Soebandrio

politikus Indonesia (1914-2004)
Revisi sejak 9 Februari 2022 15.58 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Bacaan lanjutan: Bot: Perubahan kosmetika)
Untuk Soebandrio sebagai Kasau, lihat Soebandrio.

Dr. Soebandrio (Ejaan Republik: Subrandrio) (15 September 1914 – 3 Juli 2004) adalah politikus Indonesia yang sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Lulusan Sekolah Tinggi Kedokteran Jakarta (GHS) ini pernah menjadi Duta Besar Republik Indonesia di London, Britania Raya, pada tahun 1950-1954 dan Moskwa, Uni Soviet, pada tahun 1954-1956.

Soebandrio
Wakil Perdana Menteri Indonesia
Masa jabatan
22 Februari 1966 – 18 Maret 1966
Menjabat bersama Johannes Leimena, Chairul Saleh dan Idham Chalid
PresidenSoekarno
Perdana MenteriSoekarno
Masa jabatan
13 November 1963 – 22 Februari 1966
Menjabat bersama Johannes Leimena dan Chairul Saleh
PresidenSoekarno
Perdana MenteriSoekarno
Masa jabatan
6 Maret 1962 – 13 November 1963
Menjabat bersama Johannes Leimena
PresidenSoekarno
Perdana MenteriSoekarno
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-10
Masa jabatan
9 April 1957 – 28 Maret 1966
PresidenSoekarno
Sebelum
Pengganti
Adam Malik
Sebelum
Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya ke-1
Masa jabatan
1949–1954
PresidenSoekarno
Sebelum
Pendahulu
Tidak Ada
Pengganti
Soepomo
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1914-09-15)15 September 1914
Belanda Kepanjen, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal3 Juli 2004(2004-07-03) (umur 89)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPartai Sosialis Indonesia (Mantan Anggota)
AlmamaterSekolah Tinggi Kedokteran Jakarta
ProfesiPolitikus, diplomat
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Udara
Pangkat Laksamana Udara TNI (Tituler)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini
Soebandrio, pada upacara yang menandai penyerahan Papua Barat ke Indonesia, tahun 1963

Pada tahun 1956, Presiden Soekarno memanggil Soebandrio pulang ke Jakarta untuk diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri, lalu menjadi Menteri Luar Negeri. Berikutnya, pada tahun 1960, ia ditunjuk sebagai Wakil Perdana Menteri pada Kabinet Dwikora I dan sebagai Menteri Hubungan Ekonomi Luar Negeri pada tahun 1962. Ia merangkap ketiga jabatan tersebut sekaligus sebagai Kepala Badan Pusat Intelijen hingga tahun 1966. Selain itu, sebagai anggota dari Komando Operasi Tertinggi dalam Operasi Dwikora dan Trikora, ia juga menyandang pangkat Laksamana Udara tituler di TNI Angkatan Udara.

Pasca-Gerakan 30 September, Soebandrio divonis hukuman mati oleh Mahkamah Militer Luar Biasa dengan dakwaan terlibat dalam gerakan tersebut meski tidak ada bukti nyata yang menunjukkan pengetahuan atau keterlibatannya.[1] Akan tetapi, vonis itu selanjutnya dikurangi menjadi hukuman seumur hidup. Pada tahun 1995, ia dibebaskan karena alasan kesehatan hingga wafat pada tahun 2004.


Referensi

  1. ^ * Hughes, John. 2002. The End of Sukarno – A Coup that Misfired: A Purge that Ran Wild. Archipelago Press, hlm. 19, ISBN 981-4068-65-9.

Bacaan lanjutan

  • Segeh, Sjafri. 1966. Soebandrio, Durno Terbesar Abad XX. Padang: Trimuf.
  • Soebandrio. 1957. Indonesia in the United Nations: Speech by the Minister for Foreign Affairs, dr. Soebandrio. Jakarta: Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
  • Soebandrio. 2001. Kesaksianku tentang G30S. Jakarta: Forum Pendukung Reformasi Total.
  • Soebandrio. 2006. Yang Saya Alami - Peristiwa G30S: Sebelum, Saat Meletus, dan Sesudahnya. Jakarta: Bumi Intitama Sejahtera, ISBN 979-95553-9-6.
Jabatan politik
Didahului oleh:
Johannes Leimena
Wakil Perdana Menteri Indonesia
1962–1966
Bersama dengan: J. Leimena (1960–66)
Chaerul Saleh (1963–66)
Idham Chalid (1966)
Diteruskan oleh:
Sultan Hamengkubuwono IX
Didahului oleh:
Roeslan Abdulgani
Menteri Luar Negeri Indonesia
1957–1966
Diteruskan oleh:
Adam Malik
Jabatan diplomatik
Posisi baru Duta Besar Indonesia untuk Uni Soviet
1954–1956
Diteruskan oleh:
Lambertus Nicodemus Palar
Posisi baru Duta Besar Indonesia untuk Britania Raya
1949–1954
Diteruskan oleh:
Soepomo
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Pirngadi
Kepala Badan Pusat Intelijen
1959–1965
Diteruskan oleh:
Soeharto