Andy Octavian Latief, S.Si., M.Sc., Ph.D. (lahir 8 Oktober 1988) adalah fisikawan dan mubalig Indonesia. Ia dikenal luas setelah meraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional (IPhO) di Singapura pada 2006.

Latar belakang

Andy berasal dari Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Ia adalah anak pertama dari pasangan Abdul Latief dan Nurrahmah. Kakeknya, Muhammad, adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Pamekasan periode 1999–2004.[1]

Pendidikan dan prestasi

Andy mengenyam pendidikan di SMA Negeri 1 Pamekasan. Ia mengaku suka belajar ilmu fisika. Sejak duduk di kelas 1 SMA, ia telah memenangkan banyak perlombaan. Antara tahun 2004 hingga awal 2005 ia memperoleh 11 prestasi tingkat kabupaten hingga nasional.[1] Saat duduk di kelas 3 SMA, ia meraih medali emas pada Olimpiade Fisika Internasional XXVII di Singapura yang diselenggarakan pada 8–16 Juli 2006.[2][3] Sebelum bertarung, ia menjalani pemusatan selama kurang lebih 3 bulan di Karawaci, Tangerang.[4] Pada 2007, ia dianugerahi tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya oleh Presiden Republik Indonesia.[5][6]

Setelah lulus SMA, ia melanjutkan pendidikan tinggi dengan beasiswa pemerintah di Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia dan meraih gelar sarjana sains pada 2010. Pada 2011, ia bergabung dengan Grup Fisikawan Teoritik Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.[7]

Andy memperoleh beasiswa Dean's Fellowship selama 2 tahun untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Maryland College Park, Amerika Serikat (AS). Ia meraih gelar Master of Science pada 2014..[5]

Pada 2014, dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendididikan (LPDP) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Andy menempuh studi doktoral di Sekolah Fisika dan Astronomi, Universitas Birmingham, Britania Raya (UK). Ia lulus meraih gelar doktor pada 2018.[5]

Saat berkuliah di AS, ia mengenal Salafiyah. Ia mempelajari bahasa Arab di Tooba University. Ia berguru ilmu hadis, akidah dan tajwid kepada ulama Amerika lulusan Arab Saudi seperti Syekh Taha Adeseun, Syekh Ali Roach dan Syekh Abu Salman.[8] Sepulang dari studi, antara 2013 hingga 2014, ia mondok di Ma’had Al-‘Ilmi, Yogyakarta,[5] pesantren berbasis Salafi.[9]

Pada 2015, Andy mengambil studi jarak jauh di S-1 Fakultas Syariah Knowledge International University, Arab Saudi dan lulus pada 2019. Ia mengambil jurusan usul fikih di S-2 Fakultas Dirasat Islamiyah, Islamic University of Minnesota (IUM) dan lulus pada 2021. Saat ini ia masih menempuh studi doktoral usul fikih di IUM.[5]

Karier

Bersama dokter Raehanul Bahraen dan teman-teman, Andy ikut mendirikan Yayasan Indonesia Bertauhid pada 2015.[5][10] Ia nergabung sebagai anggota Bidang Riset Teknologi Komunitas Ilmuwan dan Pengusaha Muslim Indonesia (KIPMI) sejak 2015.[6]

Pada 2020, Andy mulai mengajar sebagai dosen tetap Fisika Magnetik dan Fotonik di FMIPA Institut Teknologi Bandung.[11][12]

Rujukan