Daging anjing

Revisi sejak 29 Januari 2022 10.38 oleh Tupai95 (bicara | kontrib) (change refrence link to active link with good article)

Daging anjing tidak tergolong makanan konsumsi maupun hewan ternak untuk dikonsumsi di Indonesia berdasarkan hukum UU Nomor 18 Tahun 2012 dan Instruksi Kepala DKPKP DKI Nomor 26 Tahun 2018.[2][3] Perdagangan daging anjing juga sudah dilarang oleh pemerintah-pemerintah daerah. Sayangnya anjing masih diternakkan dan disembelih sebagai sumber protein di beberapa tempat di dunia. Di negara-negara yang menyayangi anjing sebagai hewan peliharaan, memakan daging anjing merupakan tindakan tabu dan melawan kebiasaan sehingga konsumsi daging anjing biasa mendapat kecaman keras. Daging anjing juga dapat membahayakan kesehatan, salah satunya dikarenakan oleh resiko terkena rabies baik pada saat memotong atau mengkonsumsi daging anjing. Selain rabies, daging anjing juga rawan bakteri dan parasit, seperti Trichinellosis yang bisa menyebabkan peradangan pembuluh darah yang fatal, [4] E.Coli, Salmonella, antraks, brucellosis, hepatitis, dan leptospirosis.[5]

Masakan daging anjing dari Hanoi, Vietnam.
Warga Cowa, Balibo, Timor Leste sedang memanggang daging anjing (k. 1968-1970).
Daging anjing
Daging anjing yang sudah dipotong-potong
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Energi1.096 kJ (262 kcal)
0.1 g
Serat pangan0 g
20.2 g
19 g
VitaminKuantitas
%AKG
Vitamin A equiv.
0%
3.6 μg
Tiamina (B1)
10%
0.12 mg
Riboflavin (B2)
15%
0.18 mg
Niasin (B3)
13%
1.9 mg
Vitamin C
4%
3 mg
MineralKuantitas
%AKG
Kalsium
1%
8 mg
Zat besi
22%
2.8 mg
Fosfor
24%
168 mg
Potasium
6%
270 mg
Sodium
5%
72 mg
Komponen lainnyaKuantitas
Air60.1 g
Kolesterol44.4 mg
Ash0.8 g
Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa.
Sumber: Yong-Geun Ann (1999)[1]

Di beberapa daerah di Indonesia, daging anjing disantap sebagai sumber protein baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Di Manado dan Minahasa, daging anjing dikenal dengan istilah RW (dibaca: erwe), singkatan dari rintek wuuk (bahasa Manado: "bulu halus"), suatu eufemisme untuk anjing.[6][7] Masakan Batak mengenal masakan daging anjing yang diberi kode B1, dari kata biang (bahasa Batak: "anjing"),[7] meskipun bukan makanan terpopuler dalam kuliner Tapanuli. Di beberapa kota di Jawa seperti Solo dan Yogyakarta, sate daging anjing disamarkan dengan sebutan "sate jamu";[8] sedangkan sebutan tongseng daging anjing adalah sengsu, singkatan dari tongseng asu (bahasa Jawa: "tongseng anjing").[9]

Komedian Inggris Ricky Gervais, artis Sophia Latjuba, dan selebriti lainnya telah menjadi juru bicara Dog Meat Free Indonesia untuk menghentikan perdagangan daging anjing di Indonesia.[10] Presiden Korea Selatan, Moon Jae-In, mengajukan wacana untuk melarang konsumsi daging anjing dalam pemilihan presiden 2022.[11] Shenzhen menjadi kota pertama di Cina yang melarang konsumsi daging anjing, dan Kementrian Pertanian Cina telah menyusun kebijakan untuk melarang konsumsi daging anjing.[12] Gerakan ini menjadi pacuan bagi negara-negara lain untuk mengikuti ditegakkannya hukum melarang konsumsi daging anjing.

Penegakan hukum untuk melarang konsumsi daging anjing bukan saja didorong oleh status anjing sebagai hewan peliharaan, tetapi juga untuk mendorong peradaban manusia sendiri. Anjing telah dikenal efektif membantu sektor medis dan pasien, misalnya anjing dapat membantu dokter mendeteksi penderita kanker melalui penciumannya yang tajam,[13] anjing bisa menenangkan pasien dan meredakan kecemasan,[14] anjing bisa menjadi pendamping tuna netra dan masih banyak lagi kontribusi anjing bagi manusia yang membuat konsumsi daging anjing tidak etis.

Lihat pula

Rujukan

  1. ^ Ann Yong-Geun "Dog Meat Foods in Korea" Diarsipkan 7 October 2007 di Wikiwix, Bosintang (in 100g, raw meat), Korean Journal of Food and Nutrition 12(4) 397 – 408 (1999).
  2. ^ developer, mediaindonesia com (2021-09-13). "DKI Pastikan Larangan Penjualan Daging Anjing di Pasar". mediaindonesia.com. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  3. ^ "Wacana larangan konsumsi daging anjing masuk dalam topik Pilpres Korsel, bagaimana dengan di Indonesia?". BBC News Indonesia. 2021-09-28. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  4. ^ Indonesia, C. N. N. "Bahaya Mengonsumsi Daging Anjing untuk Kesehatan". gaya hidup. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber (2019-12-05). "3 Efek Samping Mengonsumsi Daging Anjing Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  6. ^ Gall, Timothy L. (2009). Worldmark encyclopedia of cultures and daily life, Gale, ISBN 1-4144-4882-1, 9781414448824. Hlm. 653.
  7. ^ a b Lonely Planet, Ryan Ver Berkmoes, Celeste Brash, Muhammad Cohen, Mark Elliott, Guyan Mitra, John Noble, Adam Skolnick, Iain Stewart, Steve Waters (2010). Lonely Planet Indonesia, Lonely Planet, ISBN 1-74220-348-5, 9781742203485. Hlm. 80.
  8. ^ 80 Ekor Anjing Terjaring Operasi Subuh[pranala nonaktif permanen], edisi Kamis, 17 Oktober 2002, ©1996 Suara Merdeka. Diakses 26 Juli 2013.
  9. ^ Bro, Mas. "Sate Jamu, Nama Samaran Untuk Sate Berbahan Anjing di Kota Solo - Kebaca". Sate Jamu, Nama Samaran Untuk Sate Berbahan Anjing di Kota Solo - Kebaca. Diakses tanggal 2022-01-29. 
  10. ^ "Dog Meat Free Indonesia | Take Action Now". Dog Meat Free Indonesia (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-19. 
  11. ^ "South Korea's president mulls dog meat ban as consumption dwindles". BBC News (dalam bahasa Inggris). 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  12. ^ "China signals end to dog meat consumption by humans". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 2020-04-09. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  13. ^ "Can dogs smell cancer in humans? Research and diagnosis". www.medicalnewstoday.com (dalam bahasa Inggris). 2018-11-08. Diakses tanggal 2021-12-19. 
  14. ^ "Home". Koda the Fluff Site (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-12-19. 

Bacaan lebih lanjut

  • Kim, Rakhyun E. (2008). "Dog Meat in Korea: A Socio-Legal Challenge". Animal Law. 14 (2): 201–236. SSRN 1325574 . 
  • Colting, Fredrik (2005-07-10). Magnus Andersson Gadd, ed. The Pet Cookbook: Have your best Friend for dinner. Canada: Nicotext. ISBN 91-974883-4-8. 
  • Yong-Geun Ann, Ph.D. Dog Meat (dalam bahasa Korean and English). Hyoil Book Publishing Company. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2014-03-23.  (contains some recipes)
  • Dressler, Uwe (2003-05-01). Der Kalte Hund (dalam bahasa German). Dresden: IBIS-Ed. ISBN 3-8330-0650-1. 

Pranala luar