Jamur merang
Volvariella volvacea
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
V. volvacea
Nama binomial
Volvariella volvacea

Jamur merang (Volvariella volvacea, sinonim: Volvaria volvacea, Agaricus volvaceus, Amanita virgata atau Vaginata virgata) atau kulat jumpung dalam bahasa Aceh adalah salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidayakan di Asia Timur dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Sebutan jamur merang berasal dari bahasa Tionghoa cǎogū (Hanzi:草菇).

Deskripsi

Berdasarkan namanya, jamur merang dapat diketahui bahwa jamur ini mempunyai volva atau cawan. Biasanya jamur yang memiliki cawan beracun kecuali jamur merang.[1] Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap hingga abu-abu dan dilindungi selubung.[2] Pada tubuh buah jamur merang dewasa, tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian batang berwarna coklat muda.[3] Jamur merang yang dijual untuk keperluan konsumsi adalah tubuh buah yang masih muda yang tudungnya belum berkembang.[4]

Jamur merang dibudidayakan di dalam bangunan yang disebut kumbung.[5] Sesuai namanya jamur ini tumbuh baik pada media merang dan jerami yang telah terkomposkan.[6] Namun praktik budidaya lebih lanjut juga mendapati jamur ini tumbuh baik pada kompos sampah kertas, tandan kosong sawit, kompos batang pisang dan kompos bio massa pada umumnya.[7] Menurut penelitian, limbah kapas adalah media yang memberikan hasil produksi dan pertumbuhan yang terbaik bagi jamur merang.[8] Jamur merang dikenal sebagai warm mushroom, hidup dan mampu bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada 35 °C.[9]

Jamur merang merupakan jamur yang paling dikenal diantara sekian banyak spesies jamur tropika dan sub tropika, terutama oleh masyarakat Asia Tenggara. Daerah tumbuh jamur merang sangat luas, terbentang dari daratan Cina, Thailand, Philipina, Malaysia, pantai timur Afrika, dan Indonesia.[10]

Manfaat

Budidaya jamur ini tidak sulit.[11] Panen dilakukan terhadap tubuh buah yang belum sepenuhnya berkembang (masih kuncup), meskipun tubuh buah yang telah membuka payungnya pun masih bisa dikonsumsi walaupun harnga jualnya menurun.[12]

Jamur merang mempunyai rasa enak, gurih, dan tidak mudah berubah wujudnya jika dimasak, sehingga digunakan untuk berbagai macam masakan, seperti mi ayam jamur, tumis jamur, pepes jamur, sup dan capcai.[13]

Sentra produksi jamur merang di Indonesia terdapat di Dataran Tinggi Dieng.[14] Di negara-negara Asia yang membudidayakannya, jamur merang dijual dalam bentuk segar. Di daerah beriklim sejuk hanya tersedia jamur merang kalengan.[15]

Kandungan protein jamur cukup tinggi, dalam 100 gr jamur segar terkandung sekitar 3,2 gr protein, jumlah ini akan bertambah menjadi 16 gr jika jamur berada dalam keadaan kering.[16] Selain itu, jamur juga memiliki kandungan kalsium dan fosfor cukup tinggi, 51 mg dan 223 mg, dan mengandung 105 kj kalori, dengan kandungan lemak rendah, 0,9 gr.[17]

Pranala luar

  1. ^ Syelvia, Elfi Yeni (2018-01-21). "Pengaruh Suhu dan pH Pertumbuhan Jamur Merang(Volvariella Volvacea) Terhadap Degradasi Lignin Tandan Kosong Kelapa Sawit". Jurnal APTEK (dalam bahasa Inggris). 10 (1): 29–35. doi:10.30606/aptk.v10i1.1480. ISSN 2535-6269 Periksa nilai |issn= (bantuan). 
  2. ^ Asegab, Muad (2011-01-01). Bisnis Pembibitan Jamur Tiram, Jamur Merang, & Jamur Kuping. AgroMedia. ISBN 978-979-006-356-3. 
  3. ^ M.Sc, Prof Dr Ir Meity Suradji Sinaga (2011). Budi Daya Jamur Merang. Penebar Swadaya Grup. ISBN 978-979-002-492-2. 
  4. ^ Sanndy, Sonny. "Denpasar Bali- Indonesia". 
  5. ^ Ichsan, Cut Nur; Harun, Fuadi; Ariska, Nana (2011-10-17). "KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR MERANG (Volvariella volvacea L.) PADA MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI PUPUK BIOGREEN YANG BERBEDA". Jurnal Floratek (dalam bahasa Inggris). 6 (2): 171–180. ISSN 2597-9108. 
  6. ^ Suharjo, Enjo. Budi Daya Jamur Merang dengan Media Kardus. AgroMedia. ISBN 978-979-006-057-9. 
  7. ^ Setiagama, Rosa; Dra. Titik Suryani, M. Sc (2014). "Pertumbuhan Dan Produktivitas Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Dengan Komposisi Media Tumbuh Serbuk Gergaji Kayu Sengon, Tandan Kosong Kelapa Sawit, Dan Ampas Tahu Yang Berbeda" (dalam bahasa Inggris). Universitas Muhammadiyah Surakarta. 
  8. ^ Oramahi, Hasan Ashari; Diba, Farah; Wahdina, & (2010). "EFIKASI ASAP CAIR DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT (TKKS) DALAM PENEKANAN PERKEMBANGAN JAMUR ASPERGILLUS NIGER". Jurnal Hama dan Penyakit Tumbuhan Tropika : Journal of Tropical Plant Pests and Diseases (dalam bahasa Inggris). 10 (2): 146–153. doi:10.23960/j.hptt.210146-153. ISSN 2461-0399. 
  9. ^ Nasrul, Nasrul; Maimun, Teuku (2010). "Pengaruh Penambahan Jamur Pelapuk Putih (White Rot Fungi) pada Proses Pengomposan Tandan Kosong Kelapa Sawit". Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan (dalam bahasa Inggris). 7 (4). ISSN 2356-1661. 
  10. ^ Irawati, Wahyu (2017-10-09). "PENGARUH KETEBALAN MEDIA DAN PEMOTONGAN JERAMI TERHADAP PRODUKSI JAMUR MERANG". Jurnal Hutan Tropis (dalam bahasa Inggris). 5 (1): 56–63. doi:10.20527/jht.v5i1.4057. ISSN 2337-7992. 
  11. ^ Suharjo, Enjo (2010-01-01). Bertanam Jamur Merang Di Media Kardus, Limbah Kapas, Dan Limbah Pertanian. AgroMedia. ISBN 978-979-006-327-3. 
  12. ^ Andoko, H. Parjimo & Drs Agus. Budi Daya Jamur (Jamur Kuping, Jamur Tiram, Jamur Merang). AgroMedia. ISBN 978-979-006-058-6. 
  13. ^ Karsid, Karsid; Aziz, Rofan; Apriyanto, Haris (2015-03-31). "Aplikasi Kontrol Otomatis Suhu dan Kelembaban untuk Peningkatan Produktivitas Budidaya Jamur Merang". Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 4 (3). 
  14. ^ Kamelia, Marlina; Anggoro, Bambang Sri; Novitasari, Deffi (2018-12-30). "RETRACTED: Isolasi dan Seleksi Enzimatis Bakteri Selulolitik Dari Limbah Media Tanam Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Berbahan Serbuk Gergaji Kayu Karet (hevea brasiliensismuell. Arg)". Biosfer: Jurnal Tadris Biologi. 9 (2): 225–237. doi:10.24042/biosfer.v9i2.2382. ISSN 2580-4960. 
  15. ^ Widawati, Lina; Sari, Eva Ramalia (2019-01-08). "Pemanfaatan Jamur Tandan Kosong Kelapa Sawit (Volvariellavolvacea) Sebagai Bahan Baku Sosis Sapi". AGRITEPA: Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian (dalam bahasa Inggris). 6 (1): 137–149. doi:10.37676/agritepa.v6i1.805. ISSN 2722-1881. 
  16. ^ Hermiati, Euis; Risanto, Lucky; Anita, Sita Heris; Aristiawan, Yosi; Hanafi, Ahmad; Abimanyu, Haznan (2014-06-01). "SAKARIFIKASI SERAT TANDAN KOSONG DAN PELEPAH KELAPA SAWIT SETELAH PRETREATMENT MENGGUNAKAN KULTUR CAMPURAN JAMUR PELAPUK PUTIH Phanerochaete chrysosporium dan Trametes versicolor". Jurnal Penelitian Hasil Hutan (dalam bahasa in). 32 (2): 111–122. doi:10.20886/jphh.2014.32.2.111-122. ISSN 2442-8957. 
  17. ^ Saputri, Nur Endah; Dhayan, Rosa; Harsanti, Brigita R.; Putri, Dea M.; Fadly, Dzul (2021-11-29). "Total Fenol dan Aktivitas Anti-Inflamasi Jamur Sawit (Volvariella sp)". Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan (dalam bahasa Inggris). 15 (3): 295–300. doi:10.33860/jik.v15i3.637. ISSN 2527-7170.