Luang Prabang
Luang Prabang atau Louangphrabang (Lao: ຫລວງພະບາງ, secara harfiah: dalam menghilangkan Ketakutan Mudra)," adalah sebuah kota yang terletak di utara pusat Laos, pada Sungai Mekong sekitar 425 km sebelah utara Vientiane, dan ibu kota Provinsi Louangphabang. Saat ini jumlah penduduk kota ini adalah sekitar 103.000 jiwa.
Dahulu kota ini adalah sebuah ibu kota kerajaan dengan nama yang sama. Sampai pengambilalihan oleh pemerintahan komunis Laos pada tahun 1975, Luang Prabang adalah ibu kota kerajaan dan pusat pemerintahan dari Kerajaan Laos. Kota ini juga terkenal sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Sejarah
Muang Sua adalah nama lama dari Luang Prabang yang bersamaan dengan penaklukan kota ini pada tahun 698 oleh seorang pangeran Thai, Khun Lo, yang merebut kesempatan ketika Nan-chao (raja setempat yang menguasai Muang Sua) sedang melaksanakan prosesi bertunangan di tempat lain. Lo Khun telah diberikan kota oleh ayahnya, Khun Borom, yang dikaitkan dengan legenda Lao tentang penciptaan dunia, dan wilayah Lao yang berbagi dengan bangsa Shan dan bangsa-bangsa lain di kawasan Lao. Lo Khun mendirikan sebuah dinasti dan memerintah dengan waktu yang setara dengan lima belas penguasa independen Muang Sua dalam satu abad.
Dalam paruh kedua abad ke-8, Nan-chao sering ikut campur dalam urusan-urusan kerajaan tengah Lembah Mekong, yang mengakibatkan pendudukan Muang Sua pada tahun 709. Pangeran Nan-chao atau administrator yang menggantikan aristokrasi Tuan Thai. Tanggal pendudukan tidak diketahui, tetapi mungkin berakhir dengan baik sebelum perluasan di wilayah utara Kekaisaran Khmer pada masa Indravarman I (877-889) dan diperpanjang sampai ke wilayah Sipsong panna di hulu Sungai Mekong.
Kebudayaan
Budaya di Luang Prabang terkandung dari berbagai unsur kebudayaan yang ada sejak zaman dahulu. Budaya yang kaya dan relatif terpelihara karena keberadaannya yang terpencil. Pada tahun 1995 terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia karena arsitekturnya yang harmonis dan unik yang menggabungkan tiga gaya, yaitu Laos, Prancis, dan Tiongkok. Luang Prabang merupakan tempat bersejarah Budha, karena adanya tradisi, ritual, dan budaya yang masih sangat terjaga.[1][2]
Boun Pimay
Berdasarkan bulan lunar ke-5 dari kalender Budha, tepatnya pada bulan April. Ada perayaan tahun baru, dimana ada festival air yang berlangsung selama tiga hari, yaitu hari terakhir tahun ini, hari netral, dan hari pertama tahun berikutnya. Banyak bunga yang telah bermekaran pada periode ini, terutama bunga anggrek lao kecil, yang biasanya berbungga hanya satu minggu sekali, yaitu selama Pimay. Banyak masyarakat setempat yang menunggu akan datangnya perayaan ini. Selama tiga hari ini, semua orang saling melempar air satu sama lain. Selain itu, para wanita yang berhak menuangkan air pada pria, yang dulunya merupakan tradisi dan simbol telah menjadi sebuah festival atau perayaan besar. Pada pagi hari pertama, para pedagang-pedagang kecil di wilayah itu dikumpulkan untuk sementara dalam suatu pasar besar untuk memeriahkan suasana festival. Kemudian semua penduduk Luang Prabang berada di sana untuk ikut memeriahkan festival. Pimay merupakan kesempatan untuk pergi ke sebuah pulau yang terbentuk akibat sungai Mekong yang sangat rendah pada tahun tersebut. Pada waktu festival, para penduduk setempat menikmati mandi, bermain di sungai Mekong. Mereka mandi di sana dengan harapan supaya kesalahan yang telah mereka perbuat di masa lalu akan hilang, dan mendapatkan keberuntungan serta perlingungan pada tahun yang akan datang.[1]
Phra Bang
Phra Bang atau Phrabang secara harfiah berarti "Budha Halus". Phra Bang merupakan lambang nasional mistis negara Laos. Phra Bang yaitu patung dengan ukuran tinggi 83 cm yang dilapisi atau ditutupi oleh daun emas. Menurut legenda yang ada patung ini dibuat di Sri Lanka (Ceylon) pada abad ke-1 dan ke-9. Patung itu sudah lama dimiliki oleh kerajaan Angkor sebelum diberikan kepada Pangeran Fa Ngum. Kemudian berada di Luang Prabang pada 1359, setelah adanya Kerajaan dan Sejuta Gajah dan Parasal Putih. Phra Bang sendiri dianggap sebagai simbol hak untuk memerintah Laos. Hanya pemerintah yang murni dan sejati yang dapat menjaga citra suci ini. Awal mulanya ketika pada tahun 1778, orang Siam atau orang Thailand saat ini menyerbu Luang Prabang untuk mengambil patung Phra Bang dan bertujuan membawanya ke Bangkok. Lalu pada tahun 1782, patung tersebut berhasil dibawa kembali ke asalnya, yaitu Luang Prabang. Kejadian tersebut terjadi setelah serangkaian malang yang disebabkan oleh tidak adanya paladium mereka.[3] Pada tahun 1828 orang Siam mencoba kembali untuk merebut dan membawa patung itu ke Bangkok. Akan tetapi, setelah adanya pergantian pemerintahan, patung suci itu dikembalikan lagi ke Luang Prabang. Akhirnya pada tahun 2006, Phra Bang berada di salah satu kamar yang ada di istana (kamar tersebut berfungsi sebagai museum) sebelum di kemudian hari dibawa ke paviliun yang saat itu masih dibangun.[4][1]
Perayaan desa
Perayaan desa diadakan setiap tahun tepatnya pada bulan Juni. Pada tanggal yang berbeda untuk setiap desa yang ada di Luang Prabang melaksanakan perayaan desa, perayaan dilakukan dengan setiap penduduk berkumpul bersama-sama.Selain itu, tradisi menyerukan bonzez, memegang benang putih di sekitar desa sambil mengucapkan mantra untuk meminta keberuntungan.[1]
Referensi
- ^ a b c d "Culture in Luang Prabang, arts, food, religion, art de vivre". www.luangprabang-laos.com. Diakses tanggal 26 November 2019.
- ^ "Luang Prabang, Kekayaan Arsitektur Kerajaan Laos | PropertyInside.id" (dalam bahasa Inggris). 25 Februari 2018. Diakses tanggal 5 Desember 2019.
- ^ "Mengunjungi Luang Prabang yang Kaya Akan Tradisi Keagamaan dan Budaya - Semua Halaman - National Geographic". nationalgeographic.grid.id. Diakses tanggal 5 Desember 2019.
- ^ "Laos Travel Guide | National Geographic". Travel (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 5 Desember 2019.
Pranala luar
- LuangprabangCity.com, Perjalanan ke Luang Prabang (Inggris & Prancis)