Muhammad Yahya Waloni
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. |
Muhammad Yahya Waloni (lahir 30 November 1970) adalah pendakwah Islam Indonesia.
Yahya Yopie Waloni dilahirkan sebagai penganut Kristiani di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) pada 30 November 1970.[1] Ia adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah seorang pensiunan tentara yang pernah duduk sebagai anggota dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten di Sulut. Ia mengaku bahwa saat muda ia pernah nakal dan memiliki bekas tato di tubuhnya. Ia memiliki ijazah doktor dari Institut Theologia Oikumene Imanuel Manado tertanggal 10 Januari 2004.[2]
Yahya adalah mantan pendeta dan pernah menjadi dosen. Ia dan istrinya menyatakan syahadat Islam pada 11 Oktober 2006 pukul 12.00 WITA dengan bimbingan Komarudin Sofa, Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama Tolitoli, Sulawesi Tengah.[2]
Yahya memiliki seorang istri bernama Lusiana yang berganti nama menjadi Mutmainnah. Ia memiliki tiga orang anak bernama Silvana (Nur Hidayah), Sarah (Siti Sarah), dan Zakaria.[2]
Yahya dipenjara selama 5 bulan karena kasus penistaan agama dan bebas pada 31 Januari 2022.[3][4]
Rujukan
- ^ https://rri.co.id/humaniora/info-publik/1035162/sosok-yahya-waloni-eks-pendeta-masuk-islam
- ^ a b c Zainuddin, Ibn (2008). Iskandar Kato, ed. Cahaya di Balik Jiwa: Kisah-kisah indah perjalanan gulita menuju cahaya Islam. Gen Mirqat. hlm. 21–30. ISBN 9786028091015.
- ^ https://news.detik.com/berita/d-5894187/rusak-kerukunan-umat-agama-bikin-yahya-waloni-divonis-5-bulan-penjara/
- ^ https://news.detik.com/berita/d-5923064/yahya-waloni-bebas-dari-rutan-bareskrim