Katherine Wilson Sheppard (née Catherine Wilson Malcolm; 10 Maret 1848 – 13 Juli 1934) adalah tokoh terkemuka dalam gerakan perjuangan hak suara perempuan di Selandia Baru dan pejuang hak suara perempuan paling terkenal di Selandia Baru. Ia lahir di Liverpool, Inggris, dan bermigrasi ke Selandia Baru bersama keluarganya pada 1868, tempat ia menjadi anggota aktif di berbagai organisasi keagamaan dan sosial, termasuk Woman's Christian Temperance Union (WCTU). Pada 1887, Katherine diangkat menjadi Penilik Nasional WCTU untuk Hak Suara dan Legislasi. Jabatan ini ia manfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan perjuangan hak suara perempuan di Selandia Baru.

Katherine Wilson Sheppard
Katherine pada 1905
LahirCatherine Wilson Malcolm
(1848-03-10)10 Maret 1848
Liverpool, Inggris
Meninggal13 Juli 1934(1934-07-13) (umur 86)
Christchurch, Selandia Baru
Nama lainKatherine Wilson Malcolm
Dikenal atasHak suara perempuan
Suami/istri
  • Walter Allen Sheppard
    (m. 1871; meninggal 1915)
  • William Lovell-Smith
    (m. 1925)
AnakDouglas Sheppard (1880–1910)
KerabatIsabella May (adik)
Find a Grave: 117035841 Modifica els identificadors a Wikidata

Katherine memperjuangkan pemberian hak suara kepada kaum perempuan dengan jalan mengatur pembuatan dan pengajuan petisi-petisi, menyelenggarakan rapat-rapat umum, menyurati media massa, dan menjalin hubungan dengan para politikus. Katherine adalah penyunting White Ribbon, surat kabar pertama di Selandia Baru yang dikelola oleh kaum perempuan. Melalui keterampilan menulis dan kecakapan berbicara di muka umum, Katherine berhasil menyuarakan perjuangan hak suara perempuan. Surat selebarannya yang berjudul Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote [Sepuluh Alasan Wanita Selandia Baru Harus Memberi Suara] dan Should Women Vote? [Haruskah Wanita Memberi Suara?] turut berjasa membantu perjuangan hak suara perempuan.

Katherine adalah presiden pertama Dewan Wanita Nasional Selandia Baru yang didirikan pada 1896, dan membantu mereformasi organisasi ini pada 1918. Di kemudian hari, Katherine berangkat ke Inggris dan membantu gerakan hak suara perempuan di sana. Dengan kondisi kesehatan yang menurun, Katherine pulang ke Selandia Baru, dan terus memperjuangkan pemberian hak suara kepada kaum perempuan melalui tulisan, meskipun tidak terlalu aktif lagi berpolitik. Katherine wafat pada 1934 tanpa meninggalkan keturunan.

Berkat perannya selaku pemimpin de facto dari gerakan perintis hak suara perempuan di Selandia Baru, Katherine dikenal luas sebagai salah seorang tokoh Selandia Baru yang paling terkemuka. Gambar Katherine dijadikan pengganti gambar Ratu Elizabeth II pada sisi depan lembaran uang kertas pecahan sepuluh dolar Selandia Baru pada 1991.

Masa muda

 
Tempat-tempat yang berkaitan dengan Katherine:
1) Memorial Nasional Kate Sheppard 2) Permukiman Jalan Madras 3) Gereja Trinitas 4) Aula Jalan Tuam 5) Addington Cemetery

Katherine lahir dengan nama gadis Catherine Wilson Malcolm pada 10 Maret 1848[a] di Liverpool, Inggris, dari pasangan asal Skotlandia Andrew Wilson Malcolm dan Jemima Crawford Souter. Andrew yang lahir di Skotlandia pada 1819 dijelaskan dalam pelbagai dokumen baik sebagai pengacara, bankir, juru tulis, petugas pembuat bir atau petugas hukum. Pada 14 Juli 1842, Andrew menikahi Jemima di Hebrides Dalam. Katherine dinamakan dengan nama yang sama dengan nenek dari pihak Andrew bernama Catherine Wilson Malcolm,[3] tetapi mereka lebih suka mengeja nama anak mereka sebagai "Katherine" atau disingkat "Kate".[4] Katherine memiliki kakak bernama Marie yang lahir di Skotlandia dan ketiga adiknya, Frank yang lahir di Birmingham, Isabella May, dan Robert yang sama-sama lahir di London; bukti keluarganya yang hidup berpindah-pindah pada saat itu.[3] Informasi rinci mengenai pendidikan anak-anak Andrew dan Jemima tidak diketahui, walaupun tulisan Katherine kemudian memaparkan pengetahuan yang luas di bidang ilmu pengetahuan dan hukum, yang menunjukkan bahwa ia mendapatkan pendidikan yang memadai. Katherine dikenal karena pengetahuan yang luas dan kemampuan intelektual.[4] Ayahnya sangat menyukai musik dan memastikan anggota keluarganya mendapatkan pendidikan musik yang bagus.

Ayah Katherine meninggal pada 1862,[4] ketika berusia awal empat puluhan tahun, tetapi meninggalkan seorang istri yang dapat memenuhi kebutuhan keluarga.[5] Selepas kematian ayahnya, Katherine tinggal bersama pamannya seorang pendeta Gereja Bebas Skotlandia di Nairn;[6] pamannya menanamkan nilai-nilai sosialisme Kristen kepada Katherine melebihi orang lain.[4] Pada saat itu, anggota keluarganya yang lain menetap dengan kerabatnya di Dublin, tempat Katherine kemudian ikut menetap bersama keluarganya.[5]

George Beath, calon suami Marie, beremigrasi ke Melbourne pada 1863, dan kemudian pindah ke Christchurch. Selepas Marie bertemu dengan George di sana, mereka menikah pada 1867, dan anak pertama mereka lahir pada tahun berikutnya. Catatan Marie mengenai Christchurch memotivasi Jemima untuk pindah bersama keluarganya ke Selandia Baru, karena Jemima melihat peluang cerah bagi pekerjaan anak-anaknya dan hendak melihat cucunya. Mereka menaiki kapal Matoaka dari Gravesend pada 12 November 1868 dan mendarat di Pelabuhan Lyttelton pada 8 Februari 1869.[7][8]

 
Gereja Kongregasional Trinitas, tempat Katherine beribadah.

Di Christchurch, kebanyakan anggota keluarga, termasuk Kate, bergabung di Gereja Kongregasional Trinitas. Pendetanya adalah Reverend William Habens, lulusan Universitas London yang juga lulusan Classics Master di Sekolah Tinggi Christchurch.[9][b] Katherine menjadi bagian dari iklim intelektual dan sosial Christchurch, dan menghabiskan waktu bersama keluarga Marie dan George.[11]

Katherine menikahi pemilik kedai bernama Walter Allen Sheppard di rumah ibunya pada 21 Juli 1871. Walter terpilih menjadi anggota Dewan Kota Christchurch pada 1868, dan bisa jadi mengesankan Katherine dengan pengetahuannya akan permasalahan setempat. Mereka duduk di Jalan Madras yang tidak jauh dari rumah ibunya dan mencapainya cukup dengan berjalan kaki dari pusat kota.[12] Gereja Kongregasional Trinitas menggalang dana untuk sebuah gedung baru dari 1872 hingga 1874, dan kemungkinan besar Katherine terlibat dalam kegiatan ini. Dia menciptakan hubungan perkawanan dengan Alfred Saunders, seorang politikus dan aktivis penentangan minuman keras penting yang bisa jadi memengaruhi gagasannya perihal hak suara wanita.[13] Katherine dan suaminya mendarat di Inggris pada 1877 dan menghabiskan waktu selama setahun di sana, dan mereka kemudian kembali ke Christchurch.[14] Satu-satunya anak mereka, Douglas, lahir pada 8 Desember 1880.[4]

Katherine merupakan anggota aktif di pelbagai organisasi agama. Dia mengajar pada sekolah Minggu dan pada 1884 terpilih sebagai sekretaris di Persatuan Perempuan Trinitas yang baru saja dibina, sebuah badan yang dibina untuk mengunjungi anggota paroki yang tidak terlalu sering mengikuti kebaktian. Persatuan ini juga membantu dengan menggalang dana dan melakukan pekerjaan untuk gereja seperti menyediakan teh pagi. Katherine menulis laporan pada karya tulis persatuan ini, mencoba untuk menggalang anggota baru, dan bekerja untuk mempertahankan anggota yang ada. Pada tahun-tahun berikutnya Katherine bergabung di Masyarakat Koor Riccarton. Penampilan solo Katherine pada konser Mei 1886 menui pujian dari Lyttelton Times.[15] Katherine juga berugas di komite manajemen Young Women's Christian Association.[16]

Gerakan hak suara perempuan

 
Katherine dan lima pejuang hak suara perempuan Selandia Baru penting lainnya dikenang lewat Memorial Nasional Kate Sheppard, sebuah pahatan perunggu di Christchurch.

Keterlibatan awal

Aktivisme dan keterlibatan Katherine dengan politik bermula selepas mendengar atau membaca perihal perbincangan oleh Mary Greenleaf Clement Leavitt dari Woman's Christian Temperance Union (WCTU) Amerika Serikat.[17] Pada 1885, Mary melawat ke Selandia Baru dan berbicara bukan hanya masalah meminum minuman keras, tetapi juga pentingnya wanita untuk berbicara di muka umum.[18] Mary menghabiskan dua minggu di Christchurch, bermula dengan pidato umum di Theatre Royal pada 10 Mei.[19] Wartawan terkesima dengan kekuatan seorang wanita yang berbicara di depan umum, sesuatu yang jarang ditemukan di Selandia Baru.[20][21]

Katherine menjadi terlibat dalam pendirian cabang WCTU di Christchurch sebelum pembentukan organisasi nasional.[22][23] Keterlibatan awalnya adalah mengajukan petisi kepada perlemen untuk mencegah wanita dipekerjakan sebagai pelayan bar dan melarang penjualan minuman keras kepada kanak-kanak. Langkah ini menandai permulaan kerja samanya dengan Alfred Saunders yang menasihati dalam negosiasi dengan politisi dan yang menulis kepada Perdana Menteri Selandia Baru Robert Stout berupaya untuk melanjutkan kampanyenya. Petisi pelayan bar (termasuk beberapa dari bagian negara yang lain) kemudian ditolak oleh Komisi Petisi Parlemen pada 1885.[17][24] Katherine memutuskan bahwa politisi akan terus mengabaikan petisi dari wanita selama wanita tidak bisa mengundi.[25]

 
Julius Vogel, Anggota Parlemen untuk Christchurch Utara dan mantan Perdana Menteri Selandia Baru, memperkenalkan Rancangan Undang-undang Hak Suara Perempuan ke parlemen pada 1887.

Pada 1879 hak suara laki-laki telah berlaku kepada semua pria yang berusia di atas 21 tahun tanpa memandang kepemilikan tanah, tetapi wanita masih tidak dapat mengundi.[26][c] Sejumlah hak suara terbatas diperluas kepada pengundi wanita pada 1870-an. Pembayar bea cukai wanita dapat mengundi di pemilihan badan setempat pada 1873 dan pada 1877 ibu rumah tangga mendapatkan hak untuk mengundi dan menjadi anggota dewan pendidikan.[27][d]

The New Zealand Women's Christian Temperance Union dibentuk dalam konferensi di Wellington pada Februari 1886. Katherine tidak menghadiri konferensi itu, tetapi pada konvensi nasional kedua di Christchurch setahun kemudian, dia tiba lebih cepat untuk menyajikan karya tulisnya mengenai hak suara perempuan, walaupun tiada peluang baginya untuk berbuat demikian. Katherine mula-mula diangkat sebagai Pengawas untuk Statistik Relatif, karena minatnya dalam hal-ihwal ekonomi.[28] Pada 1887 — ketika departemen pemungutan suara setempat didirikan di dalam WCTU — Katherine ditunjuk sebagai Pengawas Nasional untuk Pemungutan Suara dan Legislasi.[4][29]

Banyak sokongan untuk moderasi datang dari wanita, dan Temperance Union yakin bahwa hak suara perempuan dapat memajukan tujuan mereka untuk melarang minuman keras sembari mempromosikan kesejahteraan anak dan keluarga.[30] Katherine kemudian menjadi tokoh penting di bidang hak suara perempuan, tetapi minatnya pada tujuan tersebut melampaui pertimbangan senang mengenai penentangan minuman keras. Pandangan Katherine menjadi terkenal lewat pernyataannya berbunyi: "semua yang memisahkan, apakah itu ras, kelas, keyakinan, atau jantina, adalah tak manusiawi, dan harus dihilangkan."[31] Katherine terbukti menjadi pembicara yang bergairah dan penyelenggara yang terampil, yang membuatnya cepat mendapat sokongan karenanya.[4]

WCTU mengirim seorang utusan kepada Julius Vogel, anggota parlemen dan mantan perdana menteri, meminta dirinya untuk memperkenalkan rancangan undang-undang hak suara perempuan kepada parlemen.[32] Julius melakukannya pada 1887, dengan Rancangan Undang-undang Hak Suara Perempuan, dan Katherine mengampanyekan undang-undang itu untuk menarik sokongan sebanyak-banyaknya.[31] Dalam pembacaan ketiga rancangan undang-undang itu, bagian yang berkaitan dengan hak suara wanita dikalahkan hanya dengan satu suara, dan rancangan undang-undang tersebut dibatalkan.[33][34][35] Selama kampanye pemilihan umum akhir tahun itu Katherine mendorong anggota WCTU untuk mengajukan pertanyaan kepada calon anggota parlemen mengenai hak suara perempuan, tetapi hanya sedikit perempuan yang melakukannya.[36]

 
Komik bergambar Liga Pemungutan Suara Auckland yang berbaris di luar kantor perdana menteri. Diterbitkan di The Observer pada 1893.

Pada 1888 Katherine merupakan Presiden WCTU cabang Christchurch dan memaparkan sebuah laporan kepada konvensi nasional di Dunedin, tempat konvensi memutuskan bahwa pelarangan dan hak suara perempuan akan menjadi tujuan utama organisasi. Katherine membaca pidato umum mengenai hak suara perempuan di Dunedin, Oamaru, dan Christchurch, yang semakin mengembangkan rasa percaya diri dalam hal gaya bicara. Untuk memperkuat pesannya, Katherine memberikan selebaran yang dihasilkan di Britania Raya dan Amerika Serikat kepada khalayak.[37] Katherine kemudian menerbitkan selebaran karyanya sendiri berjudul Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote [Sepuluh Alasan Wanita Selandia Baru Harus Mengundi], yang menampilkan kecerdasan dan pendekatan logika Katherine.[6][38] Sebuah salinan dikirim kepada setiap anggota Dewan Perwakilan.[39]

Petisi

 
Halaman pertama Petisi Hak Suara Pertama 1893 yang berhasil.

Pemerintah memperkenalkan Rancangan Undang-undang Pemungutan Suara pada 1888 yang tetap tidak membolehkan wanita dalam mengundi dan Katherine membuat petisi yang meminta agar pengecualian tersebut dihapus. Katherine menulis kepada, dan kemudian bertemu dengan, John Hall, anggota Dewan Perwakilan dari Canterbury yang disegani, mengundang John untuk mempersembahkan petisi dan menyokong perjuangannya. John mengiyakannya, tetapi hasilnya hampa. Katherine kemudian membuat pamflet kedua, Should Women Vote? [Haruskah Wanita Mengundi?], yang menampilkan pernyataan mengenai hak suara dari tokoh penting di Selandia Baru dan luar negeri.[40] Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum tertunda hingga 1890, ketika pada 5 Agustus, John mengusulkan mosi yang berbunyi: "bahwa menurut pendapat Dewan, hak mengundi untuk anggota Dewan Perwakilan harus diperluas hingga mencakup wanota." Selepas melalui perdebatan yang sengit, rancangan undang-undang ini disahkan dengan 37 anggota menyetujui berbanding 11 anggota menolak.[41][42] Pada 21 Agustus, John mengusulkan sebuah amendemen untuk Rancangan Undang-undang Pemungutan Suara, tetapi kalah dengan tujuh suara.[43][44][45]

Setelah kekalahan ini, John menyarankan Katherine bahwa petisi kepada parlemen harus menjadi langkah selanjutnya. Katherine menyusun ulang perkataan pada petisi, mengatur borang yang akan dicetak, dan berkampanye dengan lebih giat supaya petisinya disetujui parlemen. Selama kampanye pemilihan umum 1890, anggota WCTU berusaha untuk menanyakan semua calon tentang kedudukan mereka mengenai hak suara perempuan.[46] Petisi ini ditandatangani oleh 10,085 orang (menurut notula WCTU) dan John menampilkan ini di parlemen pada 1891 ketika Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum yang baru masuk ke dalam komite.[47][48] Petisi ini disokong oleh parlemen oleh John, Alfred, dan perdana menteri saat itu John Ballance. John mengusulkan sebuah amendemen pada Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum untuk memberikan hak suara perempuan dan disetujui dengan mayoritas 25 suara. Penentang hak suara, Walter Carncross, kemudian mengusulkan amendemen yang juga akan memungkinkan wanita untuk mencalonkan diri di parlemen; ini tampaknya sebuah kelanjutan yang masuk akal dari usulan amendemen John tetapi sebenarnya dihitung untuk menyebabkan kegagalan Rancangan Undang-undang di majelis tinggi Selandia Baru, Dewan Legislatif Selandia Baru. Rancangan undang-undang ini kalah di majelis tinggi dengan dua suara.[49]

Pada 1890, Katherine adalah satu di antara pendiri Masyarakat Etika Kristen, sebuah kelompok diskusi bagi pria dan wanita, tak terbatas bagi anggota gereja tunggal.[50] Pada beberapa pertemuan pertama mereka topik diskusi mencakup keegoisan, hubungan suami-istri, dan reformasi pakaian. Masyarakat Etika Kristen berpengaruh besar pada kepercayaan diri Katherine dalam berdebat dengan orang-orang dari latar belakang yang beragam.[51] Selama 1891, Katherine mulai menyunting sebuah halaman di Prohibitionist atas nama WCTU. Prohibitionist adalah karya tulis menentang minuman keras yang diterbitkan dwiminggu dengan peredaran menjangkau seluruh Selandia Baru dengan oplah 20,000 cetak. Katherine menggunakan nama samaran "Penelope" dalam karya tulis ini.[52][53]

Katherine berjanji bahwa petisi kedua akan dua kali lebih besar dan bekerja sepanjang musim panas untuk membuatnya; petisi ini ditandatangani 20,274 wanita.[47] Dengan menggunakan pengumpul suara yang dibayar, anggota Partai Liberal Henry Fish membuat dua petisi tandingan, yang satu ditandatangani oleh pria dan satu yang lain ditandatangani oleh wanita; mereka menerima 5,000 tanda tangan di antara mereka.[54] Sebuah Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum pada 1892 mencakup ketentuan untuk hak suara perempuan dan sekali lagi disahkan dengan mudah di Dewan Perwakilan, tetapi Majelis Tinggi meminta bahwa suara wanita harus diposkan alih-alih lewat kertas suara. Karena dua majelis tidak setuju dengan ini, rancangan undang-undang ini gagal lagi.[55]

Petisi hak suara ketiga masih lebih besar telah dibuat oleh Katherine dan dipaparkan pada 1893. Kali ini 31,872 wanita menandatangani petisi ini, petisi terbesar dari petisi apapun yang dipaparkan di parlemen pada saat ini.[56][57]

Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum 1893

Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum 1893, yang memberikan hak suara penuh kepada wanita, berjaya disahkan di Dewan Perwakilan pada Agustus. Beberapa anggota parlemen bersedia untuk menentangnya karena ketakutan mereka akan suara menentang dari para wanita pada pemilihan umum tahun berikutnya. Banyak di antara mereka memilih abstain dari parlemen selama pemungutan suara. Henry berusaha untuk menunda undang-undang yang diusulkan dengan menyerukan referendum nasional,[58] tetapi rancangan undang-undang tetap dibawa ke Dewan Legislatif. Setelah beberapa percobaan untuk menjegal rancangan undang-undang ini gagal, rancangan undang-undantg ini disetujui dengan 20 suara mendukung berbanding 18 suara menolak pada 8 September.[59] Rancangan undang-undang kini tinggal memerlukan tanda tangan gubernur dan walaupun Gubernur David Boyle tidak menyokong hak suara perempuan dan lambat mengurusi penandatanganan ini, akhirnya dia melakukannya pada 19 September.[60] Sheppard secara luas diakui sebagai pemimpin gerakan hak suara perempuan.[4][61]

Pemilihan umum 1893 dan advokasi wanita lebih lanjut

 
Dewan Wanita Nasional, Christchurch, 1896

Katherine tak memiliki waktu untuk beristirahat, karena pemilihan umum 1893 hanya sepuluh minggu lagi, dan surat kabar menyebarkan desas-desus bahwa pemilihan umum yang lebih awal dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah perempuan yang terdaftar sebagai pemilih. Bersama dengan Temperance Union, Katherine sangat aktif mendorong wanita untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih.[62] Tempat pertemuan utama di Christchurch adalah Aula Jalan Tuam.[63][64] Satu dari pengkritik terbesarnya adalah industri minuman keras, yang khawatir dengan kelanjutan bisnisnya.[61] Meskipun diberitahu dalam jangka waktu yang singkat, 88 persen wanita sudah terdaftar untuk memilih pada hari pemilihan,[65] dan hampir 70 persen akhirnya memberikan suara.[66] Meskipun wanita telah mendapatkan hak suara mereka tetap tak layak untuk dipilih menjadi anggota parlemen hingga 1919 dan tidak sampai 1933 ketika wanita pertama terpilih menjadi anggota parlemen.[67]

Sekitar 1892, Katherine mulai bersepeda mengelilingi penjuru kota Christchurch. Katherine merupakan satu di antara wanita pertama yang bersepeda di kota ini.[68] Katherine bergabung dalam klub sepeda wanita pertama di Selandia Baru atau Australia, Klub Sepeda Wanita Atalanta—berdiri sejak 1892 hingga 1897—sebagai anggota komite pendiri.[27][69] Klub ini memicu kontroversi karena beberapa anggotanya menganjurkan penggunaan pakaian wajar seperti knickerbockers alih-alih rok untuk pesepeda perempuan.[70]

Pada Desember 1893, Katherine terpilih sebagai Presiden WCTU cabang Christchurch.[71] Katherine memimpin dua pertemuan pertama pada 1894, sebelum melawat ke Inggris dengan suami dan anaknya. Katherine sangat diminati di Inggris sebagai pembicara pada kelompok wanita mengenai perjuangan bagi hak suara wanita di Selandia Baru.[72] Pada pertengahan 1895, WCTU meluncurkan jurnal bulanan, The White Ribbon , dengan Katherine sebagai penyunting yang bersumbangsih dari luar negeri.[73][74] Sementara di Inggris Katherine mengalami masalah kesehatan yang memerlukan operasi; penyakit yang diderita mungkin histerektomi.[75] Keluarganya kembali ke Selandia Bary pada permulaan 1896.[76] Kemudian pada tahun itu, Sheppard diangkat kembali sebagai peyunting The White Ribbon.[77]

Institut Wanita Canterbury dan Dewan Wanita Nasional

 
Kate Sheppard, sekitar 1914.

Institut Wanita Canterbury dibentuk pada September 1892, dengan Katherine berperan sebagai peran utama dan mengambil alih departemen ekonomi. Institut ini terbuka bagi pria dan wanita dan bekerja untuk mengurangi ketidaksamaan antara mereka. Katherine yakin bahwa pemberian hak suara adalah langkah pertama menuju pencapaian reformasi lain, seperti mereformasi undang-undang pernikahan yang tak adil, orang tua, dan kepemilikan, dan menuju penghapusan perlakuan yang tidak merata dari jantina dalam moralitas.[78]

Dewan Wanita Nasional Selandia Baru didirikan pada April 1896 oleh Institut Wanita Canterbury dan sepuluh kelompok wanita lainnya dari seluruh Selandia Baru,[79][80] dan Katherine terpilih menjadi presiden pada konvensi pendirian organisasi ini.[81] Organisasi ini mempromosikan hak wanita untuk terpilih menjadi anggota parlemen, kesetaraan upah dan kesetaraan kesempatan bagi wanita, penghapusan cacat hukum yang memengaruhi wanita, dan kemandirian ekonomi bagi perempuan yang menikah.[82]

Keterpilihan Katherine sebagai presiden alih-alih sesama feminis Anna Stout menimbulkan keretakan.[79] Ini, bersama dengan ketidaksepakatan lainnya seperti keputusan dewan yang harus menyokong keterlibatan Selandia Baru dalam Perang Boer Kedua, turut andil dalam organisasi yang akan memasuki masa reses pada 1906.[79][80]

Akhir hayat

 
Makam Katherine di Pemakaman Addington, Christchurch.

Sebagai penyunting White Ribbon dan presiden Dewan Wanita Nasional, Sheppard mempromosikan banyak gagasan yang berkaitan dengan perbaikan keadaan dan status wanita. Secara khusus, Katherine khawatir dengan pembentukan kemerdekaan hukum dan ekonomi wanita dari pria.[83] Katherine bukan hanya sibuk memajukan hak asasi wanita, tetapi juga mempromosikan reformasi seperti perwakilan berimbang, referendum yang mengikat, dan kabinet yang dipilih langsung oleh parlemen.[4][84]

Sejak 1902, pernikahan Katherine tampaknya merenggang, dan mungkin telah terjadi selama beberapa tahun.[85] Suaminya menjual rumah mereka dan pindah ke Inggris dengan anak mereka yang ingin belajar ke London. Katherine membeli perabotan baru dan tampaknya berencana menjadi warga tetap Christchurch,[86] tetapi perabotan tersebut akhirnya dijual pada 1903. Katherine mengundurkan diri dari jabatannya di Dewan Wanita Nasional, dan pindah ke Inggris tanpa memikirkan masa yang tepat untuk kembali.[87] Dalam perjalanan, Katherine berhenti sebentar di Kanada dan Amerika Serikat tempat dia bertemu pejuang hak suara perempuan Amerika Serikat Carrie Chapman Catt.[4] Di London, Katherine aktif mempromosikan hak suara perempuan, tetapi kesehatannya semakin menurun dan memaksanya untuk berhenti bekerja.[88]

Pada November 1904, Katherine kembali ke Selandia Baru dengan suaminya, tetapi suaminya kembali pergi ke Inggris pada Maret tahun berikutnya.[89] Katherine pindah ke rumah kawan lamanya William Sidney Lovell-Smith dan istrinya Jennie Lovell-Smith;[90] anak perempuan ketiganya, Hilda Kate Lovell-Smith, diberi nama tengah yang sama seperti Katherine. [91] Katherine tetap relatif tidak aktif dalam kegiatan politik dan berhenti menyampaikan pidato, tetapi tetap meneruskan kegiatan menulis.[4] Katherine mempersiapkan sebuah penampilan mengenai sejarah hak suara perempuan untuk Pameran 1906 di Christchurch,[92] dan menulis pamflet Woman Suffrage in New Zealand [Hak Suara Perempuan di Selandia Baru] untuk Aliansi Hak Suara Perempuan Internasional pada 1907. Tahun berikutnya Katherine melawat ke Inggris untuk menghadiri pernikahan anaknya, mengunjungi kantor pusat WCTU di Chicaco dalam perjalanannya, dan bertemu dengan kelompok pejuang hak suara selepas tiba di Britania Raya.[93] Pada 1912 dan 1913, Katherine melakukan perjalanan bersama keluarga Lovell-Smith melalui India dan Eropa.[94] Walaupun Katherine lebih tak bertenaga dibanding tahun-tahun sebelumnya, kesehatannya tidak lagi menurun dan terus efektif memengaruhi gerakan wanita Selandia Baru. Katherine merupakan wanita pertama yang menandatangani sebuah petisi kepada Perdana Menteri Joseph Ward. Pada 1916, Katherine meminta Joseph mendesak pemerintahan Inggris untuk memberikan hak suara kepada perempuan,[95] dan dia merevitalisasi Dewan Wanita Nasional bersama sekelompok pejuang hak suara perempuan penting lainnya pada 1918. Katherine terpilih menjadi Presiden Dewan Wanita Nasional pada tahun yang sama sebelum mengundurkan diri pada 1919.[80][95]

Suami Katherine, Walter, meninggal di Inggris pada 1915.[96] Jennie meninggal pada 1924, dan Katherine dan William menikah pada 1925.[97] William meninggal selang empat tahun kemudian,[98] dan Katherine sendiri meninggal di Christchurch pada 13 Juli 1934 pada usia 86 tahun.[1][2] Ketika putranya Douglas meninggal karena anemia kekurangan vitamin B12 pada usia 29 tahun pada 1910,[99] dan satu-satunya cucunya, Margaret Isabel Sheppard, meninggal karena tuberkulosis pada usia 19 tahun pada 1930,[100] Sheppard tidak meninggalkan satupun keturunan langsung yang hidup.[101] Katherine dimakamkan di Pemakaman Addington, Christchurch, di kuburan bersama ibunya dan adiknya Robert.[102]

Warisan

 
Patung dada Kate Sheppard ditampilkan di Parlemen pada 1973 oleh Woman's Christian Temperance Union

Katherine dianggap sebagai tokoh penting dalam sejarah Selandia Baru.[6] Sejak 1992 Katherine menghiasi bagian depan uang kertas 10 dolar.[103][104][105] Sebuah acara televisi yang ditayangkan pada 2005 New Zealand's Top 100 History Makers memasukkan Katherine ke dalam peringkat kedua tokoh Selandia Baru yang paling berpengaruh sepanjang masa.[106] Demikian pula The New Zealand Herald memilih Katherine sebagai satu di antara tokoh Selandia Baru berpengharuh pada 2013.[107]

Pada 1972 buku karya Patricia Grimshaw Women's Suffrage in New Zealand [Hak Suara Perempuan di Selandia Baru] memasukkan Katherine sebagai tokoh pemimpin gerakan hak suara. Ini merupakan buku pertama yang mengakui perjuangan Katherine dan penerbitannya menandai tumbuhnya pengakuan hidup dan aktivisme Katherine.[108]

Pada 1993, seabad hak suara perempuan di Selandia Barum 1993, sekelompok wanita Christchurch mencipta memorial dan penghargaan yang diabadikan untuk Katherine, yaitu Memorial Nasional Kate Sheppard, di tepi Sungai Avon, dan Penghargaan Kate Sheppard, sebuah penghargaan tahunan kepada wanita dalam bidang penelitian.[109] Tahun itu kamelia putih bergaya peoni istimewa dibuat di Pembibitan Camellia Glen di Kaupokunui, Taranaki; kamelia putih merupakan simbol pejuang hak suara perempuan. Bunga ini dinamai Kate Sheppard dan ditanam secara luas di seluruh Selandia Baru.[110]

Rumah Fendalton di Jalan Clyde No. 83, tempat Sheppards tinggal sejak 1888 hingga 1902 dan kini dikenal sebagai Rumah Kate Sheppard, didaftarkan oleh Warisan Selandia Baru sebagai bangunan warisan Kategori I, mengingat banyaknya peristiwa penting bagi hak suara perempuan yang terjadi di sana.[111] Di sinilah Katherine menempelkan tiga petisi utama bersama-sama di atas lembaran kertas dinding.[112]

Sandiwara O Temperance mengenai Katherine dan gerakan penentangan minuman keras ditulis oleh penulis sandiwara Mervyn Thompson. Sandiwara ini pertama kali ditampilkan pada 1972 di Court Theatre Christchurch.[113] Pada 2016 dan 2017 produksi That Bloody Woman yang menggambarkan kembali kehidupan Katherine sebagai pemusik cadas punk melakukan tur di Selandia Baru.[114][115]

Kate Sheppard Place yang bertempat di dalam wilayah parlemen Wellington dinamai menggunakan namanya sebagai bentuk penghormatan; tempat ini adalah jalan pendek searah yang membentang dari Jalan Molesworth di seberang Gedung Parlemen ke persimpangan Jalan Mulgrave dan Dermaga Thomson. Kate Sheppard Avenue juga berada di Northcross. Pada 2014, delapan persimpangan dekat parlemen di Wellington dilengkapi dengan lampu hijau bagi pejalan kaki yang menggambarkan Katherine.[116]

Beberapa sekolah Selandia Baru memiliki gedung yang dinamai Sheppard.[e] Pada 2014, siswi di Sekolah Menengah Atas Perempuan Whangarei meminta sekolah untuk memberi nama sebuah gedung yang awalnya dinamai Richard Seddon, pejuang hak suara perempuan penting terkenal, dengan Gedung Sheppard untuk lebih mencerminkan nilai-nilai sekolah.[120]

Pada 8 Maret 2018, bertepatan dengan Hari Wanita Internasional dan peringatan 125 tahun gerakan hak suara perempuan, Sepak Bola Selandia Baru mengganti namanya menjadi turnamen sepak bola knockout utama Piala Kate Sheppard.[121]

Karya

  • Sheppard, Katherine Wilson (17 Mei 2017) [1888]. "Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote" [Sepuluh Alasan Perempuan Selandia Baru Harus Mengundi]. New Zealand History. Kementerian Budaya dan Warisan Selandia Baru. Diakses tanggal 13 Februari 2018. 
  • Should Women Vote? [Haruskah Wanita Mengundi?] (1890)
  • Sheppard, Katherine Wilson (nd) [1924]. "How We Won the Franchise in New Zealand" [Bagaimana Kami Memenangi Hak Suara di Selandia Baru]. New Zealand History. New Zealand Women's Christian Temperance Union. hlm. 7. Diakses tanggal 22 June 2018. 
  • Woman Suffrage in New Zealand [Hak Suara Perempuan di Selandia Baru] (1907)
  • Woman's suffrage petition 1892 [Petisi hak suara perempuan 1892]
  • "1893 women's suffrage petition" [Petisi hak suara perempuan 1893]. New Zealand History. Wellington, New Zealand: Kementerian Budaya dan Warisan Selandia Baru. nd [28 Juli 1893]. Diakses tanggal 13 February 2018. 

Catatan

  1. ^ (Malcolm 1993) mengatakan Katherine mungkin lahir pada 10 Maret 1847, dan beberapa buku kemudian menuliskan tanggal tersebut dengan umumnya menghilangkan kata "mungkin". Namun, (Devaliant 1992, hlm. 5) menyebutkan bahwa Katherine menulis 1848 sebagai tahun kelahirannya. Lebih lanjut, surat kabar mengumumkan selepas kematian Katherine pada 13 Juli 1934, dan kuburannya, mencatat usianya ketika meninggal adalah 86 tahun, yang menunjukkan 1848 sebagai tahun kelahirannya.[1][2]
  2. ^ Sekolah Tinggi Christchurch, awalnya bernama Akademi Christchurch, kemudian menjadi Sekolah Tinggi Christchurch Barat dan kini Hagley College.[10]
  3. ^ Semua pria Māori dapat mengundi anggota elektorat Māori sejak 1867.[26]
  4. ^ "Bea cukai" merupakan pajak bumi yang dipungut oleh dewan setempat.
  5. ^ Sejumlah sekolah di daerah Canterbury sendiri memiliki gedung-gedung yang dinamai dengan namanya sebagai bentuk penghormatan: sebagai contoh Gedung Sheppard berada di Sekolah Menengah Atas Cashmere,[117] Sekolah Menengah Atas Perempuan Christchurch,[118] Sekolah Menengah Pertama Christchurch Selatan dan Sekolah Menengah Atas Rangiora.[119]

Referensi

  1. ^ a b "Obituary 1934".
  2. ^ a b "Deaths 1934".
  3. ^ a b Devaliant 1992, hlm. 5.
  4. ^ a b c d e f g h i j k Malcolm 2013.
  5. ^ a b Devaliant 1992, hlm. 6.
  6. ^ a b c Fleischer 2014, hlm. 151–154.
  7. ^ Devaliant 1992, hlm. 6–7.
  8. ^ "Shipping".
  9. ^ McKenzie.
  10. ^ Amodeo 2006.
  11. ^ Devaliant 1992, hlm. 8–9.
  12. ^ Devaliant 1992, hlm. 9–10.
  13. ^ McGibbon.
  14. ^ Devaliant 1992, hlm. 11–12.
  15. ^ "Riccarton Choral Society".
  16. ^ Devaliant 1992, hlm. 13–16.
  17. ^ a b Devaliant 1992, hlm. 19.
  18. ^ Grimshaw 1987, hlm. 27–28.
  19. ^ "Gospel Temperance Union".
  20. ^ Devaliant 1992, hlm. 18–19.
  21. ^ "Press Editorial 16 May 1885".
  22. ^ Devaliant 1992, hlm. 20.
  23. ^ "Mrs Leavitt at Durham Street Wesleyan Church".
  24. ^ "Meetings of Societies".
  25. ^ Devaliant 1992, hlm. 22.
  26. ^ a b Universal male suffrage.
  27. ^ a b Kate Sheppard, 1847–1934.
  28. ^ Devaliant 1992, hlm. 21.
  29. ^ Devaliant 1992, hlm. 23–24.
  30. ^ King 2003, hlm. 265.
  31. ^ a b Lusted 2009.
  32. ^ Devaliant 1992, hlm. 24.
  33. ^ Devaliant 1992, hlm. 25–27.
  34. ^ Grimshaw 1987, hlm. 42–43.
  35. ^ "The Women's Franchise".
  36. ^ Devaliant 1992, hlm. 30.
  37. ^ Devaliant 1992, hlm. 30–31.
  38. ^ Ten Reasons Why the Women of New Zealand Should Vote.
  39. ^ Devaliant 1992, hlm. 32.
  40. ^ Devaliant 1992, hlm. 32–34.
  41. ^ Devaliant 1992, hlm. 44–46.
  42. ^ Grimshaw 1987, hlm. 43–44.
  43. ^ Devaliant 1992, hlm. 48.
  44. ^ Grimshaw 1987, hlm. 44.
  45. ^ "Lyttelton Times editorial 23 August 1890".
  46. ^ Devaliant 1992, hlm. 48–50.
  47. ^ a b Grimshaw 1987, hlm. 49.
  48. ^ Devaliant 1992, hlm. 62, 68.
  49. ^ Grimshaw 1987, hlm. 67–69.
  50. ^ "Christian Ethical Society".
  51. ^ Devaliant 1992, hlm. 42–43.
  52. ^ Grimshaw 1987, hlm. 53.
  53. ^ Devaliant 1992, hlm. 58–59.
  54. ^ Devaliant 1992, hlm. 77–78, 81.
  55. ^ Grimshaw 1987, hlm. 70–71.
  56. ^ Brewerton 2017.
  57. ^ Devaliant 1992, hlm. 105–110.
  58. ^ Devaliant 1992, hlm. 104, 110–111.
  59. ^ Devaliant 1992, hlm. 111–113.
  60. ^ Devaliant 1992, hlm. 113–118.
  61. ^ a b Adas 2010, hlm. 91–92.
  62. ^ Devaliant 1992, hlm. 119.
  63. ^ Odeon Theatre.
  64. ^ "Enrolment Meeting".
  65. ^ Devaliant 1992, hlm. 125.
  66. ^ Grimshaw 1987, hlm. 103.
  67. ^ Sulkunen 2015.
  68. ^ Devaliant 1992, hlm. 86–87.
  69. ^ The Atalanta Ladies' Cycling Club.
  70. ^ Simpson 1993.
  71. ^ Devaliant 1992, hlm. 131.
  72. ^ Devaliant 1992, hlm. 132–141.
  73. ^ Devaliant 1992, hlm. 140.
  74. ^ Turbott 2013, hlm. 20.
  75. ^ Devaliant 1992, hlm. 140–142.
  76. ^ Devaliant 1992, hlm. 142–143.
  77. ^ Devaliant 1992, hlm. 147.
  78. ^ Devaliant 1992, hlm. 101–103.
  79. ^ a b c Cook.
  80. ^ a b c The National Council of Women.
  81. ^ Devaliant 1992, hlm. 147–149.
  82. ^ Grimshaw 1987, hlm. 112–113.
  83. ^ Devaliant 1992, hlm. 152–157.
  84. ^ Devaliant 1992, hlm. 165.
  85. ^ Devaliant 1992, hlm. 130.
  86. ^ Devaliant 1992, hlm. 174.
  87. ^ Devaliant 1992, hlm. 175–177.
  88. ^ Devaliant 1992, hlm. 177–181.
  89. ^ Devaliant 1992, hlm. 182, 187.
  90. ^ Devaliant 1992, hlm. 185–187.
  91. ^ Lovell-Smith 2000.
  92. ^ Devaliant 1992, hlm. 188.
  93. ^ Devaliant 1992, hlm. 193–197.
  94. ^ Devaliant 1992, hlm. 201–202.
  95. ^ a b Devaliant 1992, hlm. 207–212.
  96. ^ Devaliant 1992, hlm. 206.
  97. ^ Devaliant 1992, hlm. 215–216.
  98. ^ Devaliant 1992, hlm. 219.
  99. ^ Devaliant 1992, hlm. 200.
  100. ^ Devaliant 1992, hlm. 217.
  101. ^ Devaliant 1992, hlm. 1.
  102. ^ Devaliant 1992, hlm. 218.
  103. ^ The History of Bank Notes in New Zealand.
  104. ^ A History of New Zealand Money.
  105. ^ Bucking the System.
  106. ^ Top 100 New Zealand History Makers.
  107. ^ "Our greatest New Zealanders".
  108. ^ Dalziel 1973.
  109. ^ "Scholarship detail".
  110. ^ Pierce 1995, hlm. 84.
  111. ^ Kate Sheppard House.
  112. ^ Pierce 1995, hlm. 144.
  113. ^ Thompson 1974.
  114. ^ Choe 2016.
  115. ^ MacAndrew 2017.
  116. ^ Maoate-Cox 2014.
  117. ^ House Competitions (Cashmere High School).
  118. ^ Houses (Christchurch Girl's High School).
  119. ^ Houses (Rangiora High School).
  120. ^ Sheppard House.
  121. ^ New Zealand Football rename Women's Knockout Cup after Kate Sheppard.

Sumber

Buku dan jurnal
  • Adas, Michael (2010). Essays on Twentieth-Century History. Philadelphia, Pennsylvania: Temple University Press. ISBN 9781439902714. 
  • Amodeo, Colin (2006). West! 1858–1966 : a social history of Christchurch West High School and its predecessors. ISBN 9780473116347. 
  • Dalziel, Raewyn (1973). "Reviews: Women's Suffrage in New Zealand" (PDF). New Zealand Journal of History. 7: 201–202. 
  • Devaliant, Judith (1992). Kate Sheppard: The Fight for Women's Votes in New Zealand. Penguin Books. ISBN 9780140176148. 
  • Fleischer, Jeff (2014). Rockin' the Boat: 50 Iconic Revolutionaries from Joan of Arc to Malcolm X. San Francisco, California: Zest Books. hlm. 151–154. ISBN 9781936976744. 
  • Grimshaw, Patricia (1987). Women's Suffrage in New Zealand. Auckland University Press. ISBN 9781869400262. 
  • King, Michael (2003). The Penguin History of New Zealand. Penguin Books. ISBN 9780143018674. 
  • Lusted, Marcia Amidon (March 2009). "International Suffrage". Cobblestone. 30 (3): 40. ISSN 0199-5197. Diakses tanggal 24 June 2015. ((Perlu berlangganan (help)). 
  • Malcolm, Tessa K. (1993). "Sheppard, Katherine Wilson". The Dictionary of New Zealand biography. Two, 1870-1900. Wellington: Bridget Williams Books : Dept. of Internal Affairs. hlm. 459–462. 
  • Pierce, Jill (1995). The Suffrage Trail. Wellington: National Council of Women New Zealand (NCWNZ). ISBN 0-473-03150-7. 
  • Simpson, Clare (1993). "Atalanta Cycling Club". Dalam Else, Anne. Women Together : A History of Women's Organisations in New Zealand : Ngā Ropū Wāhine o te Motu. Wellington Historical Branch, Department of Internal Affairs. hlm. 418–419. 
  • Sulkunen, Irma (2015). "An International Comparison of Women's Suffrage: The Cases of Finland and New Zealand in the Late Nineteenth and Early Twentieth Century". Journal of Women's History. 27: 88–107. doi:10.1353/jowh.2015.0040 – via Project Muse. 
  • Thompson, Mervyn (1974). O! Temperance!. Christchurch Theatre Trust. Diakses tanggal 2 February 2018. 
Berita
Tesis
Tapak web

Bacaan lebih lanjut