Namaku Merah Kirmizi adalah sebuah novel buatan Orhan Pamuk, sastrawan Turki. Orhan Pamuk telah memenangi Hadiah Nobel pada tahun 2006. Tokoh Utama pada novel ini adalah seorang seniman Turki dari Kekhalifahan Usmaniyah. Kejadian bergulir saat seorang pelukis ditemukan terbunuh, seperti tertulis di Bab I (Aku adalah seorang Mayat). Sudut pandang narator novel berubah setiap bab, dan pembaca akan menemukan kata-kata tak terduga dari seorang mayat, koin dan karpet merah. Novel ini menyampuradukkan ketegangan misteri, cinta dan teka-teki filosofis, membuka jendela kekuasaan Sultan Murad III pada musim dingin tahun 1591 di Istanbul. Enishte Effendi, paman dari ibu si Hitam, sedang membaca Buku Jiwa karanagn Ibnul Qayyim al-Jauziyah. Novel dimulai dengan cerita matinya Enishte Effendi dan perjalanan nyawanya. Buku Jiwa sendiri adalah buku yang membahas tentang perjalanan sebuah jiwa ke alam selanjutnya yang dipakai oleh sebagian umat Islam sebagai acuan. Di Buku Jiwa dijelaskan bahwa yang mati dapat mendengar yang hidup.

Namaku Merah Kirmizi
Berkas:Orhan Pamuk My Name Is Red.png
Novel Namaku Merah Kirmizi edisi November 2006
PengarangOrhan Pamuk
Judul asliBenim Adım Kırmızı
PenerjemahAtta Verin
NegaraTurki
BahasaBahasa Turki
GenreNovel Sejarah
PenerbitSerambi
Tanggal terbit
1998
Tgl. terbit (bhs. Indonesia)
2006, Serambi
Jenis mediaPrint (Softcover)
Halaman472 pp. (original Turkish) 726 pp (1st Indonesian ed.)
ISBNISBN ISBN 975-470-711-1 (original Turkish) & ISBN 0-571-20047-8 (1st English ed.) Invalid ISBN

Tokoh-tokoh dalam novel

  • Enishte Effendi, seorang seniman yang terbunuh dan berbicara dengan pembaca
  • Hitam, seniman. Keponakan dari Effendi. Baru saja kembali dari Persia.
  • Shekure, putri Effendi yang sedang menjalin cinta dengan si Hitam
  • Osman, kepala seniman kerajaan
  • Esther, seorang Yahudi, membawa surat-surat cinta
  • Nusret Hoja, tokoh Islam konservatif, menentang lukisan dan pembangunan warungkopi

Penerjemahan

Penerjemahan dilakukan oleh penerbit Serambi dengan penerjemah bernama Atta Verin.

Pranala luar