Rosalind Franklin
Rosalind Franklin (25 Juli 1920 – 16 April 1958) ialah seorang saintis yang mengadakan penelitian tentang struktur DNA bersama Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins dengan difraksi sinar X.
Rosalind Franklin | |
---|---|
Lahir | Notting Hill, London | 25 Juli 1920
Meninggal | 16 April 1958 Chelsea, London | (umur 37)
Sebab meninggal | Kanker ovarium |
Kebangsaan | Britania Raya |
Almamater | Newnham College, Cambridge |
Dikenal atas | Fine structure of coal and graphite, DNA structure, viruses |
Karier ilmiah | |
Bidang | Kristalografi sinar-X |
Institusi | British Coal Utilisation Research Association Laboratoire central des services chimiques de l'État King's College London Birkbeck College, London |
Rosalind Franklin selalu menyukai fakta. Ia berpikir logis dan tepat, dan tak sabar dengan hal-hal yang sebaliknya. Ia memutuskan menjadi ilmuwan saat berusia 15. Ia lulus ujian masuk Universitas Cambridge pada tahun 1938, dan mencetuskan krisis keluarga. Walau keluarganya memiliki kemampuan ekonomi dan memiliki tradisi jabatan pemerintahan dan kedermawanan, ayahnya tak menyetujui pendidikan perguruan tinggi buat wanita. Ia menolak membayar. Seorang bibi turun tangan dan berkata Franklin harus mendapat pendidikan, dan ia akan menanggung biayanya. Ibu Franklin juga berpihak padanya sampai akhirnya ayahnya mengalah.
Perang Dunia II pecah di Eropa pada tahun 1939 dan Franklin tinggal di Cambridge. Ia lulus pada tahun 1941 dan mulai bekerja berbekal gelar doktornya. Karyanya berfokus pada masalah perang: sifat batu bara dan arang kayu serta bagaimana menggunakannya secara efisien. Ia menerbitkan 5 karya pada mata kuliah itu sebelum ia berusia 26 tahun. Karyanya tetap dikutip kini, dan membantu mengajukan bidang serat karbon yang kuat. Pada usia 26, Franklin menerima gelar Ph.D. dan perang barusan selesai. Ia mulai bekerja dalam difraksi sinar-X—menggunakan sinar X untuk membuat gambar zat padat yang dikristalkan. Ia memelopori penggunaan metode ini dalam menganalisis bahan yang rumit dan tak teratur seperti molekul biologis yang besar, dan tak hanya kristal tunggal.
Ia menghabiskan 3 tahun di Prancis, menikmati suasana kerja, kebebasan masa damai, masakan dan budaya Prancis. Namun pada tahun 1950, ia sadar bahwa jika ia ingin membuat karier ilmiah di Inggris, ia harus kembali. Ia diundang ke King's College di London untuk bergabung dengan kelompok ilmuwan yang sedang mempelajari sel hidup. Pemimpin tim menugasinya berkarya pada DNA dengan mahasiswa pascasarjana. Asumsi Franklin ialah bahwa ini merupakan proyeknya sendiri. Salah satu laboran, Maurice Wilkins, sedang berlibur saat itu, dan saat ia kembali, hubungan mereka berantakan. Maurice berasumsi Franklin akan membantu kerjanya; Franklin berpendapat ia akan menjadi satu-satunya orang yang berkarya pada asam deoksiribonukleat. Mereka memiliki perbedaan kepribadian yang kuat juga: Franklin lugas, cepat, menentukan, dan Wilkins pemalu, spekulatif, dan pasif. Hal ini akan memainkan peran pada tahun-tahun mendatang perlombaan terbuka untuk menemukan struktur DNA.
Franklin membuat kelanjutan dalam teknik difraksi sinar-X dengan DNA. Ia mengurus alat-alatnya untuk menciptakan sorotan sinar-X yang amat tajam. Ia mengekstraksikan serat DNA yang lebih baik daripada yang pernah sebelumnya dan menyusunnya dalam buntelan paralel. Dan ia mempelajari reaksi serat DNA pada keadaan lembab. Seluruhnya memungkinkannya menemukan kunci penting atas struktur DNA. Wilkins menerima datanya, tanpa sepengetahuannya, dengan James Watson dan Francis Crick, di Cambridge University, dan mereka saling mendahului dalam perlombaan itu, kemudian menerbitkan struktur DNA yang diajukan pada Maret 1953.
Hubungan yang tegang dengan Wilkins dan aspek lainnya pada King's College (ilmuwati tak diizinkan makan siang di ruangan umum di mana ilmuwan makan, sebagai contoh) membuat Franklin mencari kedudukan lain. Ia mengepalai kelompok risetnya sendiri di Birkbeck College London. Namun kepala King's membiarkannya berbicara terus pada keadaan di mana ia takkan bisa bekerja pada DNA. Franklin kembali pada studinya tentang batu bara dan juga menyelesaikan kerja DNA-nya. Ia mengalihkan perhatiannya ke virologi, menerbitkan 17 kertas kerja dalam 5 tahun. Penemuan kelompoknya meletakkan dasar penemuan virologi struktural.
Selama dalam kunjungan profesional ke Amerika Serikat, Franklin merasa sakit yang segera diketahuinya sebagai kanker rahim. Ia terus berkarya sampai 2 tahun berikutnya, melalui 3 operasi dan kemoterapi eksperimental dan remisi 10 bulan. Ia berkarya sampai beberapa minggu sebelum kematiannya pada tahun 1958 pada usia 37.