Mordechai Vanunu (מרדכי ואנונו) (lahir 13 Oktober 1954) ialah mantan teknisi nuklir Israel yang di depan umum membuka kepemilikan senjata nuklir Israel. Ketika Israel mendengarnya, ia diculik Mossad (meski saat pembebasan Vanunu menyebut penculiknya ialah CIA) di Italia dan diadili secara rahasia. Dihukum sebagai pengkhianat selama 18 tahun dalam tahanan, lebih daripada 11 tahun yang dijalani dalam kurungan tersendiri. Vanunu dibebaskan dari tahanan 21 April 2004 dan ia dikenakan pembatasan pidato dan perjalanan. Pada 11 November 2004, karena melanggar poin-poin tadi, ia ditangkap kembali setelah ada wawancara oleh media massa.

Berkas:Mordechai Vanunu.jpg
Foto Mordechai Vanunu di Yerusalem yang diambil dua hari setelah beliau keluar dari penjara pada 21 April 2004

Kebanyakan orang menganggapnya sebagai tahanan berhati nurani, dan sering dibandingkan dengan aktivis perdamaian Jerman Carl von Ossietzky. Internasional Amnesti menggambarkan perlakuan padanya sebagaimana ucapan “kejam, tak berperikemanusiaan atau perlakuan yang menghinakan [...] seperti yang dilarang hukum internasional”. Vanunu telah dicalonkan sebagai pemenang Hadiah Nobel Perdamaian setiap tahun dari 1988 sampai 2004 dan dipilih sebagai rektor Universitas Glasgow Desember 2004; bagaimanapun pemerintah Israel menganggapnya pengkhianat.

Sejarah

Latar Belakang

Berkas:Vanunu-Artikel.jpg
Pada 5 Oktober 1986, koran Inggris The Sunday Times menuliskan berita di halaman depan dengan headline: "Terungkap — rahasia persenjataan nuklir Israel.

Vanunu dilahirkan di Marrakesh, Maroko dari suatu keluarga Yahudi. Ia memiliki 11 saudara lelaki dan wanita, dan pindah dengan keluarganya ke Israel 1963. Vanunu masuk dinas militer Angkatan Pertahanan Israel selama 3 tahun dengan pangkat sersan. Setelah berhenti dengan hormat, Vanunu belajar filsafat pada Universitas ben Gurion, Negev, di mana ia dikritik banyak kebijaksanaan dari pemerintah Israel, membentuk sebuah kelompok bernama Campus dengan 4 murid Yahudi dan 5 murid Arab. Vanunu juga mengagumi guru besarnya Evron Pollakov, guru besar sayap kiri pada Universitas ben Gurion yang telah menolak untuk mengabdi kepada Angkatan Pertahanan Israel di Libanon dan dipenjarakan karena itu. Vanunu juga bergabung dengan sebuah kelompok bernama Pergerakan untuk Kemajuan Perdamaian.

1976-1985, Vanunu bekerja sebagai teknisi nuklir pada Pusat Riset Nuklir Negev, sebuah fasilitas Israel yang mana-menurut mayoritas ahli pertahanan-digunakan untuk memproduksi senjata nuklir; berlokasi di Dimona, di gurun pasir Negev. Di sana, permasalahannya tentang program nuklir Israel makin bertambah di tempat kerjanya. 1985, ia berhenti dari Dimona dan meninggalkan Israel. Ia tiba di Nepal, dan masuk agama Buddha, lalu berjalan ke Burma dan Thailand. 1986, ia berjalan ke Sydney, Australia. Selama di Sydney, Vanunu tinggal di sebuah losmen di Salib Raja dan bekerja secara tidak tetap, pertama sebagai pencuci piring hotel dan terakhir sebagai sopir taksi.

Vanunu juga mulai untuk datang ke gereja lokal St. John’s. Di sana ia bertemu Pendeta John McKnight yang bekerja dengan tuna wisma dan pecandu obat bius. Vanunu masuk agama Kristen dan dibaptis di Gereja Anglikan. Itu membuatnya terasing dari keluarganya. Selama tetap di Sydney, ia bertemu dengan Peter Hounam, seorang wartawan dari Sunday Times.

Penculikan

Awal September 1986, Vanunu terbang ke London dengan Hounam, dan diungkapkan Sunday Times pengetahuannya tentang program nuklir Israel, termasuk foto yang secara rahasia disimpannya di suatu tempat di Dimona. Lalu Sunday Times menghabiskan waktu luas membuktikan cerita Vanunu dengan ahli terkenal. Menurut dugaan orang, jemu dan jengkel dengan lamanya Hounam meneliti, Vanunu menemui suatu surat kabar saingan, tabloid Sunday Mirror, yang pemiliknya ialah Robert Maxwell. 1991, seorang proklamator sendiri bekas opsir Mossad bernama Ari ben Menashe menyatakan bahwa Maxwell-yang merupakan seorang Yahudi-telah memberi keterangan kepada Mossad tentang Vanunu. Mungkin juga bahwa penyelidikan oleh wartawan Sunday Mirror kepada KeduBes Israel di London menyuruh Mossad bersiaga. 30 September 1986, seorang agen Mossad Amerika Cheryl Bentov beroperasi dengan nama “Cindy” dan menyamar sebagai turis Amerika, memulai pertemuan dengan Vanunu, akhirnya membujuknya terbang ke Roma dengannya dalam sebuah liburan. Pemerintah Israel telah menjanjikan Margaret Thatcher bahwa mereka takkan mengadakan operasi pada Inggris. Jadi penting untuk membawa Vanunu keluar negari dengan sebuah pelayaran. Saat di Roma, agen Mossad menculik dan membiusnya, dan mengembalikannya ke Israel dalam sebuh kapal barang. Itu memulai awal dari apa yang lebih dari 1 dekade pada kurungan tersendiri dalam penjara Israel.

Segera setelah penculikannya, 5 Oktober, Times menerbitkan informasi yang telah dinyatakan, dan diperkirakan bahwa Israel telah memproduksi lebih dari 100 ujung peledak senjata nuklir. Vanunu kemudian diserahkan pada pemeriksaan di Israel dengan tuduhan pengkhianatan dan mata-mata. Pemeriksaan itu diadakan secara rahasia di Distrik Court di Yerusalem, sebelum ketua MA Eliahu Noam dan hakim Zvi Tal dan Shalom Brener, dan ia tak diizinkan berhubungan dengan media; bagaimanapun ia secara cerdik mengatur untuk mengungkapkan kepada mereka tanggal dan lokasi penculikannya, dengan menulisi telapak tangannya yang diperlihatkan dari jendela van yang sedang diangkut agar wartawan bisa mendapatkan informasi. Hal ini menyebabkan prosedur standar Israel untuk pengangkutan tahanan diubah agar tak terulang lagi.

Penjara

27 Februari 1988, pengadilan Israel memvonisnya 18 tahun hukuman penjara sejak tanggal penangkapannya.

Pemerintah Israel menjaganya dalam isolasi total lebih dari 11 tahun, kata orang takut bahwa ia mungkin membuka lebih banyak rahasia nuklir Israel. Bagaimanapun, banyak kritik membantah bahwa Vanunu tak memiliki beberapa informasi bahwa akan disikapi sebuah ancaman keamanan nyata pada Israel, dan motivasi nyata pemerintah Israel adalah 1 keinginan untuk menghindari keadaan politik yang memalukan baginya dan bersekutu seperti AS. Dr. Ray Kiddir, seorang ilmuwan nuklir senior Amerika, telah mengatakan :

“Pada baris riset itu dan pengalaman profesional saya sendiri, saya siap untuk menentang beberapa tuntutan resmi bahwa Tuan Vanunu memiliki beberapa informasi nuklir teknis tidak siap menjadi umum”.

Permohonan terakhirnya melawan penghukumannya, kepada Pengadilan Tinggi Israel 1990, gagal. Pemerintah Israel menolak untuk pengumuman catatan dari kasus pengadilan sampai setelah ancaman aksi legal, akhirnya setuju untuk mengadakan sensor kutipan yang diterbitkan Yedioth Ahronoth, koran Israel di akhir 1999.

Parlemen Eropa telah menyalahkan perlakuan Israel pada Vanunu, dan mengenai penculikannya oleh agen Mossad sebagai suatu pelanggaran besar dari kedaulatan Italia dan hukum internasional.

Vanunu dianugerahi gelar doktor dari Universitas Tromsø 2001.

Vanunu dan cerita tentang rahasia nuklir Israel ialah persoalan dalam Senjata Rahasia Israel, program televisi koresponden BBC. Disiarkan pada BBC2 di Inggris 17 Maret 2003. Vanunu tetap dingin tentang keseluruhan insiden, tetapi telah dinyatakan bahwa ia tak menyesal. Ketika dalam penjara, Vanunu berkata ia ambil bagian dalam aksi kecil dari pemberontakan, seperti menolak untuk berbicara dengan penjaga, hanya membaca koran berbahasa Inggris, dan menonton hanya TV BBC. Ia tetap menolak untuk memakan makanan ketika disajikan untuknya agar memelihara bagian kecil dari kehidupannya tidak di bawah kendali Israel. “Ia terbandel, berpendirian kuat, dan keras kepada orang yang pernah saya temui,” ujar pengacaranya Avigdor Feldman.

5 Februari 2004, mantan pemimpin Mossad Shabtai Shavit bercerita pada Reuters bahwa pilihan untuk hukuman mati Vanunu direncanakan 1986 namun, “Orang Yahudi tak melakukannya kepada orang Yahudi lainnya.”

Pembebasan

Vanunu dibebaskan dari tahanan 21 April 2004. Pada pembebasannya, Vanunu menyatakan ia tak memiliki rahasia lain untuk dinyatakan, dan menunjukkan hasrat untuk sama sekali memisahkan diri dari Israel. Ia menolak untuk berbicara dalam bahasa Ibrani, dan mengutarakan sebuah hasrat untuk pindah ke Skandinavia, Irlandia ataupun Prancis segera setelah pemerintah Israel akan mengizinkannya untuk melakukan itu.

Pembatasan Pengumuman

Sejumlah pembatasan telah ditetapkan selama Vanunu dengan otoritas Israel, yang menyatakan alasannya khawatir kepadanya menyebarkan rahasia negara lebih lanjut. Dan ditetapkan bahwa :

  • Vanunu harus mendaftarkan diri untuk tinggal di suatu kota Israel pilihannya.
  • Ia harus memberitahu kepada otoritas jika ia menginginkan untuk berjalan ke kota lain.
  • Ia takkan diizinkan untuk meninggalkan Israel selama 6 bulan. Pembatasan ini akan diberikan tinjauan pada akhir dari 6 bulan dan dapat diulangi.
  • Ia takkan diizinkan menghubungi orang asing dengan telepon atau sendiri.
  • Ia takkan diizinkan memasuki beberapa KeduBes, mengunjungi beberapa pelabuhan masuk, atau datang sampai 500 m dari beberapa persimpangan batas internasional.

Vanunu berkata bahwa pengetahuannya sekarang semuanya ketinggalan waktu, dan bahwa ia tak memiliki lebih banyak kemungkinan membuka, bahwa sudah tidak secara luas dikenal. Walau negara membatasi, sejak pembebasannya Vanunu telah secara bebas mengadakan wawancara kepada pers asing, termasuk wawancara telepon langsung kepada Radio BBC Skotlandia.

22 April 2004, Vanunu meminta kepada pemerintahan Norwegia paspor dan suaka di sana untuk ‘alasan kemanusiaan’, menurut agen berita Norwegia. Ia juga mengirim lamaran ke negara lain, dan menyatakan bahwa ia akan menerima suaka di beberapa negara karena ia mengkhawatirkan hidupnya. Mantan PM Norwegia aliran konservatif Kåre Wiloch telah meminta pemerintahan konservatif untuk memberi Vanunu suaka, dan Universitas Tromsø telah menawarinya pekerjaan. Lamarannya untuk suaka di Swedia ditolak oleh departemen imigrasi Swedia, sejak tak menerima lamaran suaka bagi orang yang bukan penduduk Swedia.

Penangkapan 2004

Jum’at, 11 November 2004, Vanunu ditangkap oleh Unit Investigasi Internasional polisi Israel pada sekitar pukul 09.00 ketika sarapan. Penangkapan berasal dari sebuah kecurigaan pemeriksaan penyelidikan dari pecahnya rahasia nasional dan pelanggaran putusan resmi sejak pembebasannya dari tahanan. Lebih dari 20 prajurit penyerang mengenakan rompi antipeluru dan membawa senapan mesin masuk ke dalam tembok halaman tertutup dari Gereja Anglikan St. George di Yerusalem Timur, ketika Vanunu telah menyewa sebuah ruangan sejak pembebasannya. Polisi membawa kertas-kertas dan 1 komputer dari ruangannya. Setelah penahanan dalam waktu singkat, Vanunu dikenakan tahanan rumah, yang dalam 7 hari terakhir.

Penangkapan datang 3 bulan setelah Vanunu berkata dalam suatu wawancara bahwa Israel ada di belakang pembunuhan John Fitzgerald Kennedy. Dalam wawancara itu ia telah berkata bahwa pembunuhan terjadi akibat “tekanan [Kennedy] kepada kepala pemerintahan saat itu David ben Gurion tentang reaktor nuklir Dimona.

Menurut laporan BBC, ada saran bahwa penangkapan terakhir Vanunu pada hari meninggalnya Yasser Arafat ditetapkan untuk mencoba buat menghindari ulasan media internasional secara besar-besaran.

24 Desember 2004, Vanunu ditahan oleh polisi Israel ketika ia sedang mencoba keluar Israel, dalam kendaraan bertanda milik pers asing, memasuki Tepi Barat, kata orang untuk menghadiri massa di Gereja Kelahiran Kristus, sebagai pelanggaran pembatasan pembebasannya (lihat di atas). Setelah memberi uang tanggungan 50.000 shekel, ia dibebaskan setelah 7 hari penahanan rumah sebagaimana yang dilaporkan BBC.

Dalam sebuah wawancara dengan Jeff Heinrich dari surat kabar Montreal Gazette, ia berkata ia ingin pindah ke Kanada. “Saya memilih Kanada,” katanya. 26 Januari 2005, BBC melaporkan 1 dari pegawainya dilarang ke Israel setelah BBC menolak untuk mengajukan bahan materi wawancara dengan Mordechai Vanunu kepada sensor Israel.