Kabupaten Aceh Tenggara

kabupaten di Indonesia, di pulau Sumatera
Revisi sejak 24 Februari 2022 10.00 oleh Muyanes (bicara | kontrib) (Perapian)

Aceh Tenggara Merupakan kabupaten yang berapa di provinsi Aceh, Pusat ekonomi dan pemerintahan berapa di kota Kutacane, Kabupaten ini terdiri dari pengunungan gunung leuser, Wilayah datar berada di lembah alas, Dan berada di wilayah paling tenggara provinsi Aceh yang langsung berbatasan dengan provinsi Sumatra Utara, Kabupaten ini masuk dalam daftar dataran tinggi di indonesia yang di namakan sebagai "Dataran Tinggi Alas" Dan menjadi kabupaten paling multikultural yang terjaga hingga saat ini

Aceh Tenggara
Lambang resmi Aceh Tenggara
Peta
Peta
Aceh Tenggara di Sumatra
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Peta
Aceh Tenggara di Indonesia
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara
Aceh Tenggara (Indonesia)
Koordinat: 3°22′N 97°41′E / 3.37°N 97.68°E / 3.37; 97.68
Negara Indonesia
ProvinsiAceh
Tanggal berdiri4 Juni 1974[1]
Dasar hukumUU Nomor 4 Tahun 1974[1]
Ibu kotaKutacane
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiRaidin Pinim
 • Wakil BupatiBukhari
Luas
 • Total4.242,04 km2 (1,637,86 sq mi)
Populasi
 • Total227.456
 • Kepadatan54/km2 (140/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 81,32%
Protestan 17,73%
Katolik 0,95%
 • BahasaIndonesia Resmi
Alas Utama
Batak
Karo
Singkil
Gayo
Aceh
 • IPMKenaikan 69,44 (2021)
sedang[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1104 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0629
Pelat kendaraanBL xxxx X**
Kode Kemendagri11.02 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp 1.327.797.858.664 2020
PADRp 95.280.537.544 2020
DAURp 557.213.845.000 2021
Semboyan daerahBumi Sepakat Segenep
Situs webAceh Tenggara

Geografi

Batas wilayah

Batas wilayah kabupaten Aceh Tenggara berdasarkan BPS[3]

Utara Kabupaten Gayo Lues Aceh dan Kabupaten Langkat Sumatra Utara
Timur Kabupaten Karo Sumatra Utara
Selatan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Selatan
Barat Kabupaten Aceh Selatan dan Kota Subulussalam

Batas wilayah kabupaten Aceh Tenggara sejak 1904-2002

Awalnya wilayah Kabupaten Aceh Tenggara sangat luas, tepat berada di tengah-tengah pegunungan Bukit Barisan, yang membentang dari utara ke tenggara.[6] Pada tahun 1904, oleh Overste Van Daalen, dalam perjalanan menyerang kubu-kubu pertahanan pejuang Tanah Alas dan Gayo Luas, membuat batas-batas Tanah Alas dan Gayo Luas, yakni: sebelah utara berbatasan dengan Gunung Intem-Intem dan Gayo Luas; sebelah selatan berbatasan dengan batas Bahbala Barat (Toba) dan Lau Baleng (Karo); sebelah timur berbatasan dengan Lokop dan Peureulak; Sebelah barat berbatasan dengan Kluet (Singkil) dan Barus, dengan catatan bahwa Bahbala Barat, Lau Baleng, Lokop dan Bahorok masuk wilayah Tanah Alas dan Gayo Lues. Pada waktu itu, luas wilayah Tanah Alas dan Gayo Lues adalah 10.487 km² (1.048.700 Ha) dengan jumlah penduduk sebanyak 12.400 jiwa. Sebelum pemekaran pada tahun 2002, luas wilayah Kabupaten Aceh Tenggara adalah 9,635 km². Setelah terjadi pemekaran wilayah dengan lahirnya Kabupaten Gayo Lues pada tanggal 10 April 2002, berdasarkan UU No.4/2002, wilayah Kabupaten Aceh Tenggara menjadi 4.231,41 km² dengan sebagian besar wilayah berada di Lembah Alas.

Pemekaran Tahun 2002

Pada 10 April 2002, terjadi pemekaran di Aceh Tenggara dengan berdirinya Kabupaten Gayo Lues dengan ibu kota Blangkejeren. Kabupaten baru ini menguasai hampir 57% wilayah induk yang lama dari Kabupaten Aceh Tenggara. Daerahnya yang bergunung-gunung membuat Kabupaten Gayo Lues menjadi kabupaten yang terisolasi di provinsi Aceh. Kabupaten baru ini amat tergantung dari suplai bahan-bahan pokok dari Kutacane sebagai kabupaten induknya yang lama. Gelar sebagai penghasil Tembakau terbesar di Provinsi Aceh pun harus rela diberikan oleh Aceh Tenggara kepada Kabupaten Gayo Lues, karena daerah penghasil Tembakau, Blangkejeren, Trangon, dan Rikit Gaib telah Masuk ke kabupaten baru ini.

Sejarah

Masa Kesultanan Iskandar Muda

Sebelum datangnya pengaruh Kesultanan Aceh, Tanah Alas sudah mengenal yang namanya sistem Kerajaan yang dimulai dengan Kerajaan Mbatu Bulan yang didirikan oleh Raja Lembing yang merupakan anak dari Raja Lotung dari Tanah Samosir Laut yang diikuti oleh berdirinya kerajaan Bambel, dan kerajaan Mbiak Moli.[7]

Berbeda dengan daerah inti Kesultanan Aceh Darussalam yang memimpin setiap Mukim adalah Uleebalang, Di Tanah Alas dan Tanah Gayo tidak mengenal sistem Mukim melainkan Kejuruan yang masing-masing kejuruan di perintah oleh Reje/Raje yang langsung bertanggung jawab kepada Sultan di ibukota kerajaan yang berada Banda Aceh.

Pada masa Sultan Iskandar Muda Tanah Alas di bagi menjadi dua kejuruan, yakni Kejuruan Bambel dan Kejuruan Mbatu Bulan yang masing-masing kejuruan telah mendapatkan Cap Sikureung dari Kesultanan Aceh Darussalam selain cap Sikureung Sultan Iskandar Muda juga memberikan sebuah Bawar Pedang (sejenis tongkat komando).[7]

Masa Kemerdekaan Indonesia

Kabupaten Aceh Tenggara adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Tengah, awal berdirinya Kabupaten Agara (kabupaten Aceh Tenggara) adalah di mulai ketika pada tanggal 06 Desember 1957 terbentuk panitia tuntutan rakyat Alas dan Gayo Lues melalui sebuah rapat di sekolah MIN Prapat Hulu yang di hadiri oleh 60 pemuka adat Alas dan Gayo lues, dan hasilnya adalah:[7]

1) Ibu kota Aceh Tengah dipindahkan dari Takengon ke Kutacane. 2) Jika tidak memungkinkan memindahkan ibu kota ke Kutacane, maka kewedanan Alas dan Gayo Lues dijadikan satu kabupaten yang tidak terlepas dari Provinsi Aceh.

Atas tuntutan itu diadakanlah rapat besar pada tanggal 18 Desember 1957 dengan ketua terpilih T. Syamsuddin di Kutacane yang di hadiri lebih dari 200.000 orang untuk menyatakan sikap mendukung pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara. Kehadiran Lettu Syahadat pada tahun 1957 sebagai Kepala Staf Sektor VII KDMA membawa angin segar bagi upaya pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara. Gubernur Aceh kemudian menunjuk Syahadat sebagai Kepala Perwakilan Kabupaten Aceh Tengah untuk Tanah Alas dan Gayo Luas di Kutacane, yang kemudian menyusun Program Pembangunan Aceh Tenggara.

Setelah melalui perjuangan, akhirnya Mayor Syahadat berhasil meyakinkan Pangkowilhan I Letjend. Koesno Oetomo untuk secara de facto menyatakan mengesahkan daerah Tanah Alas dan Gayo Luas Menjadi Kabupaten Aceh Tenggara pada tanggal 14 November 1967. Pada 22 Desember 1972 Pemerintah Pusat mengirim tim yang dipimpin Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri Mayjen. Sunandar Priyosudharmo (belakangan menjadi Gubernur Jawa Timur) untuk memeriksa persiapan terakhir di Kutacane.[7]

Pada tahun 1974, setelah berjuang selama 17 tahun sejak tahun 1956, Pemerintah akhirnya menerbitkan UU No. 4/1974 tentang Pembentukan Kabupaten Aceh Tenggara dan peresmiannya dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud pada tanggal 26 Juni 1974 dalam suatu acara yang khidmat di Kutacane. Pada hari itu juga Gubernur Daerah Istimewa Aceh A. Muzakkir Walad melantik Syahadat sebagai Bupati Kabupaten Aceh Tenggara. Pada tanggal 24 Juli 1975 Syahadat secara definitif diangkat sebagai Bupati Aceh Tenggara yang pertama.[7]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Bupati Aceh Tenggara Republik Indonesia
 
Lambang Bupati Aceh Tenggara Republik Indonesia
KediamanPendopo Bupati Aceh Tenggara
Masa jabatan5 tahun (definitif)
Dibentuk1975
Situs webSitus Resmi Kabupaten Aceh Tenggara

Berikut ini adalah Daftar Bupati Aceh Tenggara dari masa ke masa.

</onlyinclude>

No. Bupati
(lahir–wafat)
Potret Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati Portret Periode Referensi
1 Kol. H. Syahadat Desky 1975 1980 1
- Drs. A. Djalil (Penjabat) 1980 1981
2 Kol. AURI T. Djohan Syahbudin, S.H. 1981 1986 2
- Drs. Soetardjo
(Penjabat)
1986 1986 3
3 Drs. H. T. Iskandar 1986 1991 4
4 Drs. H. Syahbudin BP, M.M.
(l. 1949)
1991 1996 5
1996 2001 6
5 Drs. H. Armen Desky, M.M.
(l. 1949)
2001 2006 Drs. H. Darmansyah, M.M. 7

(2001)

- Drs. Rajadin

(Penjabat)

2006 2007
- Drs. H. Marthin Desky, M.M.
(Penjabat)
2007 2007 [8]
6 Ir. H. Hasanuddin Beruh, M.M.(1952–2023) 1 September 2007 1 September 2012 Drs. H. Syamsul Bahri 8

(2007)

[9][10]
- Drs. H. Hasanuddin Darjo, M.M.
(Pelaksana Harian)
1 September 2012 24 September 2012
6 Ir. H. Hasanuddin Beruh, M.M.(1952–2023) 24 September 2012 24 September 2017 H. Ali Basrah, S.Pd, M.M.
(l. 1966)
9

(2012)

[11]
- Drs. H. Gani Suhud, M.AP.
(Pelaksana Harian)
25 September 2017 2 Oktober 2017 [12]
7 Drs. H. Raidin Pinim, M.AP.
(l. 1970)
2 Oktober 2017 2 Oktober 2022 H. Bukhari
(l. 1964)
10

(2017)

[13][14]
- M. Ridwan, S.E., M.Si.
(Pelaksana Harian)
2 September 2022 11 Oktober 2022 [15]
- Drs. Syakir, M.Si.

(Penjabat)

11 Oktober 2022 11 Oktober 2024 [16][17]
- Taufik, S.T., M.Si.

(Penjabat)

11 Oktober 2024 Sekarang [18][19]
Legenda

</onlyinclude>

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  2. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Permendagri-137-2017
  3. ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama AT
  4. ^ "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 15 Februari 2022. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 8 Desember 2021. 
  6. ^ M. Zainuddin Syah, S.Si
  7. ^ a b c d e "Sejarah". www.acehtenggarakab.go.id. Diakses tanggal 15 Februari 2022. 
  8. ^ "Pejabat Bupati Aceh Tenggara Dilantik". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2007-04-23. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  9. ^ Liputan6.com (2007-09-01). "Pelantikan Bupati Aceh Tenggara Ricuh". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  10. ^ Amran, Ali. "Ucapan Belasungkawa Berdatangan Pada Almarhum Mantan Bupati Agara H.Hasanuddin.B .MM Bin Baduali". acehtenggarakab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-18. 
  11. ^ "Bupati Aceh Tenggara Hasanuddin Beruh Dilantik". Indoplaces.com. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  12. ^ "Gani Suhud Ditunjuk Menjadi Plh Bupati Aceh Tenggara". Serambinews.com. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  13. ^ Agency, ANTARA News. "Gubernur lantik Bupati Aceh Tenggara - ANTARA News Aceh". Antara News. Diakses tanggal 2023-01-18. 
  14. ^ "Gubernur Minta Raidin Rawat Keberagaman di Aceh Tenggara – LINTAS GAYO" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-18. 
  15. ^ Network, AJNN net-Aceh Journal National. "MHD Ridwan Ditunjuk Jadi Plh Bupati Agara". AJNN.net. Diakses tanggal 2023-02-03. 
  16. ^ Redaksi. "Kemendagri Tunjuk Drs, Syakir M.Si Pj Bupati Aceh Tenggara | Rakyat Aceh" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-18. 
  17. ^ Aziz, Abdul. "Pj Gubernur Aceh Lantik Sekaligus Pj Bupati Aceh Tenggara, Gayo Lues, Nagan Raya, dan Aceh Barat". acehtenggarakab.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-01-18. 
  18. ^ "Taufik, Pj Bupati Agara Baru — WASPADA". 2024-10-11. Diakses tanggal 2024-11-06. 
  19. ^ "Pj Gubernur Lantik Taufik sebagai Pj Bupati Aceh Tenggara". Diakses tanggal 2024-11-06. 


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Aceh Tenggara dalam tiga periode terakhir.[1][2]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014 2014–2019 2019–2024 2024–2029
PKB 0   0   1   1
Gerindra (baru) 1   2   5   2
PDI-P 0   3   1   2
Golkar 4   11   10   9
NasDem (baru) 3   1   1
PKS 2   0   0   1
Hanura (baru) 1   5   9   4
PAN 1   0   1   6
Demokrat 0   3   1   3
Partai Aceh (baru) 1   3   1   1
PKPI 2   0   0   0
PNI 2
PPD 2
PDP 2
PPI 2
Sarikat 1
PNBK 1
PKNU 1
PDK 1
Patriot 1
Jumlah Anggota 25  30   30   30
Jumlah Partai 16   7   9   10


Kecamatan

 
Rumah Adat Aceh Tenggara

Berdasarkan Permendagri no. 137 tahun 2017, Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 16 Kecamatan, antara lain;

  1. Kecamatan Babul Makmur
  2. Kecamatan Babul Rahmah
  3. Kecamatan Babussalam
  4. Kecamatan Badar
  5. Kecamatan Bambel
  6. Kecamatan Bukit Tusam
  7. Kecamatan Darul Hasanah
  8. Kecamatan Deleng Phokisen
  9. Kecamatan Ketambe
  10. Kecamatan Lawe Alas
  11. Kecamatan Lawe Bulan
  12. Kecamatan Lawe Sigala-gala
  13. Kecamatan Lawe Sumur
  14. Kecamatan Leuser
  15. Kecamatan Semadam
  16. Kecamatan Tanah Alas

Demografi

Kabupaten Aceh Tenggara lebih multikultural dibandingkan dengan kabupaten atau kota yang ada di provinsi Aceh lainnya, Yakni didiami lebih dari 2 atau 3 suku yaitu; suku Alas sebagai suku asli dan terbesar, Selanjutnya Suku Karo, Toba, Singkil, Minang, Gayo, Jawa, Pakpak, Angkola, Mandailing, Tionghoa, Aceh dan Melayu

Ekonomi

Komoditi Sektor Peternakan[3]

  1. Sapi: 35.137 ekor/thn
  2. Kerbau: 3.386 ekor/thn
  3. Kambing: 7.998 ekor/thn
  4. Domba: 8.341 ekor/thn
  5. Ayam Buras: 302.906 ekor/thn
  6. Ayam Pedaging: 39.380 ekor/thn
  7. Itik: 182.003 ekor/thn
  8. Kuda: 198 ekor/thn

Komoditi Sektor Buah-buahan[4]

Nomor Nama Komoditas Jumlah (Ton/Tahun) Presentase
1. Pisang 1.205
2. Salak 1.078
3. Rambutan 707
4. Mangga 621
5. Durian 605
6. Manggis 277
7. Duku/Langsat 273
8. Nangka/Cempedak 106
9. Alpukat 95
10. Pepaya 89
11. Melinjo 69
12. Pete 62

Komoditi Sektor Perkebunan[4]

Nomor Nama Komoditas Jumlah (Ton/Tahun) Presentase
1. Padi 70.313
2. Kakao 10.491
3. Kelapa Sawit 4.595
4. Karet 2.891
5. Kemiri 1.282
6. Cabai Besar 264
7. Cabai Rawit 228
8. Kacang Panjang 101
9. Terung 67
10. Bawang Putih 46
11. Bawang Merah 24
12. Ketimun 19

Komoditi Andalan[5]

Kabupaten Aceh Tenggara adalah penghasil tertinggi kakao (Coklat) terbesar di Provinsi Aceh dengan luas 19.994 hektar dengan jumlah produksi sebanyak 8.843 ton/hektar dengan hasil produktipitas 455 Kg/hektar/tahun dari sebanyak 21.623 jumlah petani. selain itu Kabupaten Aceh Tenggara juga dikenal sebagai penghasil kemiri terbesar di Aceh dan salah satu lumbung padi tak hanya bagi Provinsi Aceh tetapi juga bagi provinsi Sumatra Utara. Komoditas unggulan lainnya adalah karet, kayu glondongan, ikan air tawar dengan luas area Darat 3782.84 ton dan sungai 1583.21 ton. Durian, Rambutan dan Avokad

Pariwisata

Tempat Wisata

  • Benteng Kuta Reh
  • Taman Nasional Gunung Leuser
  • Arung Jeram Sungai Alas
  • Air Terjun Lawe Gurah (Simpur Jaya, Ketambe)
  • Air Terjun Ketambe
  • Air Terjun Lawe Dua
  • Air Terjun Gulo
  • Air Terjun Bakbahu (Deleng Pokhisen)
  • Air Terjun Pokhisen (Jambur Lateng)
  • Air Terjun Sampuran Manuk
  • Air Terjun Lawe Sikap (Mbarung)
  • Festival Seni Gayo-Alas
  • Bukit Cinta (Bukit Mbarung)
  • Pemandian Air Panas Lawe Ger-ger
  • Pemandian Air Panas Uning Sigugur
  • Jamur Mamang
  • Pantai Goyang
  • Pantai Barat
  • Pantai Timur
  • Masjid Agung At-Taqwa
  • Intan Waterboom
  • Pondok Jamniz
  • Pondok Wisata Batu Mbogoh
  • Alas Hills (Bukit Mbarung)


Referensi

  1. ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Tenggara 2014-2019
  2. ^ Perolehan Kursi DPRK Aceh Tenggara 2019-2024
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-07-07. Diakses tanggal 2015-12-09. 
  4. ^ a b http://penghubung.acehprov.go.id/potensi-investasi/kabupaten-aceh-tenggara/
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-12. Diakses tanggal 2015-12-09. 

Pranala luar