Gereja Methodist Indonesia

gereja di Indonesia
Revisi sejak 17 Februari 2009 17.39 oleh Kia 80 (bicara | kontrib) (+kat)

Gereja Methodist Indonesia (GMI) adalah sebuah Gereja Protestan yang beraliran Methodisme atau Wesleyan. GMI adalah Gereja beraliran Methodis terbesar di Indonesia.

Latar belakang

Methodisme datang ke Indonesia pertama kali pada 1905 setelah para misionaris Amerika mulai bekerja di Malaysia dan Singapura. Gereja Methodis di Indonesia saat itu adalah satu-satunya Gereja yang tidak dimulai oleh para misionaris Belanda ataupun Jerman.

Di Indonesia, para misionaris Amerika mulai bekerja di Jawa, Kalimantan, dan Sumatera. Pada 1913, setelah datangnya Bishop J. Robinson, konferensi yang pertama pun diselenggarakan di Sumatera Utara. Pada saat itu, Gereja Methodist dikenal sebagai gereja yang unik karena ini adalah satu-satunya Gereja Protestan yang anggota-anggotanya terdiri atas suku Batak dan orang-orang keturunan Tionghoa, sementara Gereja-gereja Protestan lainnya saat itu pada umumnya tersegregasi.

Mandiri

Pada 20 Januari 1963 pemerintah Indonesia menyatakan sikap bermusuhan dengan Malaysia. Hal ini mempersulit kedudukan Gereja Methodist di Indonesia yang pada waktu itu berada di bawah kepemimpinan Bishop Malaya. Pada 9 Agustus 1964, Gereja Methodist di Indonesia dijadikan Gereja otonom, dan namanya secara resmi disebut sebagai Gereja Methodist Indonesia (GMI).

Kini Gereja Methodist Indonesia menjalin hubungan erat dengan Gereja-gereja Methodist lainnya seperti United Methodist Church di Amerika Serikat dan Gereja Methodist Korea.

Pelayanan saat ini

Daerah pelayanan Gereja Methodist Indonesia meliputi hamipr setengah wilayah Indonesia, dari Banda Aceh di bagian barat hingga Makasar di bagian timur. Pelayanan yang diberikan mencakup pelayanan jasmani maupun rohani dalam bentuk pelayanan kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan.

GMI mempunyai sebuah rumah sakit Methodist, sejumlah klinik, dan sejumlah sekolah dari playgroup hingga universitas. GMI juga memiliki dua sekolah tinggi teologi, yaitu untuk KONTA WIL I :Sekolah Tinggi Theologia - Gereja Methodist Indonesia (STT-GMI) di Bandarbaru, Sumatera Utara, dan KONTA WIL II : Sekolah Tinggi Theologia - Wesley (STT-Wesley) di Jakarta.

Saat ini GMI mempunyai 276 gereja, 248 pos pelayanan, 157 pendeta yang ditahbiskan, serta ratusan pelayan awam yang melayani 40.183 anggota penuh serta 49.913 calon anggota. Sekitar 80% dari jemaat-jemaat GMI tinggal di daerah-daerah pedesaan.

Anggota-anggota GMI terdiri dari berbagai suku bangsa dan bahasa. Kebaktian-kebaktiannya diselenggarakan dalam bahasa Indonesia, Inggris, Mandarin, Batak, dan sejumlah bahasa setempat lainnya.

Pimpinan

Gereja Methodist Indonesia ditata dengan sistem episkopal, yang berarti pucuk pimpinannya terletak di tangan seorang uskup (bishop). Daerah pelayanan GMI dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Region I yang terdiri atas Sumatera dan Region II yang terdiri atas Sumatera Selatan dan Jawa. Bishop Region I untuk masa pelayanan 2005-2009 adalah Pdt. Dr. H. Doloksaribu yang berkedudukan di Medan, sementara Bishop Region II adalah Pdt. Drs. Petrus Kohar, MA. Bishop Kohar meninggal dunia pada 2 Juni 2006 dan diganti oleh Pdt. Amat Tumino M.Min.

Pranala luar