LNG Tangguh adalah mega-proyek yang akan membangun kilang-kilang LNG di daerah Tanjung Bintuni, Papua Barat, untuk menampung semua gas alam yang berasal dari beberapa Blok di sekitar Tanjung Bintuni, seperti Blok Berau, Blok Wiriagar dan Blok Muturi serta blok-blok lainnya yang masih dalam tahap eksplorasi. LNG Tangguh ini melengkapi pengilangan gas yang sudah ada di Indonesia, yaitu di LNG Arun, Aceh dan LNG Bontang, Kalimantan Timur.

Berkas:LNG Tangguh.GIF
Logo LNG Tangguh

Mengikuti persetujuan akhir dari Pemerintah Republik Indonesia dan partner pada bulan Maret 2005, Proyek LNG Tangguh memulai proyek besarnya untuk memenuhi permintaan pasar pada tahun 2008. Pada Februari 2006, Proyek yang bernilai USD 5 Miliar ini sudah memasuki tahap 30% penyelesaian.[1]

Lokasi proyek dan besaran

Proyek ini termasuk pula konstruksi di lapangan Vorwata, Wiriagar, Roabiba, Ofaweri, Wos dan Ubadari untuk mengeluarkan sekitar 14,4 trilyun kaki kubik gas bersih. Dua panggung produksi lepas pantai yang berada di Teluk Bintuni, akan mengambil gas dari penampung, kemudian mengirim gas tersebut melalui pipa bawah laut ke Fasilitas Proses LNG di daratan selatan. Dari sini LNG akan di ekspor ke terminal tanker ke pasar di Asia Pasifik dan Amerika Utara.[2] Proyek LNG Tangguh ini berlokasi di Teluk Bintuni yang berada di daerah kepala burung dari Pulau Papua pada koordinat 2°26′30″LS,133°08′10″BT.

Dari Jakarta, membutuhkan waktu tempuh sekitar tujuh jam perjalanan udara untuk sampai ke lokasi. Pada beberapa tahun mendatang, LNG Tangguh akan menjadi pusat utama kehadiran BP di Indonesia dengan kandungan gas alam terukur sebesar 14,4 Trilyun Kaki Kubik. Saat ini sekitar 3.000 orang telah dipekerjakan oleh kontraktor BP untuk menyelesaikan proyek tersebut.[1]

Rekanan

Pemegang Saham

Sebagai operator utama di proyek ini adalah BP Indonesia yang memiliki bagian 37,16%
Selain itu terdapat beberapa pemegang saham lainnya, yaitu:

Rekanan komersial

Konsorsium KBR (melalui anak perusahaan di Indonesia PT. Brown & Root Indonesia, JGC Corporation, dan PT. Pertafenikki dipilih oleh operator utama BP Indonesia dan rekan melalui proses tender terbuka yang kompetitif sebagai kontraktor utama untuk pembangunan fasilitas darat LNG Tangguh. Secara bersama-sama mereka dikenal denagn nama Konsorsium KJP.[3]

Dua rekanan lainnya di Proyek Tangguh adalah General Electric dan Saipem - kedua perusahaan ini memiliki pengalaman dalam proyek besar di berbagai negara. GE akan menyediakan turbin dan kompresor utama untuk mengalirkan gas dari penampung ke LNG, sedangkan Saipem, pemimpin dunia dalan konstruksi lepas pantai, bertanggung jawab untuk semua konstruksi lepas pantai dan bawah laut di Proyek Tangguh.[3]

Referensi

  1. ^ a b Tangguh LNG Project
  2. ^ http://www.bp.com/sectiongenericarticle.do?categoryId=9004779&contentId=7008759
  3. ^ a b c http://www.bp.com/sectiongenericarticle.do?categoryId=9004782&contentId=7008763

Lihat pula