Makna kehidupan adalah persoalan filsafat dan spiritual yang berkaitan dengan keutamaan kehidupan atau keberadaan secara umum (eksistensi). Makna kehidupan juga dapat diungkapkan dalam berbagai kalimat tanya seperti "Apa yang harus kulakukan?", "Mengapa kita ada di sini?", "Apa itu kehidupan?", dan "Apa tujuan keberadaan?", atau bahkan "Apakah kehidupan ada sama sekali?" Makna kehidupan sudah lama menjadi bahan spekulasi secara filosofis, ilmiah, dan teologis. Berbagai kebudayaan dan ideologi memiliki jawabannya masing-masing untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Where Do We Come From? What Are We? Where Are We Going?, salah satu lukisan pascaimpresionis termasyhur karya Paul Gaugin

Makna kehidupan turut dijelaskan dalam konsep keberadaan, ikatan sosial, kesadaran, dan kebahagiaan secara filosofis dan keagamaan. Persoalan ini juga menyerempet isu-isu lain seperti makna simbolis, ontologi, nilai, tujuan, etika, kebaikan dan keburukan, kehendak bebas, keberadaan satu atau beberapa dewa, asal mula Tuhan, jiwa, dan akhirat. Komunitas ilmiah lebih berfokus pada penjelasan fakta alam semesta secara empiris dan rasional, serta pendalaman konteks dan parameter terkait pertanyaan kehidupan. Sains juga mendalami dan memberi saran untuk pencapaian kesejahteraan diri dan penciptaan moralitas. Pendekatan alternatif yang humanistik mengajukan pertanyaan "Apa makna kehidupan saya?" Nilai pertanyaan tentang tujuan kehidupan dapat dikaitkan dengan pencapaian kenyataan tertinggi atau rasa kesatuan atau bahkan rasa ketakutan.

Makna kehidupan adalah ukuran apakah hidup kita ini ada nilainya sebelum kehidupan itu berakhir

Pertanyaan

 
Philosopher in Meditation (diperbesar) karya Rembrandt

Berikut beberapa contoh pertanyaan eksistensial tentang makna kehidupan:

  • Apa makna kehidupan? Apa itu kehidupan? Siapa kita?[1][2][3]
  • Mengapa kita ada di sini? Apa tujuan kita di sini?[4][5][6]
  • Bagaimana asal mula kehidupan?[7]
  • Apa sifat kehidupan? Apa sifat kenyataan?[7][8][9]
  • Apa tujuan kehidupan? Apa tujuan kehidupan seseorang?[8][10][11]
  • Seberapa pentingkah kehidupan?[11]
  • Apa itu kehidupan yang bermakna dan bernilai?[12]
  • Apa nilai kehidupan?[13]
  • Apa alasan kita hidup? Untuk apa kita hidup?[6][14]

Jawaban atas pertanyaan

Pertanyaan-pertanyaan di atas memunculkan banyak jawaban dan pendapat, mulai dari teori ilmiah sampai penjelasan secara filosofis, maupun teologis. Berikut beberapa jawaban yang populer:

1) Menyadari potensi dan prinsip dirinya

  • Untuk mengejar impian.[15]
  • Untuk menjalani impian dirinya.[16]
  • Untuk memanfaatkannya demi sesuatu yang abadi.[17]
  • Untuk menunjukkan keberadaannya, membuat dirinya berharga, berjuang untuk sesuatu, membuktikan bahwa dirinya pernah hidup.[17]
  • Untuk memperkaya potensi dirinya.[16]
  • Untuk menjadi sosok yang selalu diimpikannya.[18]
  • Untuk menjadi diri yang terbaik dalam hidupnya.[19]
  • Untuk mencari kebahagiaan[20][21] dan sejahtera.[3]
  • Untuk menjadi insan yang benar-benar berarti.[22]
  • Untuk mempersembahkan seluruh dirinya kepada perasaannya, karyanya, atau keyakinannya.[17]
  • Untuk mengikuti atau mematuhi takdirnya.[23][24][25]
  • Untuk meraih eudaimonia,[26] yaitu mekarnya semangat insani.

2) Untuk mencapai kesempurnaan biologis

3) Untuk mencari kebijaksanaan dan pengetahuan

4) Untuk berbuat baik dan berbuat benar

  • Untuk meninggalkan dunia dalam keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya.[15]
    Untuk bertindak semampunya agar semuanya lebih baik daripada sebelumnya.[15]
  • Untuk memberi manfaat bagi orang lain.[6]
  • Untuk memberi lebih banyak daripada diberi.[15]
  • Untuk mengakhiri penderitaan.[44][45][46]
  • Untuk menciptakan kesetaraan.[47][48][49]
  • Untuk melawan penindasan.[50]
  • Untuk meratakan kekayaan.[51][52]
  • Untuk menjadi seorang dermawan.[53][54]
  • Untuk ikut menyejahterakan dan menyemangati orang lain.[55]
  • Untuk membantu orang lain,[3][54] membantu satu sama lain.[56]
    Untuk mengambil setiap kesempatan dalam hidup untuk membantu orang lain.[15]
  • Untuk menjadi sosok yang kreatif dan inovatif.[55]
  • Untuk memberi maaf.[15]
    Untuk menerima dan memaafkan kesalahan yang manusiawi.[57][58]
  • Untuk mempertulus emosi.[17]
  • Untuk bertanggung jawab.[17]
  • Untuk menjadikan dirinya bermartabat.[17]
  • Untuk mencari perdamaian.[17]
  • Untuk berbuat baik dan menjadi diri yang baik.[53]

5) Makna teologis

  • Untuk berada dalam pelayanan bagi sesama manusia,[59] bersiap menemui[60] dan mengikuti sifat" dari Kitab suci al Qur'an,[61][62][63][64] memilih yang baik daripada yang jahat,[65] dan merasakan sukacita.[66][67]
  • Untuk beranakcucu dan bertambah banyak.[68][69]
  • Untuk berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allah.[70]
  • Untuk masuk ke dalam kemerdekaan.[71]
  • Untuk memahami misteri Tuhan.[23]
  • Untuk memenuhi bumi dan menaklukkannya.[68][69]
  • Untuk memuliakan Allah dan menikmati Dia untuk selama-lamanya.[72][73]
  • Untuk mencapai surga tertinggi dan hidup abadi.[74]
  • Untuk mencintai Tuhan[75] dan seluruh ciptaannya.[76]
  • Untuk mencintai sesuatu yang lebih besar, agung, dan melampaui diri, sesuatu yang tidak kita ciptakan, sesuatu yang tak berwujud dan tersucikan oleh keyakinan kita terhadapnya.[15]
  • Untuk mengabdi kepada Allah SWT dan masuk surga di akhirat nanti.[77]
  • Untuk mengenal atau menyatukan diri dengan Tuhan.[75][78]
  • Untuk mengenal dirinya, orang lain, dan janji surga.[79]
  • Untuk menyucikan diri dan mendekatkan diri dengan Tuhan.[17]
  • Untuk pergi dan menjadikan semua bangsa murid Yesus Kristus.[80]

6) Untuk mencintai, merasakan, menikmati hidup

  • Untuk lebih sering mencintai.[15]
  • Untuk mencintai sosok yang paling berarti. Setiap kehidupan yang diubahnya akan mengubahnya kembali.[15]
  • Untuk menghargai setiap kenikmatan yang dirasakannya.[15]
  • Untuk mencari keindahan dalam berbagai bentuk.[15]
  • Untuk bersenang-senang atau menikmati hidup.[23][55]
  • Untuk mencari kenyamanan[17] dan menghindari rasa sakit.[81]
  • Untuk menjadi sosok yang peduli.[17]
  • Untuk bisa tersentuh oleh air mata dan derita orang lain, dan mencoba membantu mereka atas dasar cinta dan kepedulian.[15]
  • Untuk mencintai orang lain sebisanya.[15]
  • Untuk makan, minum, dan menikah.[82]

7) Untuk mendapatkan kekuasaan dan menjadi lebih baik

 
Dante dan Beatrice melihat Tuhan sebagai berkas cahaya yang dikelilingi malaikat; dari ilustrasi Divine Comedy oleh Gustave Doré

8) Kehidupan tidak bermakna

  • Kehidupan atau keberadaan manusia tidak memiliki makna atau tujuan sejati karena manusia ada akibat peluang yang acak di alam ini, dan semua yang ada akibat peluang tidak memiliki makna sama sekali.[43]
  • Kehidupan tidak memiliki makna, namun kita sebagai manusia mencoba mencari makna atau tujuan agar kita dapat membenarkan keberadaan kita.[15]
  • Kehidupan tidak memiliki tujuan, dan karena itulah kehidupan sangat istimewa.[15]

9) Orang tidak perlu mencari untuk mengetahui dan memahami makna kehidupan

  • Makna kehidupan terlalu dalam untuk diketahui dan dipahami.[43]
  • Manusia tidak akan pernah merasakan hidup apabila ia terus mencari makna kehidupan.[15]
  • Makna kehidupan adalah tidak lagi mencari-cari makna kehidupan.[15]
  • Pada akhirnya, manusia tidak perlu menanyakan makna kehidupannya, melainkan mengakui bahwa dirinyalah yang menjadi pertanyaan. Artinya, setiap manusia dipertanyakan oleh kehidupan; dan ia hanya bisa menjawab kepada kehidupan dengan menjawab untuk kehidupannya sendiri; ia hanya bisa menjawab kepada kehidupan dengan menjadi diri yang bertanggung jawab.[85]

10) Kehidupan itu buruk

  • Lebih baik tidak pernah hidup. Orang akan selalu mengalami rasa sakit (celaka) yang melebihi kebahagiaan apapun. Tidak berada dalam kehidupan berarti orang tidak akan mengalami rasa sakit, dan juga tidak akan dirugikan jika tidak mendapatkan kebahagiaan karena kebahagiaan itu sendiri tidak ada. Hal ini digambarkan sebagai asimetri kenikmatan dan rasa sakit (lihat antinatalisme).[86]

Lihat pula

Asal mula dan sifat kehidupan dan kenyataan

Nilai kehidupan

Tujuan kehidupan

Lain-lain

Referensi

  1. ^ Jonathan Westphal (1998). Philosophicalw3r6y5yrt5ytrytrtry5ryy5y5 Propositions: An Introduction to Philosophy. Routledge. ISBN 0-415-17053-2. 
  2. ^ Robert Nozick (1981). Philosophical Explanations. Harvard University Press. ISBN 0-674-66479-5. 
  3. ^ a b c Julian Baggini (September 2004). What's It All About? Philosophy and the Meaning of Life. USA: Granta Books. ISBN 1-86207-661-8. 
  4. ^ Ronald F. Thiemann; William Carl Placher (1998). Why Are We Here?: Everyday Questions and the Christian Life. Continuum International Publishing Group. ISBN 1-56338-236-9. 
  5. ^ Dennis Marcellino (1996). Why Are We Here?: The Scientific Answer to this Age-old Question (that you don't need to be a scientist to understand). Lighthouse Pub. ISBN 0-945272-10-3. 
  6. ^ a b c Hsuan Hua (2003). Words of Wisdom: Beginning Buddhism. Dharma Realm Buddhist Association. ISBN 0-88139-302-9. 
  7. ^ a b Paul Davies (March 2000). The Fifth Miracle: The Search for the Origin and Meaning of Life. Simon & Schuster. ISBN 0-684-86309-X. Diakses tanggal 2007-07-26. 
  8. ^ a b Charles Christiansen; Carolyn Manville Baum; Julie Bass-Haugen (2005). Occupational Therapy: Performance, Participation, and Well-Being. SLACK Incorporated. ISBN 1-55642-530-9. 
  9. ^ Evan Harris Walker (2000). The Physics of Consciousness: The Quantum Mind and the Meaning of Life. Perseus Books. ISBN 0-7382-0436-6. 
  10. ^ "Question of the Month: What Is The Meaning Of Life?". Philosophy Now. Issue 59. Diakses tanggal 2007-07-26. 
  11. ^ a b Jiddu Krishnamurti (2001). What Are You Doing With Your Life?. Krishnamurti Foundation of America. ISBN 1-888004-24-X. 
  12. ^ Puolimatka, Tapio; Airaksinen, Timo (2002). "Education and the Meaning of Life" (PDF). Philosophy of Education. University of Helsinki. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2007-09-26. Diakses tanggal 2007-07-26. 
  13. ^ Stan Van Hooft (2004). Life, Death, and Subjectivity: Moral Sources in Bioethics. Rodopi. ISBN 90-420-1912-3. 
  14. ^ Russ Shafer-Landau; Terence Cuneo (2007). Foundations of Ethics: An Anthology. Blackwell Publishing. ISBN 1-4051-2951-4. 
  15. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r David Seaman (2005). The Real Meaning of Life. New World Library. ISBN 1-57731-514-6. 
  16. ^ a b c Roger Ellerton PhD, CMC (2013). Live Your Dreams... Let Reality Catch Up: NLP and Common Sense for Coaches, Managers and You. Renewal Technologies. ISBN 978-0978445270. 
  17. ^ a b c d e f g h i j John Cook (2007). The Book of Positive Quotations. Fairview Press. ISBN 1-57749-169-6. 
  18. ^ Steve Chandler (2005). Reinventing Yourself: How to Become the Person You've Always Wanted to Be. Career Press. ISBN 1-56414-817-3. 
  19. ^ Matthew Kelly (2005). The Rhythm of Life: Living Every Day with Passion and Purpose. Simon & Schuster. ISBN 0-7432-6510-6. 
  20. ^ Lee, Dong Yul; Park, Sung Hee; Uhlemann, Max R.; Patsult, Philip (June 2000). "What Makes You Happy?: A Comparison of Self-reported Criteria of Happiness Between Two Cultures". Social Indicators Research. 50 (3): 351–362. doi:10.1023/A:1004647517069. Diakses tanggal 2007-07-26. [pranala nonaktif permanen]
  21. ^ Social perspectives[pranala nonaktif permanen], ACM Digital Library
  22. ^ John Kultgen (1995). Autonomy and Intervention: Parentalism in the Caring Life. Oxford University Press US. ISBN 0-19-508531-0. 
  23. ^ a b c d George Cappannelli; Sedena Cappannelli (2004). Authenticity: Simple Strategies for Greater Meaning and Purpose at Work and at Home. Emmis Books. ISBN 1-57860-148-7. 
  24. ^ a b John G. West (2002). Celebrating Middle-Earth: The Lord of the Rings as a Defense of Western Civilization. Inkling Books. ISBN 1-58742-012-0. 
  25. ^ Rachel Madorsky (2003). Create Your Own Destiny!: Spiritual Path to Success. Avanty House. ISBN 0-9705349-4-9. 
  26. ^ A.C. Grayling. What is Good? The Search for the best way to live. Weidenfeld & Nicolson, 2003.
  27. ^ Lopez, Mike (September 22, 1999). "Episode III: Relativism? A Jedi craves not these things". The Michigan Daily. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-11. Diakses tanggal 2007-07-26. 
  28. ^ Lovatt, Stephen C. (2007). New Skins for Old Wine. Universal Publishers. hlm. The Meaning of Life. ISBN 1-58112-960-2. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-14. Diakses tanggal 2015-08-15. 
  29. ^ a b Raymond Kurzweil; Terry Grossman (2004). Fantastic Voyage: Live Long Enough to Live Forever [1]. Holtzbrinck Publishers. ISBN 1-57954-954-3.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan)
  30. ^ Bryan Appleyard (2007). How to Live Forever Or Die Trying: On the New Immortality. Simon & Schuster. ISBN 0-7432-6868-7. 
  31. ^ Cameron, Donald (2001). The Purpose of Life. Woodhill Publishing. ISBN 0-9540291-0-0. 
  32. ^ Nick Lane (2005). Power, Sex, Suicide: Mitochondria and the Meaning of Life. Oxford University Press. ISBN 0-19-280481-2. 
  33. ^ Kenneth M. Weiss; Anne V. Buchanan (2004). Genetics and the Logic of Evolution. Wiley-IEEE. ISBN 0-471-23805-8. 
  34. ^ Jennifer Ackerman (2001). Chance in the House of Fate: A Natural History of Heredity. Houghton Mifflin Books. ISBN 0-618-21909-9. 
  35. ^ Boyce Rensberger (1996). Life Itself: Exploring the Realm of the Living Cell. Oxford University Press. ISBN 0-19-512500-2. 
  36. ^ Chris Grau (2005). Philosophers Explore the Matrix. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-518107-4. 
  37. ^ John M. Cooper; D. S. Hutchinson (1997). Plato: Complete Works. Hackett Publishing. ISBN 0-87220-349-2. 
  38. ^ John E. Findling, Frank W. Thackeray (2001). Events That Changed the World Through the Sixteenth Century. Greenwood Press. ISBN 0-313-29079-2. 
  39. ^ Tenzin Gyatso, 14th Dalai Lama (1954). The Meaning of Life: Buddhist Perspectives on Cause and Effect. Doubleday. 
  40. ^ Ernest Joseph Simmons (1973). Tolstoy. Routledge. ISBN 0-7100-7395-X. 
  41. ^ Richard A. Bowell (2004). The Seven Steps Of Spiritual Intelligence: The Practical Pursuit of Purpose, Success and Happiness. Nicholas Brealey Publishing. ISBN 1-85788-344-6. 
  42. ^ John C. Gibbs; Karen S. Basinger; Dick Fuller (1992). Moral Maturity: Measuring the Development of Sociomoral Reflection. Lawrence Erlbaum Associates. ISBN 0-8058-0425-0. 
  43. ^ a b c Timothy Tang (2007). Real Answers to The Meaning of Life and Finding Happiness. iUniverse. ISBN 978-0-595-45941-4. 
  44. ^ Tyler T. Roberts (1998). Contesting Spirit: Nietzsche, Affirmation, Religion. Princeton University Press. ISBN 0-691-00127-8. 
  45. ^ Lucy Costigan (2004). What Is the Meaning of Your Life: A Journey Towards Ultimate Meaning. iUniverse. ISBN 0-595-33880-1. 
  46. ^ Steven L. Jeffers; Harold Ivan Smith (2007). Finding a Sacred Oasis in Grief: A Resource Manual for Pastoral Care. Radcliffe Publishing. ISBN 1-84619-181-5. 
  47. ^ David L. Jeffrey (1992). A Dictionary of Biblical Tradition in English Literature. Wm. B. Eerdmans Publishing. ISBN 0-8028-3634-8. 
  48. ^ Dana A. Williams (2005). "In the Light of Likeness-transformed": The Literary Art of Leon Forrest. Ohio State University Press. ISBN 0-8142-0994-7. 
  49. ^ Jerry Z. Muller (1997). Conservatism: An Anthology of Social and Political Thought from David Hume to the Present. Princeton University Press. ISBN 0-691-03711-6. 
  50. ^ Mary Nash; Bruce Stewart (2002). Spirituality and Social Care: Contributing to Personal and Community Well-being. Jessica Kingsley Publishers. ISBN 1-84310-024-X. 
  51. ^ Xinzhong Yao (2000). An Introduction to Confucianism. Cambridge University Press. ISBN 0-521-64430-5. 
  52. ^ Bryan S. Turner; Chris Rojek (2001). Society and Culture: Principles of Scarcity and Solidarity. SAGE. ISBN 0-7619-7049-5. 
  53. ^ a b Anil Goonewardene (1994). Buddhist Scriptures. Harcourt Heinemann. ISBN 0-435-30355-4. 
  54. ^ a b Luc Ferry (2002). Man Made God: The Meaning of Life. University of Chicago Press. ISBN 0-226-24484-9. 
  55. ^ a b c Eric G. Stephan; R. Wayne Pace (2002). Powerful Leadership: How to Unleash the Potential in Others and Simplify Your Own Life. FT Press. ISBN 0-13-066836-2. 
  56. ^ Dominique Moyse Steinberg (2004). The Mutual-aid Approach to Working with Groups: Helping People Help One Another. Haworth Press. ISBN 0-7890-1462-9. 
  57. ^ John Caunt (2002). Boost Your Self-Esteem. Kogan Page. ISBN 0-7494-3871-1. 
  58. ^ Ho'oponopono
  59. ^ Book of Mormon: Mosiah 2:17. March 1830. And behold, I tell you these things that ye may learn wisdom; that ye may learn that when ye are in the service of your fellow beings ye are only in the service of your God. 
  60. ^ Book of Mormon: Alma 32:32. March 1830. For behold, this life is the time for men to prepare to meet God; yea, behold the day of this life is the day for men to perform their labors. 
  61. ^ Holy Bible: Genesis 3:22. And the Lord God said, Behold, the man is become as one of us, to know good and evil... 
  62. ^ Holy Bible: Matthew 5:48. Be ye therefore perfect, even as your Father which is in heaven is perfect. 
  63. ^ Pearl of Great Price: Book of Moses 1:37-39. June 1830. And the Lord God spake unto Moses, saying: ... For behold, this is my work and my glory—to bring to pass the immortality and eternal life of man. 
  64. ^ "Teachings of Presidents of the Church: Lorenzo Snow". Lorenzo Snow. The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints. 2011 [1884]. hlm. 83. As man now is, God once was: As God now is, man may be. 
  65. ^ Book of Mormon: Alma 29:5. March 1830. Yea, and I know that good and evil have come before all men; he that knoweth not good from evil is blameless; but he that knoweth good and evil, to him it is given according to his desires, whether he desireth good or evil, life or death, joy or remorse of conscience. 
  66. ^ Book of Mormon: 2 Nephi 2:25. March 1830. Adam fell that men might be; and men are, that they might have joy. 
  67. ^ Pearl of Great Price: Book of Moses 5:11. June–October 1830. And Eve, his wife, heard all these things and was glad, saying: Were it not for our transgression we never should have had seed, and never should have known good and evil, and the joy of our redemption, and the eternal life which God giveth unto all the obedient. 
  68. ^ a b Thomas Patrick Burke (2004). The Major Religions: An Introduction with Texts. Blackwell Publishing. ISBN 1-4051-1049-X. 
  69. ^ a b (Kejadian 1:28)
  70. ^ (Mikha 6:8)
  71. ^ (Roma 8:20-21)
  72. ^ Di dalam Katekismus Singkat Westminster, pertanyaan pertama adalah: "Apakah tujuan akhir Manusia?", yang dijawab: "Tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia untuk selama-lamanya. "Katekismus Kecil Westminster". Diakses tanggal 2015-08-26. 
  73. ^ John Piper (2006). Desiring God. Multnomah Books. ISBN 1-59052-119-6. 
  74. ^ Z'ev ben Shimon Halevi (1993). The Work of the Kabbalist. Weiser. ISBN 0-87728-637-X. 
  75. ^ a b Michael Joachim Girard (2006). Essential Believing for the Christian Soul. Xulon Press. ISBN 1-59781-596-9. 
  76. ^ John T. Scully (2007). The Five Commandments. Trafford Publishing. ISBN 1-4251-1910-7. 
  77. ^ Holy Quran 51:56. Quranic Arabic Corpus. I created the jinn and humankind only that they might worship Me. 
  78. ^ Jaideva Singh (2003). Vijñanabhairava. Motilal Banarsidass. ISBN 81-208-0820-7. 
  79. ^ T. M. P. Mahadevan (1974). Philosophy: Theory and Practice (Proceedings of the International Seminar on World Philosophy). Centre for Advanced Study in Philosophy, University of Madras. 
  80. ^ a b (Matius 28:18-20) Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Harrison" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  81. ^ a b T. W. Mitchell (1927). Problems in Psychopathology. Harcourt, Brace & company, inc. 
  82. ^ scribe. Bible. 
  83. ^ Steven Dillon (2006). The Solaris Effect: Art and Artifice in Contemporary American Film. University of Texas Press. ISBN 0-292-71345-2. 
  84. ^ Raymond Aron (2000). The Century of Total War. Wisdom Publications. ISBN 0-86171-173-4. 
  85. ^ Man's Search for Meaning, Viktor Frankl. Beacon Press, 2006, ISBN 978-0-8070-1426-4
  86. ^ Benatar, David (2006). Better Never to Have Been - The Harm of Coming into Existence. Oxford University Press. hlm. 237. ISBN 0-19-929642-1. 
  87. ^ De Rújula, Alvaro (2018-07-26). The Fate of the Universe. Oxford University Press. hlm. 177–177. 

Pranala luar