Pabrik gula

kilang yang mengolah gula mentah menjadi gula rafinasi putih atau yang memproses bit gula menjadi gula rafinasi
Revisi sejak 27 Januari 2022 15.29 oleh Affirda (bicara | kontrib) (copyedit menghapus dan menambahkan beberapa kata dan pranala dalam)

Pabrik gula dapat merujuk kepada sebuah pabrik yang mengolah tebu menjadi gula putih atau gula coklat. Ini juga dapat diartikan sebagai sepotong peralatan yang menghancurkan batang gula tebu untuk mengekstrak sarinya.

Pabrik gula Inkerman di Australia

Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat, semakin meningkatnya permintaan masyarakat akan kebutuhan gula semakin meningkat pula proses produksi pada berbagai pabrik gula. Seiring dengan makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, produksi pabrik gula mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas. Penggunaan gula di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan tumbuhnya berbagai kreasi terhadap makanan maupun terhadap konsumsi makanan yang menggunakan gula sebagai bumbu maupun sebagai bahan pemanis dalam pembuatan makanan.

Struktur Organisasi

Struktur organisasi pada Pabrik Gula yang dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab kepada direksi. Dalam menjalankan tugasnya General Manager dibantu oleh empat orang manager, yaitu : 1. Engineering Manager (Manager Instalasi) 2. Processing manager (Manager Proses Produksi) 3. Financial and Administration Manager (Manajer Keuangan dan Administrasi) 4. Plantation Manager (manager Tanaman) 5. Human Resources Development

Setiap manager memiliki tanggung jawab masing-masing dalam mengatur dan menjalankan usaha pengolahan pada pabrik gula.

Stasiun Pengolahan Pabrik Gula

Proses pembuatan gula dari tebu pada hakikatnya hanya memisahkan gula melalui pemerahan, filtrasi (penyaringan), penguapan (evaporasi), pemasakan, dan pemutaran (sentrifugasi). Dalam proses pembuatan ini, air dan kotoran (bukan gula) akan dipisahkan dari tebu. Pemisahan gula menggunakan proses sulfitasi alkalis. Proses sulfitasi alkalis menggunakan kapur tohor dan belerang sebagai bahan pembantu. Pelaksanaannya meliputi tujuh stasiun yaitu: 1. Stasiun Persiapan 2. Stasiun Gilingan 3. Stasiun Pemurnian 4. Stasiun Penguapan 5. Stasiun Pemasakan 6. Stasiun Puteran 7. Stasiun Penyelesaian

Sejarah

Pabrik gula pertama kali muncul dalam dunia Islam abad pertengahan.[1] Mereka mula-mula diletakkan di roda air, dan kemudian roda angin dari abad ke-9 dan ke-10 di apa yang sekarang menjadi Afghanistan, Pakistan dan Iran.[2]

Di anak benua India, pabrik-pabrik gula mulai dipakai pada abad ke-13 dan ke-14 yang sangat meningkatkan produksi gula.

Catatan dan referensi

  1. ^ Adam Robert Lucas (2005), "Industrial Milling in the Ancient and Medieval Worlds: A Survey of the Evidence for an Industrial Revolution in Medieval Europe", Technology and Culture 46 (1): 1-30 [10-1 & 27]
  2. ^ Adam Lucas (2006), Wind, Water, Work: Ancient and Medieval Milling Technology, p. 65, Brill Publishers, ISBN 9004146490

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "Steindl" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.

Kesalahan pengutipan: Tag <ref> dengan nama "BMA" yang didefinisikan di <references> tidak digunakan pada teks sebelumnya.
  • Rein, P.W. (1995). "A Comparison of Cane Diffusion and Milling". Proceedings of The South African Sugar Technologists' Association. 
  • Kelly, P. S.; Porter, R. G. (1978), "Operation of the Inkerman Diffuser", Proceedings of the Forty-Fifth Conference of the Australian Society of Sugar Cane Technologists 
  • Oates, J. A. H. (2008). Lime and Limestone: Chemistry and Technology, Production and Uses. John Wiley & Sons. ISBN 978-3-527-61201-7. 

Pranala luar