Uang jemputan

Revisi sejak 16 Februari 2022 08.12 oleh Rahmatdenas (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi ''''Uang jemputan''' (bahasa Minang: '''uang japuik''') adalah uang yang diberikan oleh pihak perempuan ketika akan meminang laki-laki dengan jumlah yang disepakati antara kedua belah pihak.Tradisi uang jemputan terdapat dalam pernikahan Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.<ref>{{Cite book|date=1997|url=https://books.google.co.id/books?id=o8CbAAAAMAAJ&q=%22sesudah+tahun+1960+merupakan+harga+yang+*%22&dq=%22sesudah+tahun+1960+mer...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)

Uang jemputan (bahasa Minang: uang japuik) adalah uang yang diberikan oleh pihak perempuan ketika akan meminang laki-laki dengan jumlah yang disepakati antara kedua belah pihak.Tradisi uang jemputan terdapat dalam pernikahan Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.[1][2]

Dahulu, uang jemputan diberikan kepada orang yang terpandang dalam masyarakat, yaitu bangsawan yang ditandai dengan gelar bagindo, sidi, atau sutan. Status sosial laki-laki menentukan nilai uang jemputan. Namun, dalam perkembangannya saat ini, tradisi uang jemputan menjadi umum di masyarakat.[3]

Uang jemputan biasanya diserahkan kepada pihak keluarga laki-laki pada waktu upacara manjapuik marapulai (menjemput mempelai pria). Setelah itu, pihak keluarga laki-laki akan membalas uang jemputan pada waktu mempelai perempuan datang menemui mertua. Balasan tersebut berupa barang-barang hadiah dengan nilai yang lebih besar.[3]

Referensi

  1. ^ Wanita dan adat: sari karangan. Proyek Sistem Informasi Iptek Nasional Guna Menunjang Pembangunan dan Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI. 1997. 
  2. ^ http://kpm.ipb.ac.id/karyailmiah/index.php/disertasi/article/view/28
  3. ^ a b Adat dan upacara perkawinan daerah Sumatera Barat. Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1978.