Stasiun Bandung

stasiun kereta api di Indonesia
Revisi sejak 31 Januari 2022 08.37 oleh Ruvyzat (bicara | kontrib) (→‎Antarmoda pendukung[16]: penambahan koridor 2 di Trans Metro Pasundan)

Stasiun Bandung (BD), juga dikenal sebagai Stasiun Hall, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Stasiun Timur (selatan) dan Jalan Kebon Kawung (pintu utara), di Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir, tepatnya di perbatasan antara Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cicendo dan Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter ini merupakan stasiun utama wilayah Bandung Raya di provinsi Jawa Barat dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini pada awalnya hanya terdapat satu buah bangunan stasiun; namun, setelah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian dan tetap di dalam satu kawasan. Stasiun Bandung merupakan stasiun kereta api terbesar di Kota Bandung dan Provinsi Jawa Barat dan menghubungkan antara wilayah Bandung Raya dan Jabodetabek, Jawa Tengah, DI Yogyakarta dan Jawa Timur bagi kereta api antarkota kelas eksekutif dan sebagian besar campuran.

Stasiun Bandung
Kereta Api Indonesia

Pintu masuk selatan Stasiun Bandung hanya diperuntukkan kereta api lokal, Oktober 2021
Nama lainStasiun Hall
Lokasi
Koordinat6°54′51″S 107°36′9″E / 6.91417°S 107.60250°E / -6.91417; 107.60250
Ketinggian+709 m
Operator
Letak
Jumlah peron
  • Satu peron sisi tinggi (peron jalur 1)
  • Tiga peron pulau yang tinggi (peron jalur 2 dan 3, 4 dan 5, 6 dan 7)
  • Dua peron pulau yang agak tinggi (antara jalur 1 dan 2 serta jalur 5 dan 6)
Jumlah jalur10 (jalur 3 dan 4: sepur lurus)
LayananArgo Parahyangan, Argo Wilis, Turangga, Mutiara Selatan, Harina, Ciremai, Malabar, Lodaya, Lokal (Cibatuan dan Ekonomi Bandung Raya), dan Angkutan logistik ONS
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepedaYa
Akses difabelYa
ArsitekE.H. de Roo (bangunan selatan)
Gaya arsitekturArt deco
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka17 Mei 1884; 140 tahun lalu (1884-05-17)
Dibangun kembali1927–1928
Perusahaan awalStaatsspoorwegen
Operasi layanan
Lua error in Modul:Adjacent_stations at line 219: Jalur tidak dikenal "Lokal Bandung Raya".
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Jalur difabel Eskalator Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Mesin tiket Cetak tiket mandiri Ruang kerja bersama Pos kesehatan Isi baterai Parkir Toilet Musala Wastafel Galeri ATM Terminal barang Ruang/area tunggu Pertokoan/area komersial Restoran Tempat naik/turun 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun ini sering dijadikan sebagai stasiun kereta api percontohan oleh KAI supaya mutu pelayanan dibuat setara dengan bandara. Oleh karena itu, KAI menjadikan stasiun ini sebagai stasiun kereta api pertama di Indonesia yang menerapkan sistem cetak tiket boarding pass sejak Februari 2016[4] serta sistem pemeriksaan bagasi dengan sinar-X pada Oktober 2018.[5] Selain itu, stasiun ini merupakan stasiun kereta api di Indonesia yang pertama kali menggunakan sistem persinyalan elektrik sejak tahun 1970 yang diproduksi oleh Siemens dengan seri DrS60.[3][6]

Pada tahun 2014, kereta api Lokal Bandung Raya dan Lokal Cibatu tidak dilayani di pintu utara Stasiun Bandung, tetapi hanya dilayani di pintu selatan. Hal ini guna untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang dan calon penumpang di stasiun ini.

Stasiun Bandung juga dikenal sebagai terminal angkutan kota (angkot) karena stasiun ini juga dijadikan tempat singgah banyak angkot ke berbagai tujuan.[7]

Sejarah

 
Bangunan Stasiun Bandung generasi pertama

Dalam buku Wajah Bandoeng Tempo Dulu (1984) karangan Haryoto Kunto, gagasan awal pembangunan Stasiun Bandung berkaitan dengan pembukaan perkebunan di Bandung sekitar tahun 1870. Stasiun ini diresmikan pada 17 Mei 1884 pada masa pemerintahan Bupati Koesoemadilaga; pada waktu yang sama juga dibuka jalur kereta Batavia–Bandung melalui Bogor dan Cianjur. Pada saat itu, para tuan tanah perkebunan (Preangerplanters) menggunakan jalur kereta api untuk mengirimkan hasil perkebunannya ke Batavia dengan lebih cepat. Untuk menampung dan menyimpan hasil perkebunan yang akan diangkut dengan kereta, maka dibangunlah gudang-gudang penimbunan barang di beberapa tempat di dekat Stasiun Bandung, yaitu Jalan Cibangkong, Jalan Cikudapateuh, daerah Kosambi, Kiaracondong, Braga, Pasirkaliki, Ciroyom, dan Andir. Setelah peresmian jalur Bandung–Surabaya pada 1 November 1894, para pemilik pabrik dan perkebunan gula dari Jawa Tengah dan Jawa Timur (Suikerplanters) menyewa gerbong kereta menuju Bandung untuk mengikuti Kongres Pengusaha Perkebunan Gula yang pertama. Kongres tersebut merupakan hasil pertemuan Pengurus Besar Perkumpulan Pengusaha Perkebunan Gula (Bestuur van de Vereniging van Suikerplanters) di Surabaya pada tahun 1896.[8]

Untuk mengingat pentingnya stasiun ini, maka diresmikan sebuah monumen (tugu) di depan pintu selatan stasiun pada tanggal 6 April 1925 yang dirancang oleh arsitek E.H. de Roo, dibangun untuk memperingati 50 tahun Staatsspoorwegen (SS) berkarya di Jawa. Tugu itu diyakini sebagai hadiah dari Wali Kota Bandung kepada SS atas jasa-jasanya berhasil mempersatukan Jawa dengan kereta api. Tugu itu diterangi seribu lampu dan diresmikan dengan upacara yang dihadiri warga Bandung dan petinggi-petinggi SS.[9][10]

 
Bangunan sisi selatan Stasiun Bandung yang sudah menggunakan gaya art deco. Di depannya berdiri tugu peringatan 50 Tahun SS.

Pada tahun 1927–1928, beberapa tahun setelah peringatan lima puluh tahun SS, E.H. de Roo juga mengganti arsitektur Stasiun Bandung, salah satunya ditandai dengan hiasan kaca patri pada peron bagian selatan yang bergaya Art Deco.[11] Sebelumnya, pada tahun 1918, mulai dilaksanakan proyek pembangunan jalur baru Bandung–RancaekekJatinangorTanjungsari–Citali, kemudian dibangun lintas Bandung–CiteureupMajalaya setahun kemudian, dan dibangun jalur Citeureup-Banjaran–Pengalengan pada tahun 1921. Untuk jalur yang menuju ke perkebunan teh, maka dibangun jalur Bandung ke Kopo (Soreang) dan kemudian ke Ciwidey.[8]

Pada saat peresmian Stasiun Bandung baru, surat kabar Javabode menuliskan bahwa masyarakat sekitar merayakannya selama dua hari secara berturut-turut. Kereta api merupakan sarana transportasi hasil produksi perkebunan Bandung, seperti kina, teh, kopi, dan karet, sehingga pertumbuhan ekonomi di kota tersebut berkembang pesat.[8]

Pada tahun 1990, dibangun peron utara yang akhirnya dijadikan bagian depan stasiun di Jalan Kebon Kawung.[8]

Bangunan dan tata letak

 
Pintu masuk Stasiun Bandung sisi utara hanya untuk keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota.
 
Bagian dalam stasiun, dengan papan nama versi 2017

Bangunan sisi selatan stasiun ini bergaya Art Deco, ditandai dengan bentuk bangunan yang cenderung kubus pada hall depan. Fasad bangunan didesain mengikuti fasad lama stasiun (bangunan lama stasiun ini bergaya Indische Empire seperti stasiun-stasiun SS lainnya), tetapi didominasi oleh bidang-bidang transparan yang membuatnya berbeda dengan arsitektur lama.[12]

Stasiun ini keseluruhan memiliki sepuluh jalur kereta api; terdiri dari enam jalur utama dengan jalur 3 dan 4 merupakan sepur lurus ditambah empat jalur untuk aktivitas langsir kereta api. Semua jalur digunakan untuk pemberhentian kereta api dan juga sebagai titik langsiran kereta api. Hampir semua kereta api yang melintas di jalur PadalarangKroya berhenti di stasiun ini, kecuali angkutan barang yang melakukan bongkar muat barang di Stasiun Gedebage.

Stasiun Bandung dilengkapi dengan depo lokomotif di barat laut kompleks stasiun dan depo kereta yang cukup besar dan batasnya sampai ke Stasiun Ciroyom serta memiliki pemutar rel.

Pintu utara stasiun ini dahulunya merupakan bekas Balai Yasa Bandung yang kini sudah dinonaktifkan, sementara pintu selatan dijadikan sebagai pintu masuk kedua. Di hadapan stasiun berderet-deret kantor Daerah Operasi II Bandung yang halamannya juga dibuat untuk lahan parkir stasiun, mess, kantor Reska Multi Usaha Bandung, unit polisi khusus kereta api, dan unit kesehatan KAI. Di sebelah timur laut stasiun terdapat kantor pusat KAI.

Dalam rangka menjawab kebutuhan kerja bagi kaum milenial, KAI bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia (BUMN) meresmikan ruang kerja bersama di sembilan stasiun kereta api besar di Jawa. Ruang kerja bersama itu diresmikan oleh Menteri BUMN saat itu, Rini Soemarno di Stasiun Bandung pada 6 April 2019. Ruang kerja bersama ini dilengkapi meja kursi dan tersambung dengan internet melalui Wi-Fi.[13]

 
Stasiun Bandung dari arah timur, terlihat jembatan penyeberangan khusus penumpang, pembangunannya hampir rampung

Stasiun ini memiliki jembatan penyeberangan penumpang untuk menghubungkan penumpang baik dari stasiun utara maupun dari stasiun selatan menuju peron. Selain itu, dilakukan peninggian peron jalur 1 dan peron antara jalur 2 dan 3, serta pemanjangan peron antara jalur 4 dan 5 dan peron antara jalur 6 dan 7, untuk menunjang penumpang menuju jembatan layang. Oleh karena itu, penumpang yang dari/menuju peron tidak perlu menyeberangi rel.[14]

Sehubungan dengan upaya modernisasi persinyalan elektrik kereta api di stasiun ini, sistem persinyalan elektrik lama produksi Siemens sudah digantikan dengan yang terbaru produksi PT Len Industri pada bulan Desember 2021. Upaya ini dilakukan karena sistem persinyalan elektrik lama tersebut sudah digunakan selama 50 tahun.[15]

Ke arah barat stasiun ini terdapat bekas Stasiun Bandung Gudang yang sudah tidak aktif karena sudah tidak ada lagi aktivitas pengangkutan barang di sana serta digantikan oleh pusat perbelanjaan Paskal Hyper Square.

Ciri khas

Stasiun ini memiliki bel stasiun dengan instrumental dari lagu daerah Jawa Barat berjudul "Manuk Dadali" pada keberangkatan dan kedatangan kereta api antarkota dan lokal di seluruh stasiun besar Daerah Operasi II Bandung kecuali stasiun Kiaracondong yang menggunakan instrumental dari lagu bernama "Karatagan Pahlawan".

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lokal

Barang

Jalur lintas selatan Jawa

Pembatasan perjalanan pada masa pandemi COVID-19 diberlakukan di tahun 2020 mengakibatkan pengurangan pengoperasian kereta api dengan memberhentikan operasi dalam Gapeka tersebut, contohnya adalah dalam Gapeka 2021 yang dirilis bulan Februari 2021, tidak ada rute langsung ke Purwokerto dan Banjar dan perjalanan ke kota Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian utara hanya dilayani oleh kereta api Harina ke Surabaya Pasar Turi.

Antarmoda pendukung[16]

  • Stasiun Utara (Jl. Kebon Kawung)
Jenis Angkutan Umum Trayek Rute Tujuan
Angkot Kota Bandung 11B Stasiun Hall - Ciumbuleuit via Cihampelas Bandung Hall
Ciumbuleuit
12 Stasiun Hall - Gedebage Bandung Hall
13 Stasiun Hall - Sarijadi Bandung Hall
Sarijadi
14 Stasiun Hall - Gunung Batu Bandung Hall
17 Pasar Induk Caringin - Dago Pasar Induk Caringin
22 Sukajadi - Kebon Kalapa Terminal Sederhana
26 Cisitu - Tegalega Cisitu
Terminal Tegalega
30 Kebon Kalapa - Elang via Pasar Baru Elang
31 Antapani - Ciroyom Ciroyom
34 Caringin - Sadang Serang Caringin
35 Kebon Kalapa - Karang Setra Kebon Kalapa
Angkot Kabupaten Bandung Barat - Stasiun Hall - Lembang Bandung Hall
Lembang
- Stasiun Hall - Cimahi Bandung Hall
Terminal Pasar Antri Baru
- Ciroyom - Ciburial Terminal Ciroyom
  • Stasiun Selatan (Terminal Stasiun Hall)
Jenis Angkutan Umum Trayek Rute Tujuan
Trans Metro Bandung K2 Cicaheum - Cibeureum Terminal Cicaheum
K5 Antapani - Stasiun Hall Terminal Antapani
Trans Bandung Raya (DAMRI) 1 Cicaheum - Cibeureum Terminal Cicaheum
5 Leuwipanjang - Dago Dago
Trans Metro Pasundan (Teman Bus) 4D Leuwipanjang - Dago Dago
2D Kota Baru Parahyangan - Alun-Alun Bandung Alun-Alun Bandung
Angkot Kota Bandung 11B Stasiun Hall - Ciumbuleuit via Cihampelas Ciumbuleuit
12 Stasiun Hall - Gedebage Terminal Gedebage
13 Stasiun Hall - Sarijadi Sarijadi
14 Stasiun Hall - Gunung Batu Gunung Batu
26 Cisitu - Tegalega Cisitu
30 Kebon Kalapa - Elang via Pasar Baru Kebon Kalapa
Angkot Kabupaten Bandung Barat - Stasiun Hall - Lembang Lembang
- Stasiun Hall - Cimahi Terminal Pasar Antri Baru
  • Stasiun Timur (Jl. Stasiun Timur)
Jenis Angkutan Umum Trayek Rute Tujuan
Trans Metro Bandung K2 Cicaheum - Cibeureum Terminal Cicaheum
K5 Antapani - Stasiun Hall Terminal Antapani
Trans Bandung Raya (DAMRI) 1 Cicaheum - Cibeureum Terminal Cicaheum
5 Leuwipanjang - Dago Dago
KBP Alun-Alun Bandung - Kota Baru Parahyangan Kota Baru Parahyangan
Trans Metro Pasundan (Teman Bus) 4D Leuwipanjang - Dago Dago
Angkot Kota Bandung 9 Stasiun Hall - Dago Terminal Dago
10 Stasiun Hall - Sadang Serang Terminal Sadang Serang
11B Stasiun Hall - Ciumbuleuit via Cihampelas Ciumbuleuit
13 Stasiun Hall - Sarijadi Sarijadi
14 Stasiun Hall - Gunung Batu Gunung Batu
22 Sukajadi - Kebon Kalapa Terminal Sederhana
26 Cisitu - Tegalega Cisitu
30 Kebon Kalapa - Elang via Pasar Baru Elang
Angkot Kabupaten Bandung Barat - Stasiun Hall - Lembang Lembang
- Stasiun Hall - Cimahi Terminal Pasar Antri Baru

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ a b Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Haryadi, Malvyandie (22 Februari 2016). "Mulai Senin, Stasiun Bandung Berlakukan Aturan Boarding Pass, Ini yang Harus Dilakukan Penumpang". Tribun Jabar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 14 September 2017. 
  5. ^ Indonesia, PT. Content First. "Optimalkan keamanan, Stasiun KA Bandung operasikan x-ray". elshinta.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-07. Diakses tanggal 2018-11-07. 
  6. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2020-02-27. Diakses tanggal 2020-05-09. 
  7. ^ "Angkutan Umum: Angkot Kota Bandung". Transportasiumum.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-14. Diakses tanggal 14 September 2017. 
  8. ^ a b c d Gregorius Magnus Finesso (15 September 2010). "Bangkitnya Tatar Sunda". Kompas. hlm. 3. 
  9. ^ Reitsma, S.A. (1925). Boekoe Peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia-Belanda. Weltevreden, Batavia: Topografische Inrichting. 
  10. ^ R. (1 September 1926). "Het gemeentelijk geschenk van Bandoeng aan de Staatsspoor-en-Tramwegen". Indie: Illustreerd Tijdschrift voor Nederland en Kolonien. 10 (12): 190. 
  11. ^ Redaksi (2013-03-15). "Jelajah Stasiun Bandung Tempo Doeloe". InfoBandung (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-02-07. Diakses tanggal 2019-02-05. 
  12. ^ Pradipta, P.P.; Faqih, M. (2015). "Gaya Art Deco Pada Revitalisasi Stasiun Selatan Bandung". Jurnal Sains dan Seni ITS. 4 (2): 71–74. 
  13. ^ Aminuddin (6 April 2019). "KAI Punya Coworking Space di 9 Stasiun Kereta Api, Ini Daftarnya". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-07. Diakses tanggal 11 Desember 2019. 
  14. ^ Fatimah, Siti. "Wajah Baru Stasiun Bandung dengan Skybridge yang Instagrammable". detikTravel. Trans Media. Diakses tanggal 2021-05-01. 
  15. ^ Nantika Jelita, Insi (2021-02-19). "Kucurkan Rp13,8 M, Ini Progam Padat Karya KA Kemenhub di Jabar". Media Indonesia. Media Group. Diakses tanggal 2021-05-01. 
  16. ^ "Angkutan Umum | Angkot Kota Bandung – TRANSPORTASI UMUM". transportasiumum.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-28. Diakses tanggal 2018-04-30. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Bandung Gudang
menuju Padalarang
Padalarang–Kasugihan Cikudapateuh
menuju Kasugihan
Terminus Bandung–Ciwidey Cikudapateuh
menuju Ciwidey