Sultan Muhammad Bahauddin
Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803) adalah Sultan Palembang Dar As-Salam, menggantikan Ayahnya, Sultan Ahmad Najamuddin I. Beliau banyak berperan dalam perkembangan Kerajaan. Dialah yang membangun Keraton Benteng Kuto Besak, serta merubah Keris-Keris jadi Lurus dan lebih panjang.
Sultan Muhammad Bahauddin | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sultan Palembang Ke-6 | |||||||||
Monarki | 1776–1803 | ||||||||
Pendahulu | Sultan Ahmad Najamuddin I | ||||||||
Penerus | Sultan Mahmud Badaruddin II | ||||||||
Kelahiran | Raden Muhammad Kesultanan Palembang | ||||||||
Kematian | 1803 Kesultanan Palembang. | ||||||||
Keturunan |
| ||||||||
| |||||||||
Wangsa | Palembang | ||||||||
Ayah | Sultan Ahmad Najamuddin I | ||||||||
Ibu | Ratu Sepuh Raden Nayu Murati | ||||||||
Agama | Islam | ||||||||
Pekerjaan | Sultan |
Keemasan Palembang Darussalam
Kesultanan Palembang-Darussalam mengalami perkembangan dan kemajuan yang pesat pada masa pemerintahannya.
Kesultanan Palembang mengalami kemakmuran pada saat Sultan Bahauddin memerintah. Pada saat itu Palembang menjadi salah satu tempat Pusat Sastra Agama Islam Nusantara (Islamic Centre) setelah Aceh. Tokoh-tokoh ulama besar dan penulispun bermunculan.
Pada tahun 1777, ia mengirimkan uang sebesar 500" Real untuk wakaf pembangunan Zawiyah (Pondok) Sammaniyah di Jeddah yang disampaikan eh Syekh Muhammad Muhyiddin bin Shihabuddin Al-Palembang.
Al-Hasil, naskah sejarah Palembang mencatat pada masa Sultan Bahauddin mengalami kemakmuran: "Dan rakyat seisi negeri dengan segala jajahan itu banyak beruntung, sebab negeri sentosa. Segala dagang pun banyak masuk dari laut dan dari darat dan dari hulu, karena Raja Palembang pada zaman itu terlalu adil sentosa perintahnya memeliharakan segala rakyat dan negeri dan sekalian dagang".
Dimasanya pula banyak Ulama-ulama islam terkenal bermunculan yang Literasi/Tulisannya bisa terlihat sampai Luar Negeri.
Didahului oleh: Sultan Ahmad Najamuddin I |
Sultan Palembang 1776-1803 |
Diteruskan oleh: Sultan Mahmud Badaruddin II |