Asana Berdiri
Asana berdiri adalah pose yoga (asana) dengan satu atau kedua kaki berada di tanah, sementara tubuh diposisikan tegak. Pose tersebut ialah salah satu komponen yang paling khas dari yoga modern sebagai olahraga. Hingga abad ke-20, jumlah pose ini sangatlah sedikit. Contoh yang paling umum misalnya saja, Vrikshasana atau pose pohon. Sejak zaman Krishnamacharya di Mysuru, banyak pose berdiri telah dibuat. Dua sumber utama asana ini telah diidentifikasi, yakni rangkaian latihan Surya Namaskar (penghormatan kepada matahari) dan praktik senam yang secara luas ada di India pada saat itu, sesuai dengan budaya fisik yang berlaku.
Asal usul asana berdiri telah menimbulkan kontroversi sejak Mark Singleton (2010) berpendapat bahwa beberapa bentuk yoga modern ini terlihat seperti duplikasi dari yoga hatha. Khususnya, terkait penambahan asana berdiri dan transisi (vinyasas) di antara pose tersebut; dan dengan penekanan pada sebagian besar aspek non-postur yoga ketimbang melakukan kelanjutan yang mulus dari tradisi kuno. Perubahan ini memungkinkan yoga untuk dipraktikkan sebagai rangkaian gerakan yang mengalir daripada sebagai pose statis, dan pada gilirannya hal ini memungkinkan sesi untuk fokus pada latihan aerobik .
Konteks
Yoga ialah sekelompok disiplin fisik, mental, dan spiritual yang berasal dari India kuno. Tujuan spiritual dan filosofisnya adalah untuk menyatukan jiwa manusia dengan Sang Ilahi, dengan sebagian besar praktiknya yang bersifat meditatif.[2] Berkembang sejak abad ke-11, yoga hatha merupakan cabang yoga yang menggunakan postur fisik di samping latihan lain (meditasi dan pemurnian). Di dunia Barat, Istilah "yoga" sering merujuk pada bentuk modern dari yoga hatha. Yoga jenis ini difungsikan sebagai latihan, di mana sebagian besar latihannya terdiri dari postur yang disebut sebagai asana. Asana paling awal adalah pose duduk bersila seperti meditasi. Setelah itu, barulah pose lain secara bertahap ditambahkan.[3]
Dalam hatha yoga
Sebelum abad ke-20, salah satu pose berdiri yang dipraktikkan dalam yoga hatha ialah Vrikshasana atau pose pohon. Hal tersebut terbukti dari sebuah teks yoga hatha di abad ke-17 Gheraṇḍa Saṃhitā 2.36.[4] Dalam masa yang lebih lampau lagi, terdapat bukti ukiran batu abad ke-7 di Mahabalipuram yang menampilkan sosok yang tengah berdiri dengan satu kaki. Pose tersebut barangkali menunjukkan pose serupa Vrikshasana yang digunakan oleh orang-orang masa itu. Pose tersebut setidaknya menyiratkan bahwa para sadu mendisiplinkan diri mereka dengan cara berpose meditasi.[1]
Beberapa pose berdiri lainnya diduga berasal dari abad pertengahan, tanpa adanya bukti yang dapat dipercaya. Satu kesulitan dari sejarah pose berdiri ialah menyoal penamaanya. Baik adanya pose berdiri abad pertengahan maupun pose berdiri yang ada pada saat ini misalnya, tidak menjadikan bukti bahwa keduanya adalah pose yang sama. Hal ini mengingat bahwa nama sebuah pose dapat saja berubah ataupun nama yang sama dapat digunakan untuk pose yang berbeda. Sebagai contoh, ada sebuah pose bernama Garudasana (pose elang) yang telah digunakan untuk pose duduk di Gheraṇḍa Saṃhitā, 2.37.[4] Nama Garudasana yang telah diberikan ini memiliki kemiripan pose dengan Vrikshasana yang termuat dalam risalah Sritattvanidhi di abad ke-19. Padahal pose berdiri modern bernama Garudasana ini baru muncul pada abad ke-20 silam.[6] [7]
Masalah lainnya adalah tujuan penggunaan dari pose itu sendiri. Adanya pose di abad pertengahan tidak dapat menjadi bukti bahwa pose tersebut telah digunakan dalam yoga hatha. Misalnya saja, Natarajasana atau pose Syiwa menari yang digambarkan dalam patung-patung tari Bharatnatyam abad ke-13 hingga ke-18 di Gopuram Timur, Kuil Nataraja, Chidambaram. Menurut Ananda Bhavanani, pose tersebut menyiratkan bahwa di wilayah tersebut telah terjadi pertukaran budaya antara yoga dan tari, sehingga pose tersebut digunakan dalam yoga hatha abad pertengahan.[8] Namun, Elliott Goldberg mengamati bahwa Natarajasana tidak ditemukan dalam teks yoga hatha abad pertengahan mana pun. Ia juga mengemukakan bahwa tak satupun wisatawan pra abad ke-20 yang mengunjungi India pernah menyebut pose tersebut. Terlebih, juga tidak ditemukan adanya gambaran artistik yoga layaknya Sritattvanidhi atau Mahamandir di dekat Jodhpur. Goldberg kemudian berargumen bahwa pose tersebut termasuk di antara banyak pose yang diperkenalkan dalam yoga modern oleh Krishnamacharya pada awal abad ke-20, di mana murid-muridnya seperti BKS Iyengar telah menjadikan pose tersebut sebagai ciri khas yoga modern.[5]
Dalam yoga sebagai latihan
Asana berdiri seperti Adho Mukha Svanasana (pose anjing menunduk), Virabhadrasana (pose prajurit), dan Trikonasana (pose segitiga) adalah komponen mencolok dari yoga modern yang telah dipraktikkan di seluruh dunia. Hingga abad ke-20, hampir seluruh pose berdiri ini tidak dikenal dalam yoga hatha. Dalam buku Iyengar's 1966 Light on Yoga, hal-hal tersebut telah dijelaskan. [9] Sebagai contoh, Tadasana yang muncul dalam Vyayama Dipika tahun 1896, sebuah manual senam yang menjadi bagian dari rangkaian latihan kuno danda (Sansekerta: tongkat). Norman Sjoman berpendapat bahwa pose itu ialah salah satu pose yang diadopsi ke dalam yoga di Mysuru oleh Krishnamacharya, di mana pose tersebut membentuk "fondasi utama" untuk vinyasa (gerakan mengalir di antara pose). Selanjutnya, pose tersebut dipraktikkan oleh muridnya, yakni Pattabhi Jois dan Iyengar.[10]
Pada tahun 1924, Swami Kuvalayananda mendirikan Pusat Penelitian Kesehatan dan Yoga Kaivalyadhama di Maharashtra.[12] Ia dan Yogendra, mulai menggabungkan asana dengan sistem latihan India dan senam Eropa modern. Menurut cendekiawan Joseph Alter, penggabungan tersebut lantas memberikan efek "mendalam" pada evolusi yoga.[13] [14] Sebagai bapak yoga modern, Krishnamacharya[15] [16] belajar di bawah bimbingan Kuvalayananda pada tahun 1930-an. Ia lalu menciptakan sebuah karya yang disebut Mysuru yogashala "perkawinan antara yoga hatha, latihan gulat, dan gerakan senam Barat modern" yang tidak serupa dengan tradisi yoga sebelumnya.[17]
Norman Sjoman berpendapat bahwa Krishnamacharya menggunakan manual latihan senam Vyayama Dipika [18] untuk menciptakan sistem yoga Istana Mysore.[19] Sjoman lebih lanjut mengamati bahwa meskipun banyak asana tradisional dinamai berdasarkan objek (seperti Padmasana, pose teratai), pose kuno (seperti Matsyendrasana, pose bijak Matsyendra), atau hewan (seperti Kurmasana, pose kura-kura); banyak dari pose asana Iyengar memiliki nama yang hanya menggambarkan posisi tubuh (seperti Utthita Parsvakonasana, pose sudut samping yang diperpanjang). Atas hal tersebut, ia lalu menyebut pose-pose itu sebagai hasil pengembangan dari abad ke-20.[20]
Sarjana yoga, Mark Singleton, berpendapat bahwa Krishnamacharya akrab dengan budaya fisik pada masanya. Hal itu turut pula dipengaruhi oleh adanya senam Skandinavia, seperti Niels Bukh.[21] [a] Hal ini dapat dilihat dari eksperimen yang dilakukan Krishnamacharya dengan asana dan dalam lompatan senam. Singleton kemudian menyampaikan bahwa memang terdapat kemiripan antara asana berdiri modern dengan senam Skandinavia.[17]
Asal usul asana berdiri telah menjadi kontroversi[22] [23] sejak kehadiran buku Singleton tahun 2010 yang bertajuk "Yoga Body". Ia berpendapat bahwa beberapa bentuk yoga modern terlihat seperti duplikasi dari yoga hatha. Khususnya, terkait penambahan asana berdiri dan transisi (vinyasas) di antara pose tersebut; dan dengan penekanan pada sebagian besar aspek non-postur yoga ketimbang melakukan kelanjutan yang mulus dari tradisi kuno. Penambahan vinyasa memungkinkan terbentuknya rangkaian gerakan, di mana asana berdiri dapat dipraktikkan dalam rangkaian yang berkelanjutan. Rangkaian seperti itu dapat dilakukan secara cepat jika diinginkan dan membentuk latihan aerobik, yang mungkin mengorbankan latihan yang lebih meditatif.[24]
asana | bahasa Inggris | Dijelaskan oleh | Tanggal | Gambar |
---|---|---|---|---|
Vrikshasana | Pose pohon [25] | Gheraṇḍa Saṃhitā [4] | 17 C. [4] | |
Garudasana | Pose elang [26] | Sritattvanidhi [6] | 19 C. [6] | |
Parsvakonasana | Pose sudut samping [27] | Light on Yoga [27] [b] | 20 C. [27] | |
Trikonasana | Pose segitiga [28] | Light on Yoga [28] [lower-alpha 2] | 20 C. [28] | |
Utkatasana | Pose kursi [29] | Light on Yoga [29] [lower-alpha 2] | 20 C. [29] | |
Ardha Chandrasana | Pose setengah bulan [30] | Light on Yoga [30] [lower-alpha 2] | 20 C. [30] | |
Viparita Virabhadrasana | Pose prajurit terbalik [31] | Jurnal Yoga [31] | 21 C. [31] |
Surya Namaskar
Asana berdiri memiliki sumber utama yakni Surya Namaskar. Dalam bentuknya yang modern, ia diciptakan dan dipopulerkan oleh Rajah Aundh, Bhawanrao Shriniwasrao Pant Pratinidhi, pada awal abad ke-20. Kegiatan tersebut ditawarkan sebagai latihan terpisah dari yoga Krishnamacharya dan telah diajarkan di aula samping Istana Mysore.[32] [33] [34]
Sebelum abad ke-19, Surya Namaskar tidak tercatat dalam teks yoga haṭha mana pun.[35] Pose berdirinya merupakan bagian integral dari yoga modern dengan vinyasa yang digunakan sebagai transisi antar asana Surya Namaskar. Di masing-masing kelas yoga, pose tersebut agak berbeda. Dalam yoga Iyengar, pose lain dapat dimasukkan ke dalam rangkaian dasar.[36] Sedangkan, dalam yoga Ashtanga Vinyasa, rangkaian dasar ialah kombinasi dari pose putra Anjani "Anjaneyasana" dan pose duduk "Dandasana", di mana pose lain seperti Ashwa Sanchalanasana juga sering dimasukkan.[37]
Catatan kaki
- ^ Niels Bukh's Primary Gymnastics includes standing poses close to (among others) Adho Mukha Svanasana (p. 36), Prasarita Padottasana (p. 141), Parsvottanasana (p. 86), Tadasana (p. 28), and Uttanasana (p. 44).
- ^ This is not to say that these poses were invented by Iyengar. Sjoman suggests that they most probably came from Krishnamacharya.[20]
Referensi
- ^ a b Krucoff, Carol (28 August 2007). "Find Your Roots in Tree Pose". Yoga Journal. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Krucoff 2007" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ Monier-Williams, Monier, "Yoga", A Sanskrit Dictionary, 1899.
- ^ Mallinson 2011, hlm. 770–772.
- ^ a b c d Rai Bahadur Srisa Chandra Vasu (translator) Gheraṇḍa Saṃhitā
- ^ a b Goldberg, Elliott (2016). The Path of Modern Yoga : the history of an embodied spiritual practice. Rochester, Vermont: Inner Traditions. hlm. 223, 395–398. ISBN 978-1-62055-567-5. OCLC 926062252. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Goldberg 2016" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c Sjoman 1999, hlm. 75 and plate 7, pose 39.
- ^ Iyengar 1991, hlm. 97–98.
- ^ Bhavanani, Ananda Balayogi; Bhavanani, Devasena (2001). "Bharatanatyam and Yoga". Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2006.
- ^ Iyengar 1991, hlm. 61–84.
- ^ Sjoman 1999, hlm. 49, 54–55, 100–101.
- ^ YJ Editors (28 August 2007). "Downward-Facing Dog". Yoga Journal. Diakses tanggal 13 July 2019.
- ^ Wathen, Grace (1 July 2011). "Kaivalyadhama & Yoga Postures". LiveStrong. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 November 2011.
- ^ Alter 2004, hlm. 31.
- ^ Singleton, Mark (12 February 2011). "Not as Old as You Think". OPEN Magazine. Diakses tanggal 27 April 2020.
- ^ Mohan, A. G.; Mohan, Ganesh (29 November 2009). "Memories of a Master". Yoga Journal. Diakses tanggal 27 April 2020.
- ^ Anderson, Diane (9 August 2010). "The YJ Interview: Partners in Peace". Yoga Journal. Diakses tanggal 27 April 2020.
- ^ a b Singleton, Mark (4 February 2011). "The Ancient & Modern Roots of Yoga". Yoga Journal. Diakses tanggal 27 April 2020.
- ^ Bharadwaj 1896.
- ^ Sjoman 1999, hlm. 54-55.
- ^ a b Sjoman 1999, hlm. 49.
- ^ Bukh 2010.
- ^ Singleton 2010, hlm. 15.
- ^ Remski, Matthew. "Mark Singleton Responds to Critics Who Didn't Want to Understand His Book". Matthew Remski. Diakses tanggal 16 February 2019.
- ^ Singleton 2010, hlm. 175–210, and whole book.
- ^ Iyengar 1991, hlm. 62.
- ^ Iyengar 1991, hlm. 97.
- ^ a b c Iyengar 1991, hlm. 66.
- ^ a b c Iyengar 1991, hlm. 63.
- ^ a b c Iyengar 1991, hlm. 88.
- ^ a b c Iyengar 1991, hlm. 74.
- ^ a b c Yoga Journal. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ a b Singleton 2010, hlm. 124.
- ^ Alter, Joseph S. (2000). Gandhi's Body: Sex, Diet, and the Politics of Nationalism. University of Pennsylvania Press. hlm. 99. ISBN 978-0-8122-3556-2.
- ^ Pratinidhi, Pant; Morgan, L. (1938). The Ten-Point Way to Health. Surya namaskars... Edited with an introduction by Louise Morgan, etc. London: J. M. Dent. OCLC 1017424915.
- ^ Alter 2004, hlm. 23.
- ^ Mehta 1990, hlm. 146–147.
- ^ "Surya Namaskar Variations: How it is done in these 3 popular yoga traditions". The Times of India. 23 June 2018. Diakses tanggal 14 April 2019.
Sumber
- Alter, Joseph (2004). Yoga in modern India : the body between science and philosophy. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-11874-1. OCLC 53483558.
- Bharadwaj, S. (1896). Vyayama Dipika, Elements of Gymnastic Exercises, Indian System. Caxton Press. (no OCLC)
- Bukh, Niels (2010) [1924]. Primary Gymnastics. Tufts Press. ISBN 978-1446527351.
- Iyengar, B. K. S. (1991) [1966]. Light on Yoga. London: Thorsons. ISBN 978-0-00-714516-4. OCLC 51315708.
- Mallinson, James (2011). Knut A. Jacobsen; et al., ed. Haṭha Yoga in the Brill Encyclopedia of Hinduism. 3. Brill Academic. hlm. 770–781. ISBN 978-90-04-27128-9.
- Mehta, Silva; Mehta, Mira; Mehta, Shyam (1990). Yoga: The Iyengar Way. Dorling Kindersley. ISBN 978-0863184208.
- Singleton, Mark (2010). Yoga Body : the origins of modern posture practice. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-539534-1. OCLC 318191988.
- Sjoman, Norman E. (1999). The Yoga Tradition of the Mysore Palace. Abhinav Publications. ISBN 81-7017-389-2.
Tautan eksternal
- Pose Berdiri (29 gambar) oleh Witold Fitz-Simon