Keris Knaud
Keris Knaud, juga dikenal dengan sebutan Kris of Knaud atau Knaud's Kris, adalah keris tertua yang pernah tercatat di dunia.[1] Keris ini dihadiahkan kepada Charles Knaud, seorang dokter Belanda, oleh Paku Alam V pada abad ke-19 dan saat ini dipamerkan di Tropenmuseum, Royal Tropical Institute, Amsterdam.
Keris Knaud | |
---|---|
Bahan baku | besi dan tembaga |
Dibuat | sekitar abad ke-14 |
Lokasi sekarang | Tropenmuseum, Amsterdam |
Sejarah
Pada belati besi keris, tercantum tahun 1264 (bertepatan dengan 1342 M). Sejumlah ilmuwan menduga dari fitur-fitur khasnya usia keris ini bisa jadi lebih tua, tetapi baru diresmikan pada masa keemasan Kerajaan Majapahit untuk merayakan sebuah peristiwa penting.[2] Keris ini memiliki ukiran epik Ramayana di lapisan perunggu tipis yang menyelubungi sebagian keris.
Charles Knaud (Batavia 1840 - Amsterdam 1897) adalah seorang dokter dan dukun Belanda di keraton Yogyakarta. Knaud, yang sudah menguasai kebatinan, merawat dan menyembuhkan putra Paku Alam V (1878-1900), penguasa keharyapatihan Pakualaman di Kesultanan Yogyakarta. Sang putra tadi menganggap kesembuhannya adalah hasil guna-guna. Karena menyelamatkan nyawa putranya, Paku Alam V, yang juga merupakan anggota freemason di loji Mataram, Yogyakarta,[3] menghadiahkan Knaud sebuah benda pusaka berupa keris.[4] Ini adalah keris tertua yang dimiliki pangeran.[5]
Sejak 1903, keris ini diyakini hilang namun ternyata masih dimiliki keluarga Knaud. Pada masa Perang Dunia II, keluarganya menguburkan keris ini di kebun rumah supaya tidak diketahui tentara Jepang. Saat Revolusi Nasional Indonesia berlangsung, mereka membawanya ke Belanda dan menyimpannya di brankas keluarga.[6]
Pada abad ke-19, sebuah kotak plaster dan foto keris ini menjadi bagian koleksi Bataviaasch Museum of Arts and Archaeology. Tahun 1920, N.J. Krom membuka tempat pameran khusus untuk keris ini di ruang Hindoe-Javaansche Kunst. David van Duuren, kurator Royal Tropical Institute, menanyai keturunan Knaud, Kurht Knaud, tentang pengetahuannya seputar keris langka yang pernah dimiliki keluarganya. Van Duuren terkejut karena Kurht tahu soal keris tersebut. Kurht Knaud meminjamkan keris tersebut kepada pengelola Royal Tropical Institute, K.I.T., Amsterdam. Keris itu masih dipamerkan di sana sejak Februari 2003.[6]
Referensi
Daftar pustaka
- Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004);
- Duuren, D., Charles Knaud's Keris, the oldest dated keris in the world: Legend - History - Iconography - Metallurgy. Leiden: Ethnographic Art Books, 2022 (ISBN 978-90-5450--026-1)
- Krom, N.J. ‘Hindoe-Javaansche Kunst’ (2-volume, Eindhoven, 1920)
Catatan dan kutipan
- ^ van Duuren, David (2002). Krisses: a critical bibliography. Pictures Publishers. hlm. 110. ISBN 978-90-73187-42-9. Diakses tanggal 6 March 2011.
- ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27
- ^ Stevens, Th. Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Publisher: Verloren, Hilversum) P.40 ISBN 90-6550-378-1
- ^ Van Asdonck, Marjolein ‘Het sprookje van de kris.’ (Moesson Magazine, Volume 50, no.5, November 2005) p.27 [1] Diarsipkan 2013-10-02 di Wayback Machine.
- ^ Muskens, Roland. "Knaud's Kris". Colonial Past, Global Future: 100 Years of The Royal Tropical Institute. Royal Tropical Institute. hlm. 65. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-09. Diakses tanggal 2013-09-28.
- ^ a b Van Duuren, D. ‘Een teruggevonden Indo-Javaans Unicum: De 'Kris van Knaud'. In: Aziatische Kunst, 34-2.’ (Publisher: VVAK, Amsterdam, 2004)