Anggun C. Sasmi

Penyanyi dan Pencipta lagu asal Indonesia naturalisasi kewarganegaraan Prancis
Revisi sejak 5 Februari 2009 13.15 oleh Wikigreen (bicara | kontrib)

Anggun Cipta Sasmi (lahir 29 April 1974) adalah penyanyi Indonesia yang sekarang memiliki kewarganegaraan Perancis. Hingga saat ini ia masih satu-satunya penyanyi Indonesia yang berhasil menerobos pasar musik dunia. Saat ini ia bermukim di Paris, Perancis dan Montreal, Kanada untuk melanjutkan karir internasionalnya. Hingga tahun 2005, ia telah sukses menjual sebanyak 3 juta kopi album internationalnya di seluruh dunia,[1] menjadikannya artis Asia paling sukses di luar Asia.

Anggun C. Sasmi
Anggun
Anggun
Informasi latar belakang
GenreWorld Music, Pop, Rock, R&B
PekerjaanPenyanyi
Tahun aktif1986 - sekarang
LabelHeben Music (Perancis)
Sony BMG
Warner Music International
Situs webhttp://www.anggun.com/

Masa kecil dan Karir di Indonesia

Anggun merupakan putri dari Darto Singo, seorang seniman Indonesia, dan Dian Herdina, ibu rumah tangga berdarah Kraton Yogyakarta. Ia mendapatkan pendidikan dasarnya di sebuah sekolah katolik di Jakarta, walaupun Anggun adalah muslim. Pada umur tujuh tahun Anggun mulai merekam album anak-anak dan ketika ia berusia sembilan tahun mulai menciptakan lagu-lagunya sendiri.

Saat menginjak usia 12 tahun, Anggun mulai meluncurkan album rock pertamanya yang berjudul "Dunia Aku Punya" (1986). Album tersebut diterbitkan oleh produser terkenal Indonesia, Ian Antono. Album pertamanya mendapat sambutan yang lumayan meskipun belum melambungkan nama Anggun. Namanya baru benar-benar meroket di tahun 1990, setelah merilis album-singel berjudul "Mimpi", kemudian disusul "Tua Tua Keladi" dan "Takut" yang sukses besar di pasaran, menjadikan Anggun sebagai penyanyi rock remaja papan atas era 1990-an. Anggun berhasil meraih penghargaan sebagai "Artis Indonesia Terpopuler 1990-1991". Anggun kemudian meluncurkan album keduanya, "Anak Putih Abu Abu" (1991), lalu kemudian "Nocturno" (1992), "Anggun C. Sasmi... Lah!!!" (1993), dan yang terakhir "Yang Hilang" (1994). Di usia 19 tahun, Anggun juga berhasil mendirikan perusahaan rekaman sendiri, PT Bali Cipta Records, yang bertanggungjawab untuk menerbitkan, memasarkan album-albumnya serta memastikan kelancaran karir seninya. Di Indonesia, Anggun telah berhasil menjual lebih dari 5 juta kopi albumnya hingga saat itu.

Karir internasional

Awal menuju karir internasional

Pada tahun 1992, Anggun menikah muda dengan Michel de Gea, seorang warga negara [[Perancis]. Anggun bertemu dengan Michel sewaktu mengadakan tour ke Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Merealisasikan impiannya menjadi seorang artis bertaraf internasional, pada tahun 1994 Anggun menjual perusahaan rekamannya dan pindah ke London, Inggris. Semasa berada di London, Anggun merasa agak sulit untuk menyesuaikan dirinya dan kebanyakan perusahaan rekaman di sana tidak berminat untuk mengambilnya sebagai artis rekaman. Uang hasil penjualan perusahaan rekamannya pun mulai habis akibat sulitnya hidup di London. Anggun mulai merasa kalau karirnya tak akan tumbuh di Inggris dan mulai berencana untuk memulai karir di negara lain. Ia sempat berniat pindah ke Belanda, namun akhirnya ia memutuskan mengikuti suaminya kembali ke Paris, Perancis.

Pada tahun 1996, melalui bantuan seorang rekan Anggun akhirnya berhasil bertemu dengan Erick Benzi, seorang produser dan komposer terkenal yang pernah menangani album sejumlah artis seperti Celine Dion, Cheb Khaled, dan Jacques Goldman. Benzi terpikat dengan kemampuan vokal Anggun dan menawarkannya untuk membuat album solo di Perancis. Anggun pun segera mempelajari bahasa Perancis di Alliance Français Paris selama sebulan. Karena tertarik dengan materi albumnya, Anggun kemudian juga direkrut oleh Sony Music France sebagai artis rekaman mereka.

Au Nom de la Lune, Snow on the Sahara, dan puncak kesuksesan

 
cover album Snow on the Sahara

24 Juni 1997 merupakan tanggal keramat bagi Anggun ketika album pertamanya "Au Nom de la Lune" (Atas Nama Bulan) dilepas ke pasaran Perancis. Singel pertama Anggun, La Neige au Sahara, mendapat tempat di hati peminat musik Perancis bahkan hingga Belgia, Swiss, dan Kanada. Singel ini tercatat sebagai lagu yang paling sering diputar di radio-radio Perancis tahun 1997. Album yang memuatkan elemen pop dan bunyi-bunyian instrumen tradisional Indonesia (tambur, seruling, kemiri) berhasil mereguk sukses dengan penjualan 150.000 kopi di Perancis (Double Gold), menjadikannya seorang artis Indonesia pertama yang berhasil meletakkan nama sejajar dengan artis-artis Perancis yang ada.

Tahun berikutnya Anggun melancarkan album berbahasa Inggris pertamanya, "Snow on the Sahara". Album ini dipasarkan di 33 negara yang tersebar di Eropa, Asia dan Amerika. Album ini berhasil terjual lebih dari 1.000.000 kopi di seluruh dunia, menjadikan Anggun sebagai artis Asia dengan "penjualan album paling tinggi di luar Asia" (masih dipegang Anggun hingga saat ini). Singel Snow on the Sahara bahkan sempat menjadi hit nomor 1 di Spanyol, Italia, dan di beberapa negara di kawasan Eropa dan Asia. Di Eropa, single ini bahkan berhasil menduduki Top 5 pada UK Club Charts, Inggris. Sementara di Amerika Serikat, album Anggun ini termasuk ke dalam Top 20 Billboard Heat Seekers Charts, dan terjual hingga 200.000 kopi di Amerika. Snow on the Sahara juga menjadi single artis Asia pertama yang masuk chart Billboard Hot 100 (#16). Musik album yang dianggap unik itu juga mendapat perhatian Sarah McLachlan untuk menjemputnya menyertai tour bertaraf internasional, "Lilith Fair", sebuah festival musik wanita di Amerika Serikat.

Dèsirs Contraires, Chrysalis, dan era kolaborasi

 
cover album Chrysalis

Pada tahun 1999, Anggun resmi bercerai dengan Michel. Anggun kembali dengan album keduanya, "Dèsirs Contraires" (versi bahasa Perancis) dan Chrysalis (versi bahasa Inggris) pada September 2000. Album kedua Anggun ini masih diproduseri Erick Benzi dan Anggun menulis semua lirik berbahasa Ingggris. Di album ini, Anggun menjagokan singel Still Reminds Me untuk pasaran internasional dan Un Geste D'Amour bagi Perancis. Singel Still Reminds Me kemudian berhasil menduduki Top 5 dalam The Music & Media Europe Brokers Breakers Charts dan mencapai puncak Asian United Chart selama beberapa minggu. Album kedua Anggun ini berhasil menyabet Gold di Italia, Double Platinum di Indonesia, serta Multi Gold di beberapa negara, dengan total keseluruhan mendekati angka 1 juta kopi. Di tahun yang sama, Anggun mendapatkan penghargaan "The Cosmopolitan Asia Women Award". Kemudian "The Women Inspire Award" sebagai penyanyi yang memberi inspirasi kepada seluruh wanita Asia atas karirnya sebagai penyanyi solo asal Asia yang sukses di dunia internasional. Pada tahun 2003, Anggun juga menerima penghargaan "The International Exhibition of the Music Industry", penghargaan khusus yang diserahkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Perancis, dan Diamond Award untuk angka penjualan albumnya yang mencapai lebih 1,5 juta kopi di luar Perancis.

Setelah album keduanya, Anggun banyak melakukan kolaborasi dengan musisi lain, seperti kolaborasi dengan DJ Cam dalam lagu jazz Summer in Paris di album "Soulshine" (2001). Kemudian kolaborasi dengan grup Deep Forest pada lagu etnik Deep Blue Sea di album "Music Detected" (2002). Kolaborasi lainnya yaitu dengan Piero Pelù (penyanyi rock Italia), Serge Lama dan Tri Yann. Ia juga terlibat dalam pembuatan soundtrack film Skandinavia, yaitu "Rain" untuk film "Anja and Viktor" (2001) dan Open Hearts (2002). Pada tahun 2003, Anggun memutuskan keluar dari Sony Music France, dan ia juga memutuskan pindah ke Montreal, Kanada untuk memperlebar karirnya di Amerika. Di sini pula Anggun kemudian bertemu jodoh dengan Olivier Maury, seorang sarjana politik Kanada dan mereka menikah di tahun 2004.

Luminescence dan Best Of

 
cover album Luminescence

Anggun sekali lagi mengobati rindu para penggemarnya ketika ia tampil dengan album ketiganya, juga direkam dalam dua bahasa, yang berjudul "Luminescence". Single pertamanya In Your Mind atau Être Une Femme telah dinobat sebagai Lagu Paling Populer Tahun 2005 oleh Radio France International, sebuah stasiun radio bertaraf internasional di Perancis. Ia turut menyumbang sebuah lagu bagi film The Transporter 2, yaitu Saviour, yang juga menjadi hits di Yunani, Italia dan Rusia. Tidak seperti album-album sebelumnya, "Luminescence" tidak lagi ditangani Erick Benzi. Di album ini, Anggun telah bergabung dengan nama-nama tersohor dalam dunia musik Perancis seperti Jean-Pierre Taieb, Lionel Florence, Evelyn Kraal, dan Jean Faque. Album ini beredar hampir di seluruh negara Eropa, Kanada, Jepang, Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Album ini sukses mendapatkan sejumlah award seperti Platinum di Perancis, Gold di Italia, Gold di Swiss, dan Double Platinum di Indonesia. Di Indonesia, Anggun juga menggelar konser besar-besaran di Jakarta pada Mei 2006, dengan tajuk "Konser Untuk Negeri" yang dipadati hingga 5.000 pengunjung.

Pada 21 Agustus 2006, Anggun meluncurkan "Luminescence - Special Edition". Pada album repackaged ini, Anggun memuatkan tiga buah lagu baru. Singel terbarunya, I'll be Alright telah pun diputar di radio Indonesia manakala klip videonya direkam secara rahasia di Jakarta dan Bali semasa Anggun berada di Indonesia untuk menyukseskan konsernya tersebut. Sebuah buku foto Anggun disertakan dengan setiap pembelian album tersebut.

Sebagai seorang penyanyi merangkap ikon fashion internasional, Anggun sangat menitikberatkan penampilannya. Citra seksi yang ditonjolkan olehnya sudah menjadi sebagian dari ciri khasnya dan guna memantapkan penampilannya, Anggun banyak bekerjasama dengan para perancang dari Eropa seperti Azzedine Alaïa dari Perancis yang membuat semua pakaian yang digunakan Anggun dalam sampul album "Au Nom de la Lune"/"Snow on the Sahara", Dolce & Gabbana dari Italia untuk album "Désirs Contraires"/"Chrysalis" dan terbaru, Roberto Cavalli untuk "Luminescence".

Pada tahun 2005, Anggun menerima penghargaan "Chevalier des Arts et Lettres" dari Menteri Kebudayaan Perancis atas prestasi karir dan kontribusinya pada budaya Perancis di seluruh dunia. Anggun juga menerima penghargaan khusus dari "Anugerah Musik Indonesia" (AMI Awards) 2006 sebagai "Artis Internasional Terbaik". Anugerah khas itu diberikan atas keberhasilannya mengukir nama di luar negeri dan menaikan nama industri musik Indonesia dan Asia di mata dunia.[2] Anggun juga terpilih sebagai jurubicara UNICEF bagi "Skim Mikrokredit" serta menjadi ikon dan brand ambassador bagi Audemars Piguet, sebuah perusahaan jam tangan mewah dari Swiss.

Menandai 20 tahun karirnya di blantika musik, Anggun merilis album Best Of-nya di akhir tahun 2006. Di album ini selain menampilkan sejumlah hits selama karir internasionalnya, Anggun juga mengaransemen ulang 3 lagu Indonesia lamanya yang dulu populer di tahun 1990, yaitu Mimpi, Bayang Bayang Ilusi, dan Takut.

Elevation

Pada akhir tahun 2008, Anggun kembali meluncurkan album keempatnya dengan judul Elevation.

Kehidupan pribadi

Anggun menikah dengan Michael de Gea pada tahun 1992. Konon pernikahan ini kurang disetujui oleh pihak keluarganya karena perbedaan usia yang besar. Bersama De Gea-lah Anggun kemudian hijrah ke Eropa. Pasangan ini lalu menetap di London (sejak 1995), lalu di Paris. Namun sayangnya setelah 7 tahun, pernikahan ini kandas pada tahun 1999.

Pada tahun 2003 Anggun bertemu dengan Olivier Maury di Kanada. Hubungan ini berlanjut ke jenjang perkawinan pada tahun berikutnya melalui upacara sederhana di Bali. Maury kemudian menjadi manajernya. Namun demikian semenjak pertengahan 2006 hubungan keduanya juga berakhir dalam perceraian.

Sejak 8 November 2007, Anggun dikarunia seorang anak perempuan yang dinamai Kirana dari hubungannya dengan Cyril Montana.[3], seorang penulis Perancis.

Diskografi

Album

 
Sampul Album Mimpi

Penampilan Lain

Lagu

Perancis

  • La Neige au Sahara
  • La Rose des Vents
  • Au Nom de la Lune
  • La Ligne des Sens
  • Un Geste D'Amour
  • Derierre la Porte
  • Être Une Femme
  • Cesse la Pluie
  • Juste Avant Toi
  • Garde Moi
  • Ton Amour Ocean
  • Ête en Paris (bersama DJ Cam)

Internasional

  • Snow on Sahara
  • A Rose in the Wind
  • Dream of Me
  • Life on Mars
  • Still Reminds Me
  • Chrysalis
  • Summer in Paris (bersama DJ Cam)
  • Your Ocean Love
  • Open Hearts
  • Deep Blue Sea (bersama Deep Forest)
  • Kirana (bersama Jose Barinaga)
  • Sang Penari (bersama Jose Barinaga)
  • In Your Mind
  • Undress Me (Italia)
  • Saviour
  • Kembali (Indonesia dan Malaysia)
  • Yang Aku Tunggu (Indonesia dan Malaysia)
  • Mantra (Indonesia dan Malaysia)
  • I'll be Alright
  • Mimpi (Rekaman kembali bagi Indonesia)
  • Takut (Rekaman kembali bagi Indonesia)
  • Bayang Bayang Ilusi (Rekaman kembali bagi Indonesia)

Referensi

Pranala luar