Olahraga elektronik

permainan video yang dilombakan

Olahraga elektronik (bahasa Inggris: electronic sports, e-sports, esports) merupakan suatu istilah untuk kompetisi permainan video pemain jamak, umumnya antara para pemain profesional. Aliran permainan video yang biasanya dihubungkan dengan olahraga elektronik adalah aliran strategi waktu-nyata, perkelahian, tembak-menembak orang-pertama, dan arena pertarungan daring multipemain. Turnamen seperti The International Dota 2 Championships, League of Legends World Championship, Battle.net World Championship Series, Evolution Championship Series, Intel Extreme Masters, menampilkan siaran langsung serta hadiah tunai pada para pemainnya.[2]

The International, sebuah turnamen tahunan dari Dota 2. Pada tahun 2011, Valve mengundang 16 tim Dota terbaik di dunia, hadiah yang diberikan dalam pertandingan ini yaitu 1,6 juta dollar (sekarang setara dengan Rp21 miliar).[1]

Meski kompetisi teroganisasi telah lama menjadi bagian dari budaya permainan video, kompetisi ini telah mengalami peningkatan besar dalam popularitas dari akhir dekade 2000-an dan awal 2010-an. Jika kompetisi di dekade 2000-an kebanyakan diikuti oleh para pemain amatir, pengadaan kompetisi profesional dan meningkatnya pemirsa saat ini mendukung munculnya banyak pemain dan tim profesional secara signifikan, dan banyak pengembang permainan video saat ini membangun permainan dengan corak untuk memfasilitasi kompetisi tersebut.[3]

Jenis

Multiplayer Online Battle Arena (MOBA)

MOBA adalah salah satu genre esports terpopuler. Pada dasarnya, tujuan dari game MOBA adalah mengadu dua kubu untuk memperebutkan atau menghancurkan objektif utama milik lawan untuk memenangkan pertandingan.[4]

Ada banyak jenis MOBA yang dimainkan, namun mayoritas gamer memainkan game dengan format 5v5. Dalam esports, satu tim diisi oleh 5 pemain yang akan mengisi tugas tertentu. Ada banyak role dalam MOBA seperti carry, support, tank, offlane dengan pilihan hero yang melimpah, membuat game ini tak cuma mengandalkan skill individu tapi juga kerjasama dan strategi yang baik.

MOBA awalnya banyak dimainkan di PC karena kompleksitas permainannya. Namun seiring perkembangan jaman, banyak juga perangkat genggam yang bisa memainkan MOBA bahkan menciptakan turnamen sendiri.

Contoh game MOBA adalah: DOTA 2, Mobile Legends, League of Legends, Arena of Valor.

FPS / TPS (First Person Shooter - Third Person Shooter)

FPS juga salah satu genre populer. Sama seperti MOBA, game ini juga biasanya mengadu 5 orang melawan 5 orang. Bedanya, FPS punya objektif lebih variatif ketika kita berada di kubu berbeda. Misalnya, satu tim harus menjinakan bom milik lawan untuk menang, sementara kubu lawan harus mempertahankan bom agar tak disabotase oleh lawannya. Bisa juga satu tim menang dengan cara menghabisi seluruh lawan dalam satu ronde.

Game ini menuntut reflek dan kecepatan mekanik seseorang dipadukan dengan pengambilan keputusan yang cepat. Contoh game FPS populer adalah: Counter-Strike, Valorant, Call of Duty dan Point Blank.

Battle Royale

Salah satu genre terbaru di esports adalah battle royale. Game ini cukup unik karena kalian tidak cuma melawan 5 pemain tapi bisa 100 orang sekaligus. Battle royale memadukan ketegangan FPS dengan sensasi battle royale dengan lingkup area tanding sangat luas.

Kalian bisa bermain solo atau sendiri, bisa juga berdua atau dengan tim berisi 4 orang melawan puluhan tim lainnya. Tujuan dari game ini adalah jadi orang terakhir yang bertahan hidup. Namun, dalam sistem turnamen, poin kill juga diperhitungkan.

Contoh game Battle Royale populer seperti: PUBG PC/Mobile, Free Fire, Apex Legends.

Racing & Sports

Seperti namanya, game ini mengangkat tema olahraga konvensional seperti balap motor, sepakbola atau basket menjadi kompetisi elektronik. Genre ini juga mulai berkembang bahkan punya sistem layaknya olahraga di dunia nyata dimana pemain direkrut untuk mewakili organisasi olahraga yang sudah ada.

Ada beberapa format pertandingan dalam game racing dan sports. Ada turnamen yang main 1v1, 2v2 dan 3v3. Di esports olahraga lainnya seperti balap mobile atau marathon sepeda, peralatan yang digunakan bisa berupa mesin simulasi agar sensasi pertandingan lebih nyata.

Contoh game racing & sports yang dipertandingkan misalnya: MotoGP, F1, PES, FIFA

Auto Battler

Awalnya game ini diperuntukan untuk main casual atau santai, namun antusias  gamer yang cukup tinggi membuat genre auto battler cukup menarik dijadikan esports. Meski ketergantungan akan gacha atau keberuntungan cukup tinggi di game ini, ada faktor strategi yang membuat genre auto battler layak dianggap sebagai kompetisi skill, terutama kemampuan gamer berpikir dan menentukan bidak-bidak terbaik.

Game ini ibarat catur elektronik namun dengan gameplay berbeda dari catur konvensional. Pemain biasanya akan melawan lebih dari 1 orang namun dengan menggunakan komposisi bidak yang sama. Tiap bidak punya kemampuan tertentu dan bisa membentuk sinergi yang memberi efek kekuatan unik.

Contoh game auto battler adalah: Magic Chess, Chess Rush, Dota Underlords

Real Time Strategy (RTS)

Salah satu genre esports paling lawas dan masih menarik diikuti adalah RTS. Game RTS mengharuskan kalian membentuk satu struktur kekuatan untuk mempertahankan koloni dan menginvasi kekuatan lain.

Aspek strategi dan kejelian gamer jadi faktor penting di game ini karena ada banyak unit yang bisa digunakan. Nuansa permainan RTS ibarat menjadi jendral sebuah pertempuran dan harus memberikan perintah kepada banyak divisi untuk memenangkan pertempuran.

Beberapa contoh game RTS adalah: Starcraft, Warcraft, Command & Conquer

Fighting Games

Game fighting juga banyak digemari karena menawarkan ketegangan dan aksi yang sangat seru. Pemain akan diadu dengan pemain lain dalam kompetisi untuk menentukan satu juara diakhir turnamen.

Ada banyak titel game fighting yang seru, para pemain harus mengetahui mekanik setiap karakter pilihan dan kombinasi serangan untuk mengalahkan musuhnya.

Game seperti Tekken, Mortal Kombal, Marvel vs Capcom, Super Smash Bros adalah beberapa titel game fighting yang ramai dipertandingkan.

Referensi

  1. ^ Paragian, Yasser (2016). "Melihat Kembali Sejarah Dota 2 The International dari Tahun ke Tahun". Metaco. Diakses tanggal 2022-02-21. 
  2. ^ Gaudiosi, John (2012). "Team Evil Geniuses Manager Anna Prosser Believes More Female Gamers Will Turn Pro". Forbes. Diakses tanggal 8 Oct 2013. 
  3. ^ Gaudiosi, John (2012). "Taipei Assassins Manager Erica Tseng Talks Growth Of Female Gamers In League Of Legends". Forbes. Diakses tanggal 8 Oct 2013. 
  4. ^ Rifki, Billy (2021). "Esports ID | Apa Itu Esports: Mengenal Genre & Variasi Game di Esports". esports.id. Diakses tanggal 2022-02-21.