Ayam sumatra
Ayam sumatra atau black sumatra (bahasa Minang: ayam taduang) adalah ras ayam kampung Indonesia yang berasal dari Pulau Sumatra, Indonesia.[2] Ayam ini awalnya diimpor dari Sumatra pada abad ke-19 ke Amerika Serikat dan Eropa sebagai ayam sabung untuk tujuan hiburan, tetapi saat ini dikategorikan sebagai ayam hias dan penghasil pangan.[3]
Nama lain |
|
---|---|
Negara asal | Indonesia |
Penggunaan | ayam hias |
Karakteristik | |
Berat | Jantan: standar: 2.25–2.70 kg ayam kate: 735 g[1] |
Betina: standar: 1.80 kg ayam kate: 625 g[1] | |
Warna kulit | hitam |
Warna telur | putih |
Klasifikasi | |
Ayam kampung Gallus gallus domesticus |
Ayam sumatra pernah diekspor ke Amerika Seikat pada tahun 1847, ke Jerman pada tahun 1882, dan ke Inggris pada tahun 1902. Ayam ini pertama kali dimasukkan dalam daftar American Poultry Association Standard of Perfection pada 1883.[4]
Karakteristik
Ayam sumatra merupakan ayam lokal dari Sumatra Barat, Indonesia.[5] Penampilannya dicirikan dengan badan tegap, kecil, dan padat. Ayam sumatra jantan berkepala kecil, tetapi tengkoraknya lebar. Pipinya penuh (padat), keningnya tebal, dan pialnya menggantung ke bawah. Paruh ayam sumatra umumnya pendek dan kokoh berwarna hitam, dengan cuping kecil dan berwarna hitam.[6]
Tujuan utama ayam ini dibiakkan adalah karena memiliki bulu yang menarik. Bulunya sering kali berwarna hitam kehijau-hijauan di seluruh badan dan ekor. Warna yang jarang adalah biru dan putih. Bobot ayam Sumatra jantan dewasa 2.25–2.70 kilogram, sedangkan yang betina 1.80 kilogram.[1][5] Baik ayam jantan maupun betina tidak mempunyai jengger, kecuali wilah berwarna merah. Pada ayam jantan, biasanya terdapat banyak taji.[7]
Ayam ini mampu bertelur kira-kira 100 biji telur berwarna putih setiap tahun. Ayam sumatra dikenal sebagai dikenal sebagai penghasil daging yang baik.[8]
Sejarah
Ayam sumatra dianggap sebagai ras primitif. Ayam sumatra memiliki kemampuan terbang yang kuat, tidak seperti kebanyakan ayam modern. Ayam jantan akan bertarung untuk kekuasaan, akan tetapi tidak seperti kebanyakan ras lain, mereka tidak bertarung sampai mati. Pada abad ke-19, ayam sumatra diduga dibawa ke Amerika Serikat dan Eropa bersama-sama dengan ayam kedu hitam.[4] Pada tahun 1883, ayam ini dimasukkan dalam American Poultry Association Standard of Perfection dan diberi nama black sumatera pada tahun 1906. Berdasarkan wilayah geografi asalnya, ayam sumatra kemungkinan mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan ayam asli Indonesia lain yang berasal dari Pulau Sumatra seperti ayam leher gundul, ayam walik, kukuak balenggek, dan ayam burgo.[4]
Referensi
- ^ a b c d Victoria Roberts (2008). British poultry standards: complete specifications and judging points of all standardized breeds and varieties of poultry as compiled by the specialist breed clubs and recognised by the Poultry Club of Great Britain. Oxford: Blackwell. ISBN 9781405156424. p. 286–88.
- ^ http://eprints.unram.ac.id/6811/1/JURNAL%20RIAN.pdf
- ^ https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83518/1/2016mul.pdf
- ^ a b c https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/83518/1/2016mul.pdf. hal. 5.
- ^ a b https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_342733.pdf
- ^ Rukmana R. Ayam Buras Intensifikasi dan Kiat Pengembangan. Kanisius. Yogyakarta. hal. 22
- ^ American Poultry Association (1998). The American Standard of Perfection. Petaluma, CA: Global Interprint.
- ^ https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/e208945fd6a23008269e0adf503d451d.pdf. hal. 24.