Tokyo Verdy

klub sepak bola di Jepang

LEGENDA PERI BULAN

Oleh Mila Nurhida

Wulan adalah seorang gadis desa yang miskin. Wajahnya agak suram, sebab ia menderita penyakit kulit di wajahnya. Orang-orang desa sering takut jika berpapasan denganya. Wulan akhirnya selalu menggunakan cadar.

Pada suatu malam, Wulan bermimpi bertemu dengan pangeran Rangga. Putra Raja itu terkenal dengan keramahannya dan ketampanannya. Wulan ingin berkenalan dengannya. Ia pun makin sering memimpikan Pangeran Rangga.


“Sudahlah, Wulan! Buang jauh-jauh mimpimu itu!“ kata Ibu Wulan, ketika melihat anaknya termangu di depan jendela kamar. “Ibu tidak bermaksud menyakiti hatimu. Kamu boleh menyukai siapa saja. Tapi Ibu tidak ingin akhirnya kamu kecewa,“ tutur Ibu Wulan lembut.

Sebenarnya Wulan juga sadar. Mimpinya terlalu tinggi. Orang-orang desa saja takut melihatnya, apalagi pangeran Rangga. Pikir Wulan.

Pada suatu malam, Wulan melihat pemandangan alam yang sangat indah. Bulan bersinar terang di langit. Cahayanya lembut keemasan. Di sekitarnya, tampak bintang-bintang yang berkelap-kelip. Malam itu begitu cerah.

“Sungguh cantik!“ gumam Wulan. Matanya takjub memandang ke arah bulan. Tiba-tiba saja Wulan teringat pada sebuah dongeng tentang Dewi Bulan. Dewi itu tinggal di bulan. Ia sangat cantik dan baik hati. Ia sering turun ke bumi untuk menolong orang-orang yang kesusahan. Di desa Wulan, setiap ibu yang ingin mempunyai anak perempuan, selalu berharap anaknya seperti Dewi Bulan.

Dulu, ketika Wulan masih kecil, wajahnya pun secantik Dewi Bulan, menurut Ibu Wulan. “Aku ingin memohon kepada Dewi Bulan agar aku bisa canti lagi seperti dulu. Tapi…, ah.., mana mungkin! Itu pasti hanya dongeng!” wulan segera menepis harapannya. Setelah puas menatap bulan, Wulan menutup rapat jendela kamarnya. Ia beranjak untuk tidur dengan hati sedih.

Wulan adalah gadis yang baik. Hatinya lembut dan suka menolong orang lain. Suatu sore, Wulan bersiap-siap pergi mengantarkan makanan untuk seorang nenek yang sedang sakit. Meski rumah nenek itu cukup jauh, Wulan rela menjenguknya.

Sepulang dari rumah si nenek, Wulan kemalaman di tengah perjalanan. Ia bingung karena keadaan jalan begitu gelap. Entah dari mana asalnya, tiba-tiba, muncul ratusan kunang-kunang. Cahaya dari tubuh mereka begitu terang.

“Terima kasih kunang-kunang. Kalian telah menerangi jalanku!“ ucap Wulan lega. Ia berjalan, dan terus berjalan. Namun, meski sudah cukup jauh berjalan. Wulan tidak juga sampai di rumahnya. Wulan tidak juga mememukan rumahnya.

“Kusara aku sudah tersesat!“ gumamnya panik. Ternyata para kunang-kunang telah mengarahkannya masuk ke dalam hutan.

“Jangan takut, Wulan! Kami membawamu kesini , agar wajahmu bisa disembuhkan,“ ujar seekor kunang-kunang.

“Kau?Kau bisa bicara?“ Wulan menatap heran seekor kunang-kunang yang paling besar. “Kami adalah utusan Dewi Bulan,“ jelas kunang-kunang itu.

Wulan akhirnya tiba di tepi danau. Para kunang-kunang beterbangan menuju langit. Begitu kunang-kunang menghilang, perlahan-lahan awan hitam di langit menyibak. Keluarlah sinar bulan purnama yang terang benderang.

“Indah sekali!“ Wulan takjub. Keadaan di sekitar danau menjadi terang. Wulan mengamati bayang-bayang bulan di atas air danau. Bayangan purnama itu begitu bulat sempurna. Tak lama kemudian, tepat dari bayangan bulan itu muncullah sosok perempuan berparas cantik.

“Si...siapa kau?“ tanya Wulan kaget.

“Akulah Dewi Bulan. Aku datang untuk menyembuhkan wajahmu,“ tutur Dewi Bulan lembut. “Selama ini kau telah mendapat ujian. Karena kebaikan hatimu, kau berhak menerima air kecantikan dariku. Usaplah wajahmu dengan air ini!“ lanjut Dewi Bulan sambil memberikan sebotol air.

Dengan tangan gemetar Wulan menerimanya. Perlahan-lahan Dewi Bulan masuk kembali ke dalam bayang-bayang bulan di permukaan air danau. Kemudian ia menghilang. Wulan segera membasuh wajahnya dengan air pemberian Dewi Bulan. Malam itu, Wulan tertidur di tepi danau.

Akan tetapi, sungguh ajaib! Esok harinya. Ia telah berada di kamarnya sendiri lagi. Ketika bercermin, ia sangat gembira melihat kilit wajahnya telah halus lembut kembali seperti dulu. Ia telah canti kembali. Ibunya heran dan gembira.

“Bu, Dewi Bulan ternyata benar-benar ada!“ cerita Wulan.

Dengan cepat kecantikan paras Wulan tersebar kemana-mana. Bahkan sampai juga ke telinga Pangeran Rngga. Karena penasaran, Pangeran Rangga pun mecari Wulan. Keduanya akhirnya bisa bertemu. Wulan sangat gembisa bisa bersahabat dengan pangeran pujaan hatinya

Pemain

Sejak 16 February 2022.[1]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
1 GK Brasil BRA Matheus Vidotto
2 DF Jepang JPN Daiki Fukazawa
3 DF Jepang JPN Boniface Nduka
4 MF Jepang JPN Ryota Kajikawa (pinjaman dari Tokushima Vortis)
5 DF Jepang JPN Tomohiro Taira (Kaptein)
6 MF Jepang JPN Rihito Yamamoto
7 MF Jepang JPN Koki Morita
8 MF Jepang JPN Haruya Ide
9 MF Jepang JPN Ryuji Sugimoto
10 MF Jepang JPN Mizuki Arai
11 FW Jepang JPN Jin Hanato
13 FW Jepang JPN Toyofumi Sakano
14 MF Jepang JPN Taiga Ishiura
15 DF Jepang JPN Seiya Baba
16 DF Jepang JPN Kohei Yamakoshi
17 MF Jepang JPN Koken Kato
18 MF Chili CHI Byron Vásquez
No. Pos. Negara Pemain
19 MF Jepang JPN Junki Koike
20 MF Jepang JPN Mahiro Ano
21 GK Jepang JPN Yuya Nagasawa
22 DF Jepang JPN Maaya Sako
23 DF Jepang JPN Hiroto Taniguchi
24 MF Jepang JPN Yuta Narawa
25 MF Jepang JPN Tetsuyuki Inami
26 DF Jepang JPN Ren Kato
27 FW Jepang JPN Ryoga Sato
28 DF Jepang JPN Tatsuya Yamaguchi
29 FW Jepang JPN Keito Kawamura
31 GK Jepang JPN Toru Takagiwa
32 DF Jepang JPN Yu Miyamoto
33 MF Jepang JPN Rikuto Hashimoto
34 MF Jepang JPN Akira Nishitani
38 DF Indonesia IDN Pratama Arhan
41 GK Jepang JPN Hisaya Sato

Pelatih

Manager Nat. Tenure
Yasutaro Matsuki   Jepang 1993-94
Nelsinho Baptista   Brasil 1995-96
Yasuyuki Kishino   Jepang 1996
Émerson Leão   Brasil 1996
Hisashi Kato   Jepang 1997
Valdir Espinosa   Brasil 1997
Ryoichi Kawakatsu   Jepang 1997
Nicanor   Brasil 1998
Ryoichi Kawakatsu   Jepang 1998
Hideki Matsunaga   Jepang 1999
Chang Woe-Ryong   Korea Selatan 2000
Yasutaro Matsuki   Jepang 2001
Yukitaka Omi   Jepang 2001-02
Lori Sandri   Brasil 2002-03
Leandro Machado   Brasil 2003
Osvaldo Ardiles   Argentina 2003-05
Nobuhiro Ishizaki   Jepang 2005
Vadão   Brasil 2005
Ruy Ramos   Jepang 2006-07
Tetsuji Hashiratani   Jepang 2008
Takuya Takagi   Jepang 2009
Takeo Matsuda   Jepang 2009
Ryoichi Kawakatsu   Jepang 2010-2012
Shinichiro Takahashi   Jepang 2012
Yasutoshi Miura   Jepang 2013-

Titel

Domestik

Winners (7): 1983, 1984, 1986–87, 1990–91, 1991–92, 1993, 1994
Runners-up (4): 1979, 1981, 1989–90, 1995
Winners (2): 1974, 1977
Winners (6): 1979, 1985, 1991, 1992, 1993, 1994
Runners-up (1): 1996
Winners (5): 1984, 1986, 1987, 1996, 2004
Runners-up (3): 1981, 1991, 1992
Winners (4): 1984, 1994, 1995, 2005
Runners-up (1): 1997
Winners (1): 1990

Asia

Winners (1): 1988

Worldwide

Winners (1): 1994
Runners-up (1): 1995

Referensi

  1. ^ "選手・スタッフ". Tokyo Verdy. 12 May 2020. Diakses tanggal February 2, 2022. 

Pranala luar