Kacang Sorana
Kacang Sorana (Fagiolo di Sorana) adalah salah satu jenis dari kacang cannellini yang tumbuh di sepanjang sungai Pescia, kota Sorana, Provinsi Pistoia di Toskana, Italia.[1] Budidaya kacang Sorana ini terbatas pada wilayah iklim mikro yang sangat kecil karena dianggap baik untuk membudidayakan kacang ini. Produksi dari kacang Sorana yang rendah dan permintaan yang tinggi di pasaran menyebabkan harganya enam hingga sepuluh kali lipat dari kacang cannellini lainnya. Pada tahun 2002, kacang Sorana mendapatkan sertifikasi Perlindungan Status Geografis Uni Eropa.[2] Hal ini dianggap penting untuk kelangsungan pertanian dan ekonomi di Lembah Pescia karena diyakini sertifikasi tersebut dapat mencegah emigrasi dari daerah tersebut.
Sejarah
Kacang-kacangan dilaporkan telah tiba di Toskana pada 1528 dan Roma pada 1515[3] dan didistribusikan secara luas pada awal abad 17. Kacang yang ditanam di sekitar Sorana diakui sebagai kacang yang berkualitas tinggi pada awal abad ke-19.[4] Pada tahun 1980-an, budidaya kacang Sorana hampir terhenti karena perang dunia menyebabkan depopulasi daerah dan kacang ini juga terancam punah pada 1994. Pemulihan dilakukan di tahun yang sama oleh satu-satunya kelompok petani kecil yang tersisa yang bernama Associazione dei piccoli produttori del Fagiolo di Sorana Il Ghiareto ONLUS (Asosiasi Ghiareto).[5] [6] Selama rentang waktu 1990-an, kelompok tersebut bersama dengan jurnalis Italia Indro Montanelli dan dipimpin oleh pemilik restoran dan fotografer Valdo Verreschi melakukan promosi pembentukan PGI yang mendorong agar penduduk lokal kembali membudidayakan kacang ini lagi dan pada 2002 kacang diberi sertifikasi PGI.[1] [2]
Kacang merah silindris juga ditanam di daerah tersebut dan kadang-kadang disebut sebagai Antico Rosso di Sorana.[1] Kacang putih kadang-kadang disebut sebagai "Bianco di Sorana". Kedua kacang ini kadang-kadang disebut sebagai soranini.
Karakteristik dan Budidaya
Kacang Sorana merupakan bagian dari spesies Phaseolus vulgaris L.[1] Kacang ini memiliki panjang 1,5cm, berwarna putih mengkilat dengan bentuk agak pipih dan kulit yang sangat tipis sehingga disebut "imperceptible to the palate".[7][8] Karena bentuknya yang pipih, kacang ini dijuluki "piattellini" di Sorana. Kacang Sorana dibudidayakan di sepanjang tepi timur dan barat bagian barat laut [9] Sungai Pescia dekat Sorana di Toskana[10]. Petani paruh waktu membudidayakan kacang Sorana di lahan dengan luas tidak lebih dari 660 hektar (Produksi tahunan kecil) di mana teknik pertanian modern umumnya tidak mungkin dilakukan di lahan yang kecil.[11][8] Studi pada tahun 2016 menunjukkan bahwa hampir setengah dari 40 petani tidak menjual kacang ini untuk komersial.[6]
Penanaman dilakukan pada minggu terakhir di bulan Mei.[1] Kacang Sorana ditanam di teralis bambu setinggi 8 kaki dan tanah harus dijaga agar tetap lembab.[12] Panen dilakukan dari pertengahan Agustus hingga pertengahan September[8][13] ketika polong hampir pecah.[1] Setelah panen, maka kacang akan dijemur di bawah sinar matahari selama beberapa hari.[1]
Iklim Mikro
Presidium Slow Food di Pescia dan peraturan PGI keduanya mengharuskan semua kacang yang disebut "di Sorana" ditanam di Lembah Pescia, Kotamadya Pescia, Provinsi Pistoia. Area budidaya yang paling tradisional terletak di sepanjang tepi sungai "Ghiareto", sebuah area dengan iklim mikronya sendiri.[14] [15] Daerah ini berada pada ketinggian 220 hingga 750 meter di atas permukaan laut dengan tanah berpasir yang rendah akan kandungan nitrat, mineral, dan kalsium.[14] Semua kondisi dianggap sangat baik untuk menumbuhkan jenis kacang ini.[14][16] Pemilik restoran Verreschi mengatakan "iklim mikro yang luar biasa" dan berkata "Anda bisa menanam kacang Sorana di mana saja—banyak orang telah mencobanya—dan Anda mungkin mendapatkan kacang, tapi itu tidak akan seperti Sorana saat Anda memasaknya." [17] Penulis makanan Italia Davide Paolini, menulis bahwa kacang yang sama yang ditanam di tempat lain tidak akan memiliki kesamaan dengan yang ditanam di Ghiareto.
Penduduk di daerah "poggio" atau dataran tinggi di Lembah Pescia mulai membudidayakan kacang ini sehingga menyebabkan beberapa ketegangan di antara penduduk setempat karena produksi lebih tinggi di daerah poggio, sehingga para petani dapat meminta harga yang lebih rendah.[11][13] Kualitas kacang lebih tinggi dari daerah Ghiareto, [18] tetapi petani di Ghiareto khawatir konsumen mungkin tidak menyadari alasan di balik harga kacang yang di tanam di Ghiareto lebih tinggi. [18] Sebagai bagian dari negosiasi spesifikasi produk untuk sertifikasi PGI, produsen setuju untuk memperluas perlindungan ke kedua area untuk memungkinkan peningkatan jumlah total yang diproduksi yang akan membantu meningkatkan visibilitas biji. Produser Ghiareto sebagai imbalannya diperbolehkan untuk menempatkan "di Ghiareto" pada label mereka.[11]Perjanjian tersebut juga melarang penggunaan herbisida, membatasi hasil maksimum yang diperbolehkan per hektar, dan memberikan deskripsi yang tepat tentang metode pemanenan yang diizinkan.
Dampak dan Perekonomian
Di Toskana, kacang ini dinanggap tidak umum[4] dan di luar Toskana, bahkan di Italia, kacang ini "mustahil ditemukan".[12] Pada tahun 1994, penulis Paolini menyebutnya sebagai "kacang termahal di dunia" karena harga dari kacang ini sebesar 20.000 hingga 30.000 lira per kilogram. Majalah Saveur 2007 melaporkan harga Soranas sepuluh kali lipat dari biji cannellini lainnya.[12]Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa harga Sorana biasanya enam hingga tujuh kali lebih tinggi daripada harga kacang standar.[11] [13]
Akademisi William van Caenegem dan Jen Cleary berspekulasi bahwa dukungan kepada petani lokal telah membantu mencegah emigrasi ke daerah lain [19] dan berkontribusi pada kelangsungan hidup pertanian di Lembah Pescia. [19] . Saat ini, pariwisata dan pengembangan pedesaan yang terkait dengan kacang Sorana dianggap penting [19] sehingga Asosiasi Ghiareto mengadakan festival tahunan saat masa tanam dan panen kacang Sorana.[13][20]
Pengakuan
Pada awal 1800-an, kacang ini diakui sebagai kacang dengan kualitas unggul[4]. Penulis makanan, Paolini menyebut kacang ini dengan "the undisputed king of beans" pada tahun 1994 dan pada tahun 2002 kacang ini diberi setifikasi PGI.The New York Times menyebutnya "perhaps the most prized bean in the land of the so-called mangiafagioli (bean eaters)".[10] Komposer Gioachino Rossini pernah meminta "a few kilos of those precious beans" dari Giovanni Pacini sebagai bayaran untuk mengoreksi salah satu skor Pacini. Marcella Hazan menyebut Sorana "the most precious bean grown in Italy."[10] Pada tahun 2019, kacang Sorana adalah salah satu dari 24 produk PGI yang dipilih untuk dipamerkan di pemilihan Parlemen Eropa . [21]
Lihat Juga
Referensi
- ^ a b c d e f g "Fagiolo di Sorana IGP | Visit Tuscany". www.visittuscany.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ a b Lasansky, D. Medina (2018). Hidden Histories: The Alternative Guide to Florence + Tuscany (dalam bahasa Inggris). didapress. hlm. 288. ISBN 9788833380117.
- ^ Piergiovanni, Angela; Lioi, Lucia (May 27, 2010). "Italian Common Bean Landraces: History, Genetic Diversity and Seed Quality" (PDF). Diversity. 2 (6): 837–862. doi:10.3390/d2060837.
- ^ a b c Goode, J. J. (January 5, 2016). "Marcella Hazan and Her Namesake Bean". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Fagiolo di Sorana PGI". Qualigeo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ a b Quiñones-Ruiz, Xiomara F.; Penker, Marianne (June 22, 2016). "Why early collective action pays off: evidence from setting Protected Geographical Indications" (PDF). Renewable Agriculture and Food Systems. 32 (2): 179–192. doi:10.1017/S1742170516000168. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-18.
- ^ Capalbo, Carla (2002). The Food and Wine Lover's Companion to Tuscany (dalam bahasa Inggris). Chronicle Books. hlm. 76. ISBN 9780811833806.
Valdo Verreschi sorana bean.
- ^ a b c "Sorana Bean - Presìdi Slow Food". Slow Food Foundation (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Publication of an application for registration pursuant to Article 6(2) of Council Regulation (EEC) No 2081/92 on the protection of geographical indications and designations of origin". European Commission. June 13, 2000. Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ a b c Goode, J. J. (January 5, 2016). "Marcella Hazan and Her Namesake Bean". The New York Times (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ a b c d Quiñones-Ruiz, Xiomara F.; Penker, Marianne (June 22, 2016). "Why early collective action pays off: evidence from setting Protected Geographical Indications" (PDF). Renewable Agriculture and Food Systems. 32 (2): 179–192. doi:10.1017/S1742170516000168. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-01-18.
- ^ a b c Zimring de Mori, Lori (June 21, 2007). "Mangia-Fagioli". Saveur (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ a b c d van Caenegem, William; Cleary, Jen (2017). The Importance of Place: Geographical Indications as a Tool for Local and Regional Development. Springer. hlm. 262. ISBN 978-3-319-53073-4.
- ^ a b c "Fagiolo di Sorana PGI". Qualigeo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-19.
- ^ van Caenegem, William; Cleary, Jen (2017). The Importance of Place: Geographical Indications as a Tool for Local and Regional Development. Springer. hlm. 266. ISBN 978-3-319-53073-4.
- ^ "Fagiolo di Sorana IGP | Visit Tuscany". www.visittuscany.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-01-19.
- ^ Zimring de Mori, Lori (June 21, 2007). "Mangia-Fagioli". Saveur (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal July 7, 2019.
- ^ a b van Caenegem, William; Cleary, Jen (2017). The Importance of Place: Geographical Indications as a Tool for Local and Regional Development. Springer. hlm. 272–. ISBN 978-3-319-53073-4.
- ^ a b c van Caenegem, William; Cleary, Jen (2017). The Importance of Place: Geographical Indications as a Tool for Local and Regional Development. Springer. hlm. 272–273. ISBN 978-3-319-53073-4.
- ^ "Festa del fagiolo di Sorana". www.comune.pescia.pt.it (dalam bahasa Italia). Diakses tanggal 2022-01-18.
- ^ "Grande successo per il Fagiolo di Sorana a Bruxelles". Giornale di Pistoia (dalam bahasa Italia). April 21, 2019. Diakses tanggal 2022-01-18.