  5. ^ "Living Church of God: Statement of Beliefs". Diakses tanggal 2009-01-16. God is Spirit. The Holy Spirit is the very essence, the mind, life and power of God. It is not a Being. The Spirit is inherent in the Father and the Son, and emanates from Them throughout the entire universe 
  6. ^ H. G. Wells (1919). The Outline of History. George Newnes. hlm. p. 497. Diakses tanggal 2009-01-16. We shall see presently how later on all Christendom was torn by disputes about the Trinity. There is no evidence that the apostles of Jesus ever heard of the Trinity at any rate from him 
  7. ^ lihat Yohanes 8:28 "Maka kata Yesus: 'Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.'"
  8. ^ lihat Yohanes 20:17 "Kata Yesus kepadanya: 'Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.'"
  9. ^ lihat 1 Korintus 8:6 "namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup."
  10. ^ Evans, W., & Coder, S. M., The great doctrines of the Bible, Moody Press, Chicago 1998, c1974, p. 26.
  11. ^ "Apa ajaran Alkitab mengenai Tritunggal?". 2009. Diakses tanggal 2009-01-21. Tritunggal adalah konsep yang tidak mungkin dapat dimengerti secara penuh oleh manusia apalagi untuk dijelaskan. 
  12. ^ Lyman Abbott (1875). A Dictionary of Religious Knowledge. Watchtower publication. hlm. p. 944. Precisely what the doctrine is, or precisely how it is to be explained, Trinitarians are not agreed among themselves. 
  13. ^ "How Is the Trinity Explained?". 1989. Diakses tanggal 2009-01-21. 
  14. ^ The New Catholic Encyclopedia. McGraw-Hill. 1967. hlm. p. 304. There are few teachers of Trinitarian theology in Roman Catholic seminaries who have not been badgered at one time or another by the question, 'But how does one preach the Trinity?' And if the question is symptomatic of confusion on the part of the students, perhaps it is no less symptomatic of similar confusion on the part of their professors.