Entong Santri Cilik
Entong Santri Cilik adalah sinetron yang ditayangkan di MNCTV.
Entong Santri Cilik | |
---|---|
Pembuat | MD Entertainment |
Negara asal | Indonesia |
Bahasa asli | Indonesia |
Jmlh. musim | 1 |
Jmlh. episode | 38 episode (daftar episode) |
Produksi | |
Produser eksekutif | Shania Punjabi |
Produser | Dhamoo Punjabi manoj Punjabi |
Lokasi produksi | Jakarta Selatan Depok Bogor |
Durasi | 60 menit (19:00 - 20:30 WIB) |
Rumah produksi | MD Entertainment MNC Pictures |
Distributor | MD Entertainment MNC Pictures Media Nusantara Citra |
Rilis asli | |
Jaringan | MNCTV |
Format gambar | 4:3 |
Rilis | Senin, 9 Maret 2015 – Minggu, 10 Mei 2015 |
Acara terkait | |
Emak Ijah Pengen ke Mekah Samson dan Dahlia Si Entong Entong (serial animasi) Entong Lagi |
Pemeran
- Rasyid Albuqhari sebagai Entong
- Rheina Maryana sebagai Maryam
- Ale Oday sebagai Ule
- Qheyla Zavyera Valendro sebagai Mimi Lemot
- Aisyah Syabila Fathiha sebagai
- Dicky Topan sebagai Topan
- Chacha sebagai Laila
- Adam Farrel sebagai Wowo
- Adi Bing Slamet sebagai Pak Ustad
- Vitta Mariana sebagai
- Mastur sebagai
- Ginanjar sebagai
- Daus Separo sebagai Sadeli
- Hafiz Salim sebagai
- Rita Hamzah sebagai Hajah
- Emmie Lemu sebagai Gembul
- Noval Kurnia sebagai
- Marchia Caroline sebagai
- Muria Tria sebagai
- Yanto Tampan sebagai
- Iwan Botak sebagai
- Mat Rozi sebagai Ustad Benny (4 episode)
Sinopsis
Cerita di mulai saat seorang ibu bernama MARYAM melahirkan bayi di bulan suro di bulan Muharam. Bulan di mana Allah menurunkan mujizat kepada para nabinya. MARYAM melahirkan bayi ajaib yang diberi nama ENTONG. Kelahiran ENTONG membuat tetangganya yang bernama MINAH menjadi sirik. MINAH bersama JAMILAH dan GEMBUL menyebarkan gossip bahwa MARYAM melahirkan anak jin. MINAH meyakini bahwa anak yang lahir di bulan Suro atau di bulan Muharam nantinya akan membawa kesialan dan dianggap sebagai anak jin. MARYAM yang sehari-hari berjualan ayam potong ternyata memiliki kepandaian dalam ilmu silat, dia pun marah saat dirinya di fitnah melahirkan anak jin.
Ketika ENTONG berusia 3 tahun, Allah SWT menunjukkan mujizat-Nya yang dahsyat, di mana ENTONG bisa membuat tulisan arab yang di kutip dari Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqoroh ayat satu dan ayat dua. Ketika usianya menginjak 5 tahun, ENTONG sudah mahir membaca Al-Qur’an, bahkan khatam Al-Qur’an. Minah semakin iri terhadap MARYAM yang melahirkan anak ajaib, dan meyakini bahwa itu adalah anak jin. Apalagi bapaknya ENTONG pergi disaat MARYAM baru hamil satu bulan. Selain itu ada juga Hj.KOMARIAH, orang kaya di kampung itu yang selalu ingin di anggap kaya, dan MAKMUR yang terobsesi ingin menjadi ustad terkenal. MAKMUR dan Hj.KOMARIAH memiliki anak yang bernama LAILA. LAILA ini kelak akan selalu memusuhi ENTONG.
Ketika menginjak usia 8 tahun, ENTONG semakin memperlihatkan kalau dirinya adalah anak ajaib. Apa yang di ucapkan olehnya kerap menjadi kenyataan. Orang-orang yang kerap bergunjing dan menjelek-jelekan dirinya dan MARYAM sering mengalami kesialan. Di usia yang baru 8 tahun, ENTONG sudah fasih memaknai setiap ayat di dalam Al-Qur’an. Sang Ustad merasa ENTONG adalah sumur ilmu yang datangnya dari Allah dan harus di gali. Karena itulah, Ustad ingin sekali menimba ilmu dari dalam diri ENTONG. ENTONG adalah Al-Qur’an berjalan, di mana setiap kata dan tindakannya selalu mencerminkan isi kandungan Al-Qur’an dan risalah nabi.
LAILA, WOWO, dan MIMI LEMOT adalah sekelompok anak-anak yang tidak suka dengan kelebihan yang dimiliki oleh ENTONG. Sementara itu, ENTONG memilih bersahabat dengan ULE dan TOPAN.
MARYAM sendiri bukanlah orang biasa, ia mewarisi ilmu olah batin dan silat yang diperoleh dari engkongnya ENTONG, Kong JIIH. MARYAM mengajari jurus-jurus silat kepada ENTONG, sebagai bekal kelak ENTONG dewasa membela diri.
ENTONG di anggap anak ajaib yang datang dari langit untuk menolong sesama. Bahkan ada yang datang kepadanya minta di obati dan minta doa. Namun ENTONG tetaplah anak kecil yang meluruskan sesuatu yang salah yang ada di kampungnya dengan cara anak kecil.
ENTONG bertekad suatu saat nanti ia bisa bertemu dengan bapak kandungnya yang meninggalkannya begitu saja.