Akademi Militer

universitas di Indonesia

Akademi Militer (Akmil) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Darat dan Sekolah Perwira Prajurit Karier TNI (Sepa PK TNI) di Kota Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Akademi Militer mencetak Perwira TNI Angkatan Darat. Secara organisasi, Akademi Militer berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Darat.

Akademi Militer
Lambang Akademi Militer
Dibentuk11 November 1945
NegaraIndonesia
CabangTentara Nasional Indonesia
Tipe unitKomando Pendidikan
Bagian dariTNI Angkatan Darat
MarkasMagelang, Jawa Tengah
Motoअधिकाऱ्या महत्व विर्य नगरभक्ति - Adhitakarya Mahatvavirya Nagarabhakti (Bahasa Sanskerta)
Situs webakmil.ac.id
Tokoh
GubernurMayor Jenderal TNI Legowo W.R. Jatmiko, S.Ip., M.M.
Wakil GubernurBrigadir Jenderal TNI Erwin Djatniko, S.Sos.
InspekturBrigadir Jenderal TNI Rosdianto, S.Sos., M.Tr (Han)
Direktur PendidikanBrigadir Jenderal TNI Yudi Sulistyanto, M.A., M.Sc.
Direktur UmumBrigadir Jenderal TNI Yudha Medy Dharma Zafrul, S.Ip.
Widyaiswara Bidang ManajemenBrigadir Jenderal TNI Lukmanul Khaqim, S.H.
Widyaiswara Bidang TeknikBrigadir Jenderal TNI Muhammad Zamroni, S.Ip.
Komandan Resimen TarunaBrigadir Jenderal TNI Djon Afriandi, S.Ip., M.S.D.A.

Mako Akademi Militer berada di Jl. Gatot Subroto, Magelang, Jawa Tengah.

Kurikulum

 
Taruna Akmil Indonesia

Pendidikan Politeknik Ilmu Militer ditempuh dalam 4 tahun. Dimulai pada tahun 2011 werving tahun 2007, seluruh Taruna Akademi TNI menjalani pendidikan militer dan pendidikan umum setara Diploma IV Dengan gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan (S.S.T.Han) dilanjutkan dengan penyelesaian program studi Strata-1 di Universitas Jenderal Achmad Yani, kemudian tahun 2013 mengikuti peraturan kemenristekdikti berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.T.Han), lalu di tahun 2017 berubah menjadi Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han) sampai dengan sekarang. Pendidikan di Akademi Militer dimulai dari Pendidikan Dasar Integratif Kemitraan Tahap I Taruna/Taruni Akademi TNI & Akademi Kepolisian selama 3 Bulan. Kemudian Pendidikan Chandradimuka yang dilaksanakan bersama taruna AAL & AAU selama 9 bulan. Setelah pendidikan dasar integratif dan Pendidikan Chandradimuka selesai para Taruna/Taruni kembali ke akademi masing-masing. Setelah 4 tahun menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, Taruna/Taruni Akmil berhak menyandang gelar sebagai Sarjana Terapan Pertahanan (S.Tr.Han). Calon Taruna Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA dan IPS untuk Taruna/Taruni). Akademi Militer merupakan pendidikan ikatan dinas yang dibiayai oleh negara. Di Akademi Militer terdapat beberapa program studi Diploma IV (D IV) yang disesuaikan dengan korps satuan yang ada di TNI Angkatan Darat, yaitu:

  1. Teknik Sipil Pertahanan (Akreditasi A)
  2. Teknik Mesin Pertahanan (Akreditasi A)
  3. Teknik Elektro Pertahanan (Akreditasi A)
  4. Ilmu Manajemen Pertahanan (Akreditasi A)
  5. Ilmu Administrasi Pertahanan (Akreditasi A)

Sejarah

Sejarah Akademi Militer (Akmil)[1] bermula dari didirikannya Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip Soemohardjo. Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan, karena alasan teknis, ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Belanda. Pada kurun waktu yang sama diberbagai tempat lain (Malang, Mojoagung, Jombang, Salatiga, Tangerang, Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat untuk memenuhi kebutuhan TNI AD/ABRI pada waktu itu.[2]

Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGI AD (Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), dan pada tanggal 23 September 1956 berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu pula pada tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat) di Bandung. Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer, gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri Pertahanan pada tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal 11 November 1957 pukul 11.00 WIB Presiden RI Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN angkatan ke-4.

Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD, AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas, maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka, sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II sampai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam rangka reorganisasi di lingkungan ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya menjadi Akmil (Akademi Militer).

Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL dan AAU. Berdasarkan Perpang Nomor:Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung di bawah Mako Akademi TNI. Kemudian AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan Darat tingkat II, III dan IV.

Drum Band Canka Lokananta dan Satsikmil Akmil

Drum Band Genderang Seruling "Canka Lokananta" dan Satuan Musik Militer Upacara Adjudan Jenderal Akademi Militer (Satsikmil Ajen AKMIL) adalah resminya drumben militer dan satuan musik upacara Akademi Militer, bermula pada hari 16 April 1959 setelah dibukanya kembali Akademi Militer di kampus Magelang saat ini,[3][4] sehingga mereka adalah perwakilan musikal senior TNI Angkatan Darat, mencontoh formasi serupa yang dipasang oleh Sekolah Militer Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger di Bandung, Gombong dan Purworejo. Pelatih pertama drumben ini yaitu Lettu Suhirno. Selagi Satuan Musik (terdiri dari 36 musisi) diawaki oleh personel militer aktif yang ditugaskan ke akademi dan merupakan lulusan dari Pusat Pendidikan Ajudan Jenderal Kodiklat TNI-AD, Drumband Canka Lokananta terdiri dari sekitar 182 genderang, seruling dan terompet diawaki oleh taruna-taruni yang merupakan bagian dari Korps Taruna Akmil.[5][6] Kata-kata satuan Korps Taruna ini berasal dari bahasa Sansekerta yang mengandung arti "Suara Merdu Dari Surga". Kedua organisasi memenuhi semua persyaratan musik resmi Akademi Militer, termasuk upacara dan defile militer dan patriotik, konser publik, acara olahraga dan siaran radio dan televisi, serta kegiatan sosial untuk Korps Taruna Akmil, alumni akademi dan seluruh komunitas Magelang, sekaligus tampil di semua event nasional yang melibatkan TNI sebagai satuan drumben militer Akademi TNI yang tertua.

Bekas Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dirinya mantan lulusan Akademi Militer, adalah bagian dari drumline perkusi Canka Lokananta, yang berubah setiap tahun dari musisi yang masuk dan keluar yang dipilih dari antara jajaran Korps Taruna.[7][8] Dia adalah drummer tenor selama masa periode sebagai bagian dari formasi ini, dan selama kunjungan Juni 2014, dia bergabung dengan sesama musisi alumni Canka Lokananta dari Angkatan-Angkatan alumni perwira tinggi dari Akmil.

Gubernur

Adhi Makayasa

Penghargaan tahunan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian.

Museum

Referensi

Pranala luar