Indomie

merek mi instan di Indonesia
Revisi sejak 10 Maret 2022 10.58 oleh Randomnisasy (bicara | kontrib) (Membalikkan revisi 20760591 oleh Irfan Alli Occo (bicara))

Indomie adalah merek mi instan yang diproduksi oleh Indofood CBP, anak perusahaan Indofood Indonesia.[1] Indofood sendiri merupakan produsen mi instan terbesar di dunia, dengan 16 pabrik, 15 miliar paket Indomie diproduksi setiap tahun. Indomie juga diekspor ke lebih dari 60 negara di dunia. Pasar ekspor utama Indofood termasuk Australia, Irak, Papua Nugini, Hong Kong, Timor Leste, Yordania, Arab Saudi, Amerika Serikat, Selandia Baru, Taiwan, dan negara-negara lain di Eropa, Afrika, Timur Tengah dan Asia.[2] Di luar pabrik utamanya di Indonesia, Indomie telah diproduksi di Nigeria sejak 1995 dimana produk tersebut merupakan merek yang populer. Indofood memiliki pabrik pembuatan mi instan terbesar di Afrika.

Indomie
Berkas:Indomie Logo.svg
Berkas:Indomie Mi Goreng.png
Indomie Mi Goreng
Jenis produkMi instan
PemilikJangkar Jati Group (1972-1992)
Salim Group (Indofood) (1984-sekarang)
ProdusenIndofood CBP
Negara Indonesia
Pemilik sebelumnyaSanmaru Food Manufacturing Co. Ltd. (1972-1994)
JargonIndomie Seleraku
Situs webwww.indomie.co.id
Sekardus Indomie yang bersisi 30 bungkus mi (masing-masing 85 gram), versi luar negeri/ekspor. Di Indonesia sendiri 1 kardus Indomie berisi 40 bungkus

Sejarah

Merek Indomie pertama kali dirintis oleh Djajadi Djaja (lewat PT Djangkar Djati, bersama Wahyu Tjuandi, Ulong Senjaya, dan Pandi Kusuma. Selanjutnya, Djangkar Djati akan berubah nama menjadi PT Wicaksana Overseas International Tbk, salah satu distributor produk-produk consumer goods terbesar di Indonesia).[3] Pada April 1970, sebagai anak usaha dari Djangkar Djati, Djajadi mendirikan PT Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd dan memperkenalkan ke publik merek baru: Indomie (singkatan dari Indonesia Mie) pada tahun 1972.[4] Indomie merupakan produk mi instan kedua yang muncul di Indonesia, setelah Supermi yang dirintis oleh Sjarif Adil Sagala dan Eka Wijaya Moeis. Produk awalnya hanya rasa kaldu ayam dan udang, dan hingga awal 1980-an, Supermi dan Indomie menjadi duopoli di pasar. Selain memasarkan produknya dalam negeri, pada 1982-1983 Sanmaru juga mulai melakukan ekspor ke negara tetangga, seperti Brunei, Malaysia dan Singapura serta ke Eropa, Australia dan Amerika Serikat.[5] Pabriknya ada di Ancol, Jakarta Utara.[6]

Pada tahun 1982, barulah kerajaan bisnis Salim Group memasuki bisnis mi instan dengan memperkenalkan merek lain bernama Sarimi. Awalnya, mengingat pada saat itu posisi Salim yang kuat (bahkan memonopoli) perdagangan terigu dengan Bogasari, Salim menginginkan merek Indomie yang populer itu agar berpindah kepadanya. Selain itu, pada saat itu Indonesia sedang mengalami swasembada padi sehingga pabrik Sarimi menjadi kelebihan operasionalnya. Diharapkan, jika Indomie mau bekerjasama dengan Sarimi, maka Salim Group tidak perlu merugi. Namun, Djajadi menolak keinginan itu. Respon Salim adalah, kemudian membesarkan produk Sarimi-nya dengan agresif dengan banyak iklan dan promosi, sehingga bisa meraih pasar 40% dalam waktu cepat. Melihat "keperkasaan" Salim Group itu, Djajadi pun melunak dengan tawaran (sekali lagi) dari Salim, dan keduanya pada 1984 sepakat untuk membentuk perusahaan patungan bernama PT Indofood Interna Corporation. Di sini, Djajadi (dan rekan-rekannya) mendapat 57,5% dan Salim 42,5%. Lalu, pada 30 Agustus 1986, saham PT Sanmaru yang memproduksi Indomie diambil alih oleh PT Indofood Interna (serta selanjutnya adalah PT Super Mi Indonesia dari pemegang saham lain). Pada saat itu, PT Sanmaru sudah punya dua produk yang populer: selain Indomie, ada Chiki, sebuah makanan ringan yang populer di kalangan anak-anak. Indomie di saat itu sudah punya beberapa varian, seperti kari ayam (1980), sop sapi, dan mi goreng (1982).[7][8]

Entah bagaimana, kemudian saham Djajadi (dan rekan-rekan) di PT Indofood Interna seluruhnya menjadi kekuasaan Salim. Menurut Anthony Salim, saham itu bisa menjadi milik mereka kemudian karena Djajadi (dan rekan-rekannya) sibuk berkonflik sehingga Salim dapat mencari untung di saat itu. Memang, pada saat itu salah satu partner Djajadi di PT Wicaksana, Pandi Kusuma justru memilih menjadi partner Salim. Namun, rumor bahwa Salim "memaksa" Djajadi untuk menyerahkan sahamnya tetap ada, misalnya dengan menghentikan suplai terigu ke pabrik PT Sanmaru. Selain itu juga, pada 1993 Salim memutuskan tidak lagi memakai perusahaan Djajadi, PT Wicaksana sebagai distributor, melainkan kini memakai anak usahanya bernama Indomarco Adi Prima. Walaupun demikian, pihak Salim membantah rumor bahwa Djajadi dan Salim memliki hubungan yang tidak baik dan rumor-rumor negatif tersebut.[9] Yang pasti, pasca tahun 1992, Djajadi sudah tidak lagi memiliki saham di pabrik Indomie setelah melepas saham miliknya yang tersisa ke Salim.[10] Pada tahun 1994, PT Indofood Interna dan PT Sanmaru digabung dalam perusahaan baru: PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Di bawah kekuasaan Indofood inilah, Indomie makin meluas dan memproduksi banyak sekali varian, dari varian biasa, varian daerah, varian khusus (seperti mi keriting dan mi siram), dan lain-lain. Indomie pun menjadi nomor 1 di Indonesia. Kemudian, di bawah Salim pula Indomie berhasil mengembangkan dirinya untuk menjadi merek internasional, seperti ke Nigeria dan Arab Saudi.[11][12] Di Nigeria, Indomie mulai diperkenalkan sejak tahun 1988 dan mulai diproduksi tahun 1995 melalui Dufil Prima Foods.[13][14] Sedangkan di Arab Saudi, Indomie pertama kali diperkenalkan pada 1986 dan pabriknya dibuka pada 1992, dengan diproduksi oleh Pinehill Arabia Group Ltd.[15][16]

Pasca kejatuhan Orde Baru, Djajadi tampaknya berusaha mengambil peluang dengan kondisi masyarakat yang tidak menyukai kroni Soeharto. Pada 17 Desember 1998 ia menggugat Indofood ke pengadilan, karena ia merasa telah dipaksa menjual sahamnya dan mereknya di PT Indofood Interna dengan harga rendah. Djajadi juga menuduh Salim telah memanipulasi kepemilikan saham agar sahamnya semakin mengecil.[17] Menuntut ganti rugi Rp 620 miliar, Djajadi kalah sampai banding di Mahkamah Agung.[18][19][20] Kalah dari Salim, Djajadi lebih memilih untuk melanjutkan bisnis pabrik mi instan baru yang sudah dirintisnya sejak Mei 1993, di bawah PT Jakarana Tama sampai sekarang (yang memproduksi mi Gaga dan dulu pernah mengedarkan produk bermerek Michiyo).[21][22] Di bawah Salim, sejak 1984 sampai sekarang, pamor Indomie tetap berjaya dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dengan berbagai variannya.

Jenis-jenis Indomie

Saat ini, Indomie memiliki banyak pilihan rasa yang tersedia secara nasional. Selain itu, juga terdapat beberapa pilihan rasa Indomie yang tersedia di wilayah tertentu.

Indomie Goreng

Indomie Goreng pertama kali diproduksi pada tahun 1982. Saat ini, Indomie Goreng tersedia dalam berbagai pilihan rasa: Mi Goreng Spesial (juga tersedia dengan pelengkap bawang goreng dan saus cabai), Mi Goreng Pedas, Mi Goreng Rasa Cabe Ijo, Mi Goreng Rasa Iga Penyet, Mi Goreng Rasa Rendang, Mi Goreng Rasa Sambal Matah, Mi Goreng Rasa Sambal Rica-Rica, Mi Goreng Kriuuk.. Pedas. dan Mi Goreng Rasa Ayam pop yang dikeluarkan pada ulang tahun Indomie yang ke-50,[23] Selain itu juga tersedia Indomie Goreng JUMBO dalam pilihan rasa Mi Goreng Spesial dengan pelengkap bawang goreng dan saus cabai dalam ukuran 129 gram, dan Mi Goreng Rasa Ayam Panggang dengan pelengkap sayuran kering dan saus cabai dalam ukuran 127 gram.[24]

Indomie Kuah

Indomie Kuah pertama kali diproduksi pada tahun 1972. Saat ini, Indomie Kuah tersedia dalam berbagai pilihan rasa: Rasa Ayam Bawang, Rasa Ayam Spesial, Rasa Kaldu Ayam, Rasa Kari Ayam (juga tersedia dengan pelengkap bawang goreng), Rasa Soto Mie dan Rasa Soto Spesial (Ekstra Koya Gurih). Selain itu juga tersedia Rasa Kaldu Udang yang hanya tersedia di wilayah provinsi Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.[25]

Indomie Kuliner Indonesia

Indomie Kuliner Indonesia pertama kali diproduksi pada tahun 2002. Saat ini, Indomie Kuliner Indonesia tersedia dalam berbagai pilihan rasa: Mi Goreng Aceh (Khas Aceh), Mi Goreng Rasa Ayam Pop (Khas Sumatra Barat), Mi Goreng Rasa Cakalang (Khas Sulawesi Utara), Mi Rasa Cakalang (Khas Sulawesi Utara), Rasa Coto Makassar (Khas Sulawesi Selatan), Rasa Empal Gentong (Khas Jawa Barat), Rasa Mi Celor (Khas Sumatra Selatan), Rasa Mi Kocok Bandung (Khas Jawa Barat), Rasa Soto Banjar Limau Kuit (Khas Kalimantan Selatan), Rasa Soto Lamongan (Khas Jawa Timur) dan Rasa Soto Padang (Khas Sumatra Barat). Selain itu juga tersedia Rasa Soto Banjar yang hanya tersedia di wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan Rasa Soto Medan yang hanya tersedia di wilayah provinsi Sumatra Utara.[26]

Indomie Hype Abis

Indomie Hype Abis tersedia dalam pilihan rasa: Mi Goreng Rasa Ayam Geprek (diproduksi sejak tahun 2019), Mi Kuah Rasa Seblak Hot Jeletot (diproduksi sejak tahun 2020) dan Mieghetti Rasa Bolognese (diproduksi sejak tahun 2021).[27]

Indomie Premium Collection

Indomie Premium Collection pertama kali diproduksi pada tahun 1992. Saat ini, Indomie Premium Collection tersedia dalam berbagai pilihan rasa: Mi Keriting Goreng Spesial, Mi Keriting Rasa Ayam Panggang dan Mi Keriting Goreng Rasa Telur Asin (Salted Egg), serta varian Real Meat Mi Keriting Ayam Jamur (Mushroom Chicken) dan Mi Keriting Ayam Lada (Pepper Chicken) dengan daging ayam asli.[28]

Kontroversi

Pengawet terlarang

Pihak berwenang Taiwan pada tanggal 7 Oktober 2010 mengumumkan bahwa Indomie yang dijual di negeri mereka mengandung dua bahan pengawet yang terlarang, yaitu natrium benzoat dan metil p-hidroksibenzoat. Dua unsur itu hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik. Sehingga dilakukan penarikan semua produk mi instan "Indomie" dari pasaran Taiwan. Selain di Taiwan, dua jaringan supermarket terkemuka di Hong Kong untuk sementara waktu juga tidak menjual mi instan Indomie. Menurut Harian Hong Kong, The Standard, dalam pemberitaan Senin, 11 Oktober 2010, harian itu mengungkapkan bahwa dua supermarket terkemuka di Hong Kong, Park n' Shop dan Wellcome, menarik semua produk Indomie dari rak-rak mereka. Selain itu, Pusat Keselamatan Makanan di Hong Kong tengah melakukan pengujian atas Indomie dan akan menindaklanjutinya dengan pihak importir dan dealer. Selain di Taiwan, larangan juga berlaku di Kanada dan Eropa. Menurut The Standard, bila bahan-bahan dikonsumsi, konsumen berisiko muntah-muntah. Selain itu, bila dikonsumsi secara rutin atau dalam jumlah yang substansial, konsumen akan menderita asidosis metabolik, atau terlalu banyak asam di dalam tubuh.

Sebaliknya, importir Indomie di Hong Kong, Fok Hing (HK) Trading, menyatakan bahwa mi instan itu tetap aman dikonsumsi dan memenuhi standar di Hong Kong dan Organisasi Kesehatan Dunia. Hal tersebut berdasarkan hasil pengujian kualitas pada Juni lalu, yang tidak menemukan adanya bahan berbahaya.[29]

Menurut Indofood, produk Indomie dengan kandungan metil p-hidroksibenzoat bukan untuk dipasarkan di Taiwan. Indomie di Taiwan sudah disesuaikan dengan regulasi yang ada di Taiwan yang tidak memakai pengawet tersebut. Indofood dalam situs resminya pada Senin (11/10/2010) menyatakan bahwa yang diberitakan media di Taiwan itu adalah produk mi instan dari Indofood, yang sebenarnya bukan untuk dipasarkan di Taiwan.[30] Mi instan yang dianggap berbahaya di Taiwan itu sebenarnya ditujukan untuk pasar Indonesia, bukan pasar Taiwan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Dr. Endang Rahayu Sedyaningsih dalam tanggapannya menyatakan Indomie masih aman untuk dimakan tetapi tetap menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi mi instan.[31]

Akibat dari isu ini, harga saham Indofood CBP sebagai produsen Indomie anjlok.[32]

Alat transaksi

Indomie digunakan sebagai alat transaksi untuk prostitusi di Ghana.[33][34] Kejadian ini mengakibatkan melonjaknya kehamilan remaja di negara tersebut.[35]

Budaya populer

 
Iklan Indomie di Ghana

Indomie tak hanya menjadi sekadar makanan, melainkan juga menjelma ikon budaya populer khususnya di Indonesia. Dalam media sosial, misalnya Indomie diidentikkan sebagai "makanan anak kost".[36] Banyak hal-hal (bahkan yang mungkin hanya dianggap "picisan") mengenai mie instan ini yang populer dan mudah menjadi viral di media sosial Indonesia, misalnya ketika ada kabar bahwa orang-orang asing mencicipi Indomie dan ketagihan,[37] kabar ketika seorang peracik rasa-rasa dari Indomie, Nunuk Nuraini meninggal pada 27 Januari 2021,[38] adanya rumor (kemudian diketahui hanya lelucon) Indomie rasa boba,[39] donat Indomie,[40] dan ketika ada berbagai rasa baru.[41]

Tampak bahwa pihak Indofood tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Misalnya, Indomie telah mengeluarkan varian "hype abis" dengan rasa-rasa populer, seperti ayam geprek, seblak, Chitato dan spageti bolognese yang banyak pemasarannya dimulai dari e-commerce dan sering kali sudah viral dulu di media sosial sebelum dipasarkan.[42][43][44][45]

Pada 6 Desember 2018 lalu, Indomie secara resmi berkolaborasi dengan Goods Dept meluncurkan beberapa jenis barang fesyen, di antaranya kemeja, kaos, tas, dan topi. Kesemuanya memiliki corak bernuansa Indomie.[46]

Desainer Jonathan “Jonas” Gustana mengkreasikan sepatu kustomisasi bertema Indomie dari Nike seri Air Jordan 1 Mid. Sepatu ini kemudian menjadi perbincangan yang cukup signifikan di media sosial dan berhasil terjual habis hanya dalam waktu dua hari sejak pertama kali diumumkan pada 16 Juni 2019.[47]

Sebuah akun Twitter bernama Agama Indomie muncul pada tahun 2015 dan aktif mengirim cuitan beragam kreasi Indomie dengan gaya bahasa agamawi. Akun ini mendapatkan puluhan ribu pengikut.[48]

Lihat pula

Penghargaan

Tahun Penghargaan Kategori Hasil
2020 SCTV Awards Iklan Paling Ngetop dalam Indomie Goreng Bola Menang

Referensi

  1. ^ "Noodles in Indonesia". euromonitor.com. March 2014. 
  2. ^ http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/admin/docs/publication/5361548127292.pdf.
  3. ^ Riwayat Singkat Perusahaan
  4. ^ Begini Kemasan dan Iklan Jadul Indomie Tahun 1970-an, Penasaran?
  5. ^ Indonesia News and Views, Volume 3
  6. ^ Dun's Asia/Pacific Key Business Enterprises, Volume 2
  7. ^ Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie
  8. ^ Tempo, Volume 27,Masalah 17-22
  9. ^ Liem Sioe Liong's Salim Group: The Business Pillar of Suharto's Indonesia
  10. ^ Company Profile Jakarana Tama
  11. ^ Mergent International Manual, Volume 2
  12. ^ Jurus Grup Salim Bikin Indomie Jadi Raja Mi Instan Dunia
  13. ^ "Dufil Prima Foods". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-19. Diakses tanggal 2013-05-04. 
  14. ^ Indonesia Legendary-Instant Food Indomie Shines in Nigeria
  15. ^ Indomie Jadi Makanan Paling Favorit di Seluruh Generasi di Arab Saudi
  16. ^ Afiliasi Grup Salim dan Royalti Indomie
  17. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 10,Masalah 37-45
  18. ^ Tentang Tiga Mi Instan
  19. ^ Tempo, Volume 27,Masalah 17-22
  20. ^ Berkat Om Liem, Kita Semua jadi Pelahap Indomie
  21. ^ Eksekutif, Masalah 208-210
  22. ^ Informasi, Volume 15,Masalah 179-182
  23. ^ "Indomie Goreng". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  24. ^ "Indomie Jumbo". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-25. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  25. ^ "Indomie Kuah". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-02. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  26. ^ "Indomie Kuliner Indonesia". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-02. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  27. ^ "Indomie Hype Abis". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-10. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  28. ^ "Indomie Keriting". Indomie.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-11-17. Diakses tanggal 2021-02-22. 
  29. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-14. Diakses tanggal 2010-10-12. 
  30. ^ http://www.detiknews.com/read/2010/10/11/105745/1460954/10/indofood-tanggapi-penarikan-indomie-di-taiwan?991101605
  31. ^ "detikNews – Berita hari ini di Indonesia dan Internasional". detiknews.com. Diakses tanggal 31 Maret 2017. 
  32. ^ http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2010/10/11/278/381168/indomie-ditarik-saham-indf-icbp-menurun[pranala nonaktif permanen] drastis
  33. ^ Sandi, Ferry. "Indomie Dipakai Bayar Transaksi Seks di Ghana, Ini Kisahnya!". news. Diakses tanggal 2021-01-10. 
  34. ^ "Bukan Soal Makanan, Kata Indomie Dijadikan Kode Transaksi Prostitusi di Negara Ini". Bangka Pos. Diakses tanggal 2021-01-10. 
  35. ^ "Indomie Disebut Terkait dengan Meningkatnya Kehamilan Remaja di Ghana, Ini Sebabnya". KOMPAS.tv. Diakses tanggal 2021-01-10. 
  36. ^ Nunuk Nuraini, sosok dibalik bumbu Indomie yang lezat, meninggal dunia
  37. ^ https://www.dream.co.id/culinary/heboh-komentar-lucu-orang-asing-saat-ketagihan-indomie--1704286.html
  38. ^ Profil Nunuk "Indomie" Nuraini yang Meninggal Dunia pada 27 Januari
  39. ^ Viral Indomie Goreng Rasa Boba Milk Tea, Netizen: Ini April Mop Ya?
  40. ^ Indomie Goreng Donat Viral Bisa Kamu Bikin Sendiri, Ini Resepnya!
  41. ^ Netizen antusias nih kalau beneran ada rasa baru yang nendang banget.
  42. ^ Hypeabis, Indomie Ayam Geprek Dijual Serentak di 3 E-Commerce Ini!
  43. ^ "Indomie Hype Abis Seblak Hot Jeletot yang Rasa Pedasnya Meledak di Lidah. Berani Coba?". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-12. Diakses tanggal 2021-02-19. 
  44. ^ Usai Chitato Rasa Indomie Viral, Kini Hadir Indomie Goreng Rasa Chitato
  45. ^ Viral Bungkus Indomie Rasa Spageti Bolognese, Apa Tanggapan Indofood?
  46. ^ Times, I. D. N.; Indomie. "Baju Keren Hasil Kolab Goods Dept dan Indomie, Seperti Apa Ya?". IDN Times. Diakses tanggal 2019-06-28. 
  47. ^ Media, Kompas Cyber. "Dibanderol Rp 3,3 Juta, Air Jordan "Custom" Tema Indomie Ludes". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-06-28. 
  48. ^ "'Agama Indomie' Capai 10,6 Ribu Followers". TIMES Indonesia. 2018-06-30. Diakses tanggal 2019-06-28. [pranala nonaktif permanen]

Pranala luar