Galat Lua: expandTemplate: template "db-isi halaman tidak valid dan tanpa referensi" does not exist.
. Untuk kriteria yang valid, lihat KPC. isi+halaman+tidak+valid+dan+tanpa+referensiNA
Jika artikel ini tidak memenuhi syarat KPC, atau Anda ingin memperbaikinya, silakan hapus pemberitahuan ini, tetapi tidak dibenarkan menghapus pemberitahuan ini dari halaman yang Anda buat sendiri. Jika Anda membuat halaman ini tetapi Anda tidak setuju, Anda boleh mengeklik tombol di bawah ini dan menjelaskan mengapa Anda tidak setuju halaman itu dihapus. Silakan kunjungi halaman pembicaraan untuk memeriksa jika sudah menerima tanggapan pesan Anda.
Ingat bahwa artikel ini dapat dihapus kapan saja jika sudah tidak diragukan lagi memenuhi kriteria penghapusan cepat, atau penjelasan dikirim ke halaman pembicaraan Anda tidak cukup meyakinkan kami.
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman iniKlasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
Beberapa rumpun bahasa dimasukkan sebagai cabang dari dua rumpun bahasa yang berbeda. Untuk lebih lanjutnya, silakan lihat pembagian dari sub-rumpun Melayu-Sumbawa dan Kalimantan Utara Raya
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Tak hanya daerah Selatan Banten yang memiliki kultur berbahasa sunda, Tangerang pun memiliki bahasa sunda yang unik dan menarik pada pengucapan dan kata-katanya.
Dari pewarisan segi bahasa, bahasa sunda turun di Tangerang sejak jaman kolonial, berasal dari orang-orang Priangan, yang kebanyakan dari mereka datang dan menetap hingga melestarikan budayanya. Oleh karena itu, Tangerang sampai sekarang banyak diidentifikasikan sebagai orang Sunda. Dengan tetap menggunakan Bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari.
Penyebaran yang begitu signifikan sekarang terlihat dalam beberapa daerah, terutama pada daerah adminstratif wilayah Kabupaten Tangerang, yang meliputi Tigaraksa, Balaraja dan Sepatan.
Namun selain itu di Kota Tangerang juga tetap bisa kita temui, terutama pada beberapa kampung. Diantaranya kampung Bugel, Gebang dan Tugu. Disana warganya amat kental sekali dalam berbahasa sunda Tangerang.
Berikut ini beberapa kata yang merupakan ciri khas dalam Bahasa Sunda Tangerang :
• Sangat = Jasa
• Dia = Nyana
• Susah = Hésé
• Seperti = Doang
• Tidak Pernah = Tilok
• Saya = Aing
• Melihat = Noong
• Makan = Hakan / Dahar
• Kenapa = Pan
• Singkong = Dangdeur
• Tidak Mau = Embung
• Belakang = Tukang
• Repot = Haliwu
• Kebel = Lila
• Laju = Selanjutnya
Selain itu, Ada tambahan “Jeeuu” dan “Jasa” yang khas dari bahasa Sunda Tangerang dan itu yang membedakan dengan bahasa Sunda di Jawa Barat.[1]
Sunda Tangerang memiliki ciri khas kosakata tersendiri seperti kata : Héés (Tidur), Jasa (Banget), Maeunya (Masa Sih), Heeh (Iya), Jing (Sih), dll. Selain itu, masyrakat Sunda Tangerang juga memiliki dialek atau logat yang lebih kental dengan nada yang meliuk-liuk, berbeda dengan logat Sunda Priangan yang memiliki dialek yang lebih rendah dan berayun-ayun.[2]