Taman Warisan Melayu

Revisi sejak 4 Februari 2022 00.52 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Taman Warisan Melayu (Jawi: تامن واريثن ملايو) adalah sebuah pusat kebudayaan dan museum di Singapura yang menampilkan budaya, warisan dan sejarah masyarakat Melayu di Singapura. Terletak di Gerbang Sultan di Kampong Glam, taman seluas 8.000 meter persegi (86.000 kaki persegi) ini diresmikan pada 27 November 2004.

Taman Warisan Melayu
تامن واريثن ملايو
Pusat Warisan Melayu
Peta
Didirikan27 November 2004; 19 tahun lalu (2004-11-27)
LokasiSingapura
Koordinat1°18′08″N 103°51′37″E / 1.30222°N 103.86028°E / 1.30222; 103.86028
JenisMuseum sejarah
DirekturNorsaleen Salleh (pelaksana tugas manajer umum)
Akses transportasi umumStasiun MRT Bugis
(1°18′02″N 103°51′22″E / 1.30056°N 103.85611°E / 1.30056; 103.85611)
Situs webMalay Heritage Centre

Bangunan ini dulunya merupakan Istana Kampong Glam (atau Istana Sultan), dan merupakan bagian dari sebuah kompleks asli yang lebih besar yang mengarah ke anak jalan Beach Road. Gerbang Sultane sudah dikenal seperti itu sejak tahun 1950-an. Yayasan Warisan Melayu, yang terbentuk pada 28 Juli 1999, memulai sebuah proyek pemugaran besar Istana Kampong Glam tahun itu. Bangunan ini dibuka kembali sebagai Taman Warisan Melayu pada tahun 2004 setelah pekerjaan konstruksi selesai.

Di atas perkarangan Taman Warisan Melayu ini terdapat pepohonan gelam, sebuah replika perahu Bugis, Pinisi, dan penanda informasi tentang sejarah orang Bugis dan perdagangan mereka. Taman ini sendiri melestarikan dan menampilkan budaya dan warisan Melayu di Singapura melalui artefak-artefak bersejarah, pertunjukan multimedia dan diorama, dan pameran.

Taman ini juga menyelenggarakan acara-acara dan lokakarya kebudayaan Melayu. Sebelum tahun 2008, kegiatan-kegiatan ini, bersama dengan kegiatan penggalangan dana lainnya, menyumbang dua pertiga dari biaya operasional taman ini. Pada tahun 2008, Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa mereka akan memberikan pendanaan penuh sebesar SGD.1,7 juta setahun kepada Taman Warisan Melayu, alih-alih hanya pendanaan sepertiga yang diberikan pada tahun-tahun sebelumnya. Pendanaan ini, dan bantuan tambahan dari Badan Warisan Nasional, diharapkan untuk memberikan dorongan bagi taman ini untuk menjadi sebuah museum berstandar internasional, dan menciptakan peluang baginya untuk bekerja sama dengan museum-museum regional terbaik di Indonesia dan Malaysia.[1]

Pada bulan Agustus 2011 Taman Warisan Melayu ditutup karena renovasi besar-besaran. Taman ini dibuka kembali pada 1 September 2012.[2]

Waktu kunjungan

sunting

Taman Warisan Melayu dibuka dari hari Selasa sampai hari Minggu dan tutup di hari Senin. Waktu kunjungan di Taman Warisan Melayu ini dibagi dua kelompok, yakni untuk kunjungan ke Museum Taman Warisan Melayu dan Komplek Taman Warisan Melayu.

Waktu kunjungan ke Museum Taman Warisan Melayu dimulai dari pukul 10.00 sampai 18.00, dengan tiket masuk terakhir pukul 17.30. Sementara waktu kunjungan ke Kompleks Taman Warisan Melayu dimulai dari pukul 08.00 sampai 21.00.[3]

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Ahmad Sumantri (1 October 2008). "Govt to fully fund Malay Heritage Centre's S$1.7m annual running costs". Channel Newsasia. 
  2. ^ Saifulbahri Ismail (1 September 2012). "PM Lee calls on Malay Heritage Centre to reach out to all ethnic groups". Channel NewsAsia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-02. Diakses tanggal 9 September 2012. 
  3. ^ "Opening Hours and Admission". Malay Heritage Center. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-13. Diakses tanggal 23 November 2018. 

Pranala luar

sunting