Goa Inyiak Janun adalah cerita rakyat yang berkembang karena ditemukan goa di Jorong Bukik Siriah, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat. Goa itu ditemukan karena banyak kelelawar putih terbang di dalam goa. Selain itu banyak pula burung layang-layang di sana. Goa ini sedang dalam masa rencana untuk dijadikan tempat tujuan wisata. Diberi nama Goa Inyiak Janun karena kabarnya Inyiak Janunlah yang mendirikan gubuk untuk tempat tinggal di tepi goa. Kejadian itu terjadi kira-kira tahun 1870-an.[1]

Pintu masuk ke gua

Secara silsilah adat, lokasi Goa Inyiak Janun ada di wilayah Tanah Ulayat Dt. Basa dan Dt. Indo. Sacara sosial budaya adanya goa ini terkait dengan rencana pemerintah untuk membangkitkan eksistensi suku yang dipimpin oleh dua datuk itu. Dari Keterangan narasumber, Goa Inyiak Janun yang lokasinya sekitar 2 km dari Jorong Bukik Siriah arah ke timur, menjadi potensi pariwisata yang menunggu tangan-tangan terampil untuk mengolahnya. Adanya batu-batu stalaktit dan stalagmit di dinding Goa Inyiak Janun menjadi daya tarik untuk datangnya wisatawan ke tempat itu. Lebih lanjut, sesuai dengan pengakuan narasumber, baragam keunikan dan keindahan yang ada di Goa Inyiak Janun baru diketahui secara menyeluruh oleh masyarakat Jorong Bukik Siriah, terutama masyarakat Nagari Matua Hilia sejak tahun 2008 sasudah pihak pemerintah melalui Dinas Pariwisata Kabupaten Agam datang ke lokasi itu. Dari Kunjungan itu kemudian direncanakan "Guo Inyiak Janun" menjadi salah satu tujuan wisata unggulan di Kecamatan Matua. Tapi sampai saat dilakukan pencatatan ini, rencana pemerintah itu belum tampak titik terangnya.

Galeri

Referensi

  1. ^ Hasanadi, Hasanadi (2013). Warisan Budaya Takbenda di Propinsi Sumatera Barat. Padang: Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang. ISBN 978-602-8742-67-2.