Siti Oetari

Istri pertama Soekarno
Revisi sejak 28 Januari 2022 02.12 oleh Laha Bete (bicara | kontrib)

Siti Oetari (1905–1986)[1][2] adalah putri sulung Hadji Oemar Said Tjokroaminoto, pemimpin Sarekat Islam sekaligus merupakan istri dari Presiden Indonesia pertama Soekarno. Soekarno menikahi Oetari usianya belum genap 20 tahun. Siti Oetari sendiri waktu itu berumur 16 tahun. Soekarno menikahi Oetari pada tahun 1921 di Surabaya. Sewaktu itu Soekarno menumpang di rumah HOS Tjokroaminoto ketika sedang menempuh pendidikan di sekolah lanjutan atas. Beberapa saat sesudah menikah, Bung Karno meninggalkan Surabaya, pindah ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di THS (sekarang ITB). Soekarno kemudian menceraikan Oetari secara baik-baik.

Siti Oetari
LahirSiti Oetari Tjokroaminoto
1905
Ponorogo, Hindia Belanda
Meninggal1905 (umur -82–-81)
Indonesia
KebangsaanIndonesia
Suami/istri
(m. 1921; c. 1923)

Sigit Bachroensalam
(m. 1924; meninggal 1981)
AnakIr. Harjono Sigit Bachroensalam
Orang tua
KeluargaMaia Estianty (cucu)

Kehidupan awal

Siti Oetari Tjokroaminoto lahir pada tahun 1905 di Ponorogo,[1] Hindia Belanda sebagai putri tertua dari lima bersaudara pasangan H. Oemar Said Tjokroaminoto dan Suharsikin. Dia mempunyai empat orang adik termasuk Harsono Tjokroaminoto, mantan menteri dalam beberapa jabatan menteri di Indonesia.

Pernikahan

Oetari menikah sebanyak dua kali.

Pernikahan pertama

Pada tahun 1921, Oetari, yang berusia 16 tahun, menikah dengan seorang murid ayahnya yang tinggal di rumah mereka, Soekarno Sosrodihardjo yang berusia 20 tahun di Surabaya. Alasan pernikahan mereka adalah karena Soekarno merasa simpati melihat ibu Oetari, Suharsikin yang sakit parah. Akhirnya Soekarno menikahi Oetari, tetapi tak lama setelahnya Suharsikin meninggal. Setelah itu, Soekarno mulai merasa tidak cocok dengan Oetari yang masih kekanak-kanakan.

Segera setelahnya, Soekarno meninggalkan Surabaya untuk menempuh pendidikan di THS, Bandung. Pada tahun 1923, Soekarno mendatangi Oetari, H. O. S. Tjokroaminoto, dan keluarganya untuk menceraikan Oetari secara baik-baik.

Pernikahan kedua

Setelah bercerai di usia 18 tahun, Oetari kembali menikah pada tahun 1924 di usia 19 tahun dengan seorang bernama Sigit Bachroensalam. Pernikahan ini menghasilkan seorang putra:

  • Ir. Harjono Sigit Bachroensalam (lahir 21 September 1939) — dikenal sebagai ayah dari artis Maia Estianty

Pernikahan ini berakhir setelah Sigit meninggal pada tahun 1981 dan meninggalkan Oetari sebagai janda di usia 76 tahun.

Kematian

Siti Oetari meninggal lima tahun setelah suami keduanya yaitu pada tahun 1986 sekitar usia 81 tahun di Indonesia.

Referensi

  1. ^ a b Marihandono, Djoko; Juwono, Harto; Tangkilisan, Yudha B.; Tjahjopurnomo, R. (2015). H.O.S. Tjokroaminoto : penyemai pergerakan kebangsaan dan kemerdekaan. Museum Kebangkitan Nasional. hlm. 89–90. ISBN 978-602-14482-7-4. Kabar kelahiran Oetari terdengar juga oleh Tjokroaminoto, karena itu diputuskan untuk datang ke Ponorogo menemui isteri dan anaknya. 
  2. ^ Media, Kompas Cyber (2021-02-21). "Perjalanan Cinta Siti Oetari dan Bung Karno yang Bersemi di Surabaya Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-08-17.